30.06.2016 Views

Penghidupan Perempuan Miskin dan Akses Mereka terhadap Pelayanan Umum

297mj3Q

297mj3Q

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

100%<br />

Lainnya<br />

80%<br />

Rumah dukun bayi<br />

60%<br />

Praktik bi<strong>dan</strong> swasta<br />

40%<br />

Klinik swasta<br />

20%<br />

0%<br />

Total<br />

Deli<br />

Ser<strong>dan</strong>g<br />

Cilacap TTS Kubu<br />

Raya<br />

Pangkep<br />

Puskesmas/polindes<br />

Rumah sakit<br />

Rumah sendiri/keluarga<br />

Gambar 24. Pilihan sarana persalinan perempuan miskin<br />

Sumber: Hasil survei Tim Peneliti SMERU, 2014.<br />

Keterangan: Jumlah sampel adalah 919 perempuan.<br />

Banyak faktor yang menyebabkan tingginya tingkat persalinan di rumah. Salah satunya adalah<br />

sulitnya akses ke fasilitas kesehatan <strong>dan</strong> buruknya kualitas infrastruktur jalan. Sebagai contoh, luas<br />

wilayah desa di Kubu Raya yang tidak diimbangi sebaran fasilitas kesehatan yang merata <strong>dan</strong><br />

infrastruktur jalan yang memadai menyebabkan tingginya tingkat persalinan di rumah di Kubu<br />

Raya, yakni mencapai 82% (Error! Reference source not found.). Ini merupakan angka tertinggi<br />

bila dibandingkan dengan empat wilayah studi lainnya. Dibandingkan dengan desa‐desa di empat<br />

kabupaten studi lainnya, desa‐desa studi di Kubu Raya memiliki area yang jauh lebih luas,<br />

sementara jumlah fasilitas kesehatannya sangat minim.<br />

Guna mendorong persalinan di fasilitas kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten TTS menganjurkan<br />

pemerintah desa untuk menerapkan denda bagi persalinan yang tidak dilakukan di fasilitas<br />

kesehatan atau yang tidak dilakukan dengan bantuan tenaga kesehatan. Denda persalinan<br />

tersebut dikenakan kepada ibu yang melahirkan <strong>dan</strong> tenaga nonmedis yang membantu<br />

persalinan, masing‐masing sebesar Rp250.000. Berdasarkan wawancara mendalam, diketahui<br />

bahwa penerapan disinsentif tersebut diharapkan mampu meningkatkan kunjungan ke posyandu<br />

<strong>dan</strong> pelaksanaan persalinan di fasilitas kesehatan terdekat. Namun, pada kondisi tertentu, denda<br />

tersebut dapat membahayakan keselamatan ibu <strong>dan</strong> bayi (Lampiran 2).<br />

b) Penolong Utama Persalinan<br />

Sebagian perempuan miskin sudah melakukan persalinan dengan bantuan bi<strong>dan</strong>, tetapi masih ada<br />

cukup banyak perempuan miskin yang melakukan persalinan tanpa bantuan tenaga kesehatan<br />

(Error! Reference source not found.). Bahkan, di TTS terdapat 3% perempuan miskin yang<br />

melakukan persalinan tanpa bantuan siapa pun. Persalinan dengan bantuan dukun bayi biasanya<br />

dilakukan secara sengaja <strong>dan</strong> sudah direncanakan, tetapi ada juga yang tidak sengaja karena<br />

proses persalinannya mendadak sementara tenaga kesehatan belum datang. Kecuali di Kubu<br />

Raya, penolong utama persalinan di seluruh wilayah studi adalah bi<strong>dan</strong>. Di Kubu Raya, persalinan<br />

perempuan miskin dengan bantuan dukun bayi mencapai 68%. Kondisi ini selaras dengan<br />

tingginya persalinan di rumah yang mencapai 82% di Kubu Raya (Error! Reference source not<br />

found.).<br />

66<br />

The SMERU Research Institute

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!