Penghidupan Perempuan Miskin dan Akses Mereka terhadap Pelayanan Umum
297mj3Q
297mj3Q
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
umumnya keputusan untuk menggunakan kontrasepsi diambil oleh perempuan atau oleh<br />
pasangannya, atau oleh kedua pihak bersama‐sama. Namun, tidak jarang keputusan penggunaan<br />
kontrasepsi juga melibatkan pihak lain seperti orang tua ataupun bi<strong>dan</strong>.<br />
b) Jenis Kontrasepsi<br />
Jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan perempuan miskin adalah suntik. Seperti saat<br />
memutuskan penggunaan kontrasepsi, pemilihan jenis kontrasepsi juga tidak hanya melibatkan<br />
perempuan <strong>dan</strong> pasangannya, tetapi juga orang tua <strong>dan</strong> bi<strong>dan</strong>. Hasil survei menunjukkan bahwa<br />
dua alat kontrasepsi yang menjadi pilihan utama perempuan miskin adalah suntik (66%) <strong>dan</strong> pil<br />
(21%). Berdasarkan Susenas 2014, secara nasional mayoritas penduduk perempuan juga<br />
menggunakan suntik (60%) <strong>dan</strong> pil (22%) sebagai alat kontrasepsi. Suntik lebih banyak dipilih<br />
daripada pil karena suntik hanya dilakukan tiga bulan sekali, se<strong>dan</strong>gkan pil harus diminum setiap<br />
hari sehingga pengguna kontrasepsi berisiko lupa meminumnya. Sementara itu, kontrasepsi jenis<br />
implan, spiral, kondom, <strong>dan</strong> sterilisasi kurang diminati. Jenis‐jenis kontrasepsi tersebut baru dipilih<br />
saat ada bantuan pemasangan gratis, seperti yang ditemukan di Kubu Raya <strong>dan</strong> Deli Ser<strong>dan</strong>g.<br />
6.4.4 Peran LSM dalam Persoalan Kesehatan Reproduksi Ibu<br />
Di seluruh wilayah studi, hanya desa‐desa di Cilacap <strong>dan</strong> Pangkep yang menerima pendampingan<br />
<strong>dan</strong> pemberdayaan dari LSM lokal terkait kesehatan reproduksi ibu. Saat pendataan dilakukan,<br />
kegiatan pendampingan oleh Aisyiyah di Pangkep masih sebatas sosialisasi kesehatan reproduksi.<br />
Sementara itu, di Cilacap, kegiatan Aisyiyah sudah lebih banyak, seperti memberikan penyuluhan<br />
bagi para ibu <strong>dan</strong> memfasilitasi pemeriksaan kesehatan reproduksi.<br />
6.5 Kekerasan <strong>terhadap</strong> <strong>Perempuan</strong><br />
6.5.1 Intensitas <strong>dan</strong> Jenis Kekerasan yang Dialami <strong>Perempuan</strong><br />
Penelitian ini telah menggali infrormasi mengenai KDRT yang mungkin dialami oleh perempuan<br />
baik secara fisik, psikis, seksual, ataupun ekonomi. Berdasarkan FGD <strong>dan</strong> wawancara mendalam,<br />
kecuali di Kabupaten TTS, tidak banyak permasalahan KDRT ditemukan di wilayah studi. <strong>Umum</strong>nya<br />
aparat desa tidak benar‐benar mengetahui a<strong>dan</strong>ya KDRT di lingkungan mereka karena umumnya<br />
kasus‐kasus KDRT yang terjadi di masyarakat tidak dilaporkan kepada aparat desa. Masyarakat<br />
umum juga tidak banyak mengetahui permasalahan KDRT di lingkungannya karena kekerasan<br />
yang terjadi dalam suatu keluarga biasanya tidak diketahui oleh orang lain di luar keluarga<br />
tersebut. Salah satu penyebabnya adalah a<strong>dan</strong>ya anggapan bahwa KDRT merupakan masalah<br />
internal keluarga. Menurut Rahman (2010), kasus KDRT memang cenderung sulit diketahui<br />
masyarakat.<br />
Dari seluruh wilayah studi, TTS merupakan kabupaten dengan kasus KDRT <strong>terhadap</strong> perempuan<br />
yang paling tinggi. Di wilayah ini, KDRT juga cenderung bukan merupakan hal yang tabu untuk<br />
dibicarakan. Hasil diskusi penelitian Lindsay Stark dari Columbia University bersama UNICEF <strong>dan</strong><br />
Pemerintah Provinsi NTT pada 2010 menunjukkan bahwa TTS serta beberapa kabupaten lain di<br />
NTT (Kupang, TTU, <strong>dan</strong> Belu) memang memiliki jumlah kasus kekerasan <strong>terhadap</strong> perempuan <strong>dan</strong><br />
anak yang cukup tinggi, <strong>dan</strong> sebagian besar kasus tidak dilaporkan (Puskapa UI, 2010).<br />
Berdasarkan wawancara mendalam, di ketiga desa studi di TTS, KDRT merupakan hal yang sudah<br />
biasa terjadi di masyarakat (Lampiran 3 menyajikan salah satu contoh kasus KDRT). Biasanya KDRT<br />
yang dilakukan berupa kekerasan fisik <strong>dan</strong> verbal. Bagi masyarakat di TTS, kekerasan merupakan<br />
68<br />
The SMERU Research Institute