lpm (2)
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
LAPORAN KHUSUS<br />
TEKNOLOGI, TRANSPORTASI<br />
DAN EKONOMI<br />
Malang sebagai kota pendidikan dan<br />
kota wisata, begitulah gelar yang selalu<br />
disematkan untuk kota terbesar<br />
nomor dua di Jawa Timur ini. Setiap<br />
tahun penduduk kota Malang<br />
mengalami peningkatan populasi<br />
sekitar 1,58 persen. Data tersebut<br />
didapat melalui Dinas Kependudukan<br />
dan Catatan Sipil (Dispendukcapil)<br />
kota Malang. Pergerakan penduduk<br />
yang terus meningkat dari tahun ke<br />
tahun itu tentunya menjadikan peluang<br />
bisnis yang menggiurkan. Terutama bagi<br />
para pelaku transportasi. Kondisi seperti<br />
ini yang pada akhirnya banyak memunculkan<br />
berbagai sarana transportasi dari roda dua, tiga<br />
dan empat semacam ojek, becak dan angkutan<br />
kota, yang dewasa ini dikatagorikan sebagai<br />
transportasi konvensional.<br />
Sebagai kota yang menjanjikan prospek<br />
keuntungan jangka pendek dan jangka panjang. Tak<br />
pelak menjadikan para pelaku bisnis ingin<br />
memanfaatkan peluang ini sebagai upaya untuk<br />
mendongkrak perekonomian kota Malang. Salah<br />
satunya merambah pada ruang lingkup<br />
transportasi dengan sarana berbasis teknologi<br />
atau kerap disebut sebagai transportasi online,<br />
karena penggunan-nya yang menggunakan<br />
aplikasi gadget yang terhubung pada jaringan<br />
internet. Teknologi yang bergerak dinamis dan<br />
praktis merupakan solusi tepat untuk memikat<br />
kepercayaan dan kepuasan konsumen yang<br />
cenderung berjiwa trendi dan masa kini. Maka,<br />
perusahaan transportasi online sejenis grab, uber<br />
dan gojek mulai melakukan pendekatan sosialisasi<br />
kelembagaan kepada masyarakat untuk beralih<br />
menggunakan jasa yang ditawarkan. Hinga<br />
akhirnya, beroprasinya perusahaanperusahaan<br />
tersebut mulai mendapat<br />
tempat di masyarakat.<br />
Dilihat dari tingginya pengguna<br />
dan pemakai layanan jasa<br />
transportasi online, tentunya pangsa<br />
pasar yang dahulu dikuasai<br />
transportasi konven-sional pun<br />
mengalami penurunan yang cukup<br />
signifikan, hampir kisaran 50%<br />
mengalami skala penurunan<br />
pendapatan dan penumpang baik<br />
dari ojek pangkalan ataupun sejenis<br />
angkutan kota. Kondisi seperti ini yang memicu<br />
terjadinya polemik yang cukup menyita perhatian<br />
banyak pihak. Dilandasi ini pulalah para pelaku<br />
jasa transportasi konvensional yang dipelopori<br />
supir angkutan kota melakukan aksi turun jalan dan<br />
mogok kerja selama empat hari tepatnya pada 06<br />
s/d 09 Maret 2017. Mereka mengklaim selama ini<br />
tuntutannya terkait kehadiran transportasi online<br />
tidak begitu digubris bahkan terkesan diabaikan.<br />
Adapun tuntutan mendasar dari mereka adalah<br />
penonak-tifan secara permanen dan menyeluruh<br />
aplikasi transportasi online di kota Malang.<br />
Menurut mereka, Malang belum begitu<br />
membutuhkan transportasi berbasis online, sebab<br />
angkutan yang tersedia masih layak pakai dan<br />
mampu menjadi sarana transportasi penunjang<br />
bagi masyarakat. Kendati mereka sadar keinginan<br />
tersebut sangat sulit direalisasikan mengingat<br />
sistem operasional berbasis teknologi online<br />
memang sudah menjadi kebutuhan sekarang ini.<br />
Kemudian, atas pandangan tersebut melahirkan<br />
nota kesepahaman antara kedua kubu transportasi<br />
berkenaan tentang zona hak angkut penumpang<br />
dan barang. Zona-zona itu pada nantinya dijadikan<br />
MAJALAH MEI EDISI 1 NO XXIX<br />
11