lpm (2)
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ESSAY<br />
dikeluarkan. Atau mengambil sebuah peluang dari<br />
manfaat kecil yang diambil lewat tanggung jawab<br />
yang besar, kebanyakan itu terjadi pada jajaran<br />
birokrasi. Padahal korupsi merupakan tindakan<br />
penyelewengan kekuasaan publik untuk<br />
kepentingan tertentu. Bisa dikatakan ketamakan,<br />
moral yang kuat dan lingkungan organisasi menjadi<br />
faktor penyebabnya. Dampak-dampak yang<br />
ditimbulkan langsung kepada masyarakat dimana<br />
kemerdekaan mereka direnggut hanya untuk<br />
kemerdekaan pribadi. Dalam konteks ini dampak<br />
korupsi menimbulkan problem yang sangat besar.<br />
Deviasi pembangunan fasilitas yang berkaitan<br />
dengan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang<br />
menjadi faktor utama kebutuhan masyarakat<br />
menjadi rentan. Masyarakat menjadi kian permisif<br />
pada tindak korupsi. Korupsi dianggap hal yang<br />
lumrah dan menjadi suatu kebiasaan bagi proses<br />
ekonomi dan politik yang pada akhirnya akan<br />
meniadakan etos kompetisi. Hal ini seolah<br />
memperkuat anggapan bahwa siapa yang<br />
berkuasa dan mempunyai materi bisa mengatur<br />
segalanya termasuk merenggut kemerdekaan<br />
sosial masyarakat.<br />
Ketika konflik terjadi, maka ancaman<br />
disintegrasi nasional pun akan mudah terjadi.<br />
Walaupun bangsa Indonesia menyatakan<br />
kemerdekaannya, tetapi negara Indonesia masih<br />
banyak mengalami penjajahan dari dalam maupun<br />
luar. Sudah terbukti dengan segala hal yang<br />
mengganggu ketentraman bangsa Indonesia.<br />
Berbicara masalah integritas, maraknya kasus<br />
korupsi di negri ini sudah menjadi berita seharihari<br />
di berbagai media dan itu terjadi pada<br />
kebanyakan petinggi negara. Dari sedikit petinggi<br />
di negri ini yang mencoba menghempang korupsi<br />
adalah Ali Sadikin Mantan Gubernur DKI Jakarta<br />
yang populer disapa Bang Ali, memanfaatkan Pers<br />
dalam upaya memberantas korupsi khususnya di<br />
lingkungan Pemerintahan DKI Jakarta, di masa<br />
kepemimpinannya. Bang Ali kebingungan karena<br />
Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta hanya<br />
sekitar Rp 66 juta. Lalu apa yang bisa dilakukan<br />
dengan dana sekecil itu.<br />
Setelah mengumpulkan para staf, Bang Ali<br />
mendapat masukan : “Sebenarnya banyak sumber<br />
dana yang bisa diperoleh diantaranya dari<br />
perjudian yang sedang marak saat itu namun<br />
dikelola secara ilegal artinya para cukong hanya<br />
memanfaatkan oknum-oknum untuk<br />
mengamankan jalannya perjudian. Bagaimana<br />
perjudian dilegalkan saja, sehingga Pemerintah<br />
Daerah mendapat masukan secara resmi”.<br />
Ide ini sangat masuk akal bagi Bang Ali. Letnan<br />
Jendral Marinir ini kemudian berdialog dengan<br />
berbagai pihak, termasuk Kapolda dan Pangdam,<br />
sampai akhirnya mengumpulkan para cukong yang<br />
siap membayar retribusi secara resmi ke kas<br />
Pemprov DKI Jakarta. Maka perjudian pun<br />
dilegalkan di DKI Jakarta, dan pemasukan ke kas<br />
Pemda DKI mengalir deras, sehingga Bang Ali<br />
mampu mengubah perekonomian Jakarta saat itu<br />
menjadi lebih baik terutama di sektor pemasukan<br />
anggaran.<br />
Tentu saja ada resiko serius yang harus<br />
dipikirkan dan ternyata sudah dipikirkan Bang Ali<br />
yakni “korupsi jajaran Pemda yang selama ini<br />
mengelola uang dalam jumlah kecil, tiba-tiba<br />
melambung sekian besar, sudah barang tentu akan<br />
tergiur untuk melakukan penyimpangan”.<br />
Di saat yang sama, Adnan Buyung Nasution<br />
dan kawan-kawan mendirikan Yayasan Lembaga<br />
Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, dalam upaya<br />
mendampingi masyarakat menghadapi berbagai<br />
persoalan dengan Pemerintah DKI, termasuk soal<br />
penggusuran, dan sejenisnya. Di samping itu<br />
Gunawan Muhammad dan kawan-kawan juga<br />
mendirikan majalah Tempo.<br />
Seperti yang dituturkan Bambang Harymuerti,<br />
BangAli menjadi donatur LBH dan majalah Tempo.<br />
Padahal majalah Tempo sendiri, terus menyoroti<br />
persoalan di DKI, termasuk juga Adnan Buyung<br />
Nasution yang berhadapan langsung dengan<br />
Pemerintah DKI Jakarta.<br />
Logika sederhananya, masa sudah ikut<br />
membantu pendanaan justru mendapat sorotan<br />
dan kritikan dari yang dibantu. Justru di sinilah<br />
kecerdasan seorang Ali Sadikin. Bang Ali tidak<br />
MAJALAH MEI EDISI 1 NO XXIX<br />
27