14.05.2018 Views

lpm (2)

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

RESENSI<br />

Judul Film : Alif Lam Mim<br />

Sutradara : Anggy Umbara<br />

Produser : Arie Untung<br />

Pemeran : Cornelio Sunny, Abimana Aryasatya, Agus<br />

Kuncoro,Prisia Nasution, Tika Bravani,<br />

Cecep, Rahman, Donny Alamsyah, Verdi<br />

Solaiman, Tanta Ginting<br />

Peresensi<br />

: Latifatur Rochmah<br />

Film Alif Lam Mim bercerita tentang<br />

persahabatan tokoh Alif, Herlam dan Mimbo.<br />

Mereka tumbuh bersama di sebuah padepokan<br />

silat bernama Al-Ikhlas. Lebih tepatnya Pondok<br />

Pesantren Al-Ikhlas yang dipimpin oleh Kiai<br />

Mukhlis<br />

Walaupun sangat akrab, ketiganya memiliki<br />

cita-cita yang berbeda. Alif, bertekad untuk<br />

menjadi seorang aparat Negara yang dapat<br />

menegakkan hukum yang benar. Sedangkan<br />

Herlam (Lam) memilih untuk menyampaikan<br />

kebenaran lewat tulisan. Adapun Mimbo (Mim),<br />

memutuskan untuk mengabdikan kehidupannya<br />

sebagai seorang pengajar di Pondok Pesantren<br />

Al-Ikhlas. Meskipun jalan yang mereka pilih<br />

berbeda, akan tetapi mereka memiliki satu<br />

tujuan yang sama yaitu membela kebenaran<br />

dan memegang teguh idealisme.<br />

Singkat cerita, pada akhirnya mereka dapat<br />

mewujudkan cita-cita tersebut. Alif dapat<br />

bergabung sebagai penegak hukum dalam<br />

pasukan elit Detasemen 38: 80-83, Lam<br />

menjadi seorang Jurnalis di Libernesia, dan<br />

Mim mengabdi sebagai ustadz di Pondok<br />

Pesantren Al-Ikhlas.<br />

Film Futuristik: Jakarta 2036<br />

Kota Jakarta di tahun 2036, sungguh masih<br />

jauh dari bayangan kita. Mungkin akan ada<br />

banyak hal yang terjadi menjelang 20 tahun<br />

tersebut. Dalam film ini, tahun 2036<br />

digambarkan sebagai akhir dari perang saudara<br />

dan pembantaian kaum radikal di Revolusi<br />

tahun 2026. Negara kembali damai sehingga<br />

hak asasi manusia dipandang sebagai hal<br />

yang sangat penting. Bahkan hal ini terlihat<br />

dari keputusan pihak penegak hukum untuk<br />

mengilegalkan penggunaan peluru tajam.<br />

Aparat Negara hanya menggunakan peluru<br />

karet untuk melumpuhkan penjahat dan<br />

teroris. Mau tak mau, akhirnya mereka harus<br />

menguasai ilmu bela diri yang mumpuni untuk<br />

meningkatkan efektivitas penumpasan<br />

kejahatan.<br />

Film ini tercatat sebagai film laga futuristik<br />

pertama di Indonesia. Pada beberapa<br />

bagian dari film terlihat pemvisualisasian dari<br />

setting waktu dan lokasi yang cukup jeli.<br />

Contohnya terkait lingkungan Kota Jakarta di<br />

tahun 2036 dan aneka gadget yang mungkin<br />

akan digunakan di masa depan (hp dan<br />

kompter transparan, spy camera dari kontak<br />

lens). Begitu juga dengan penggambaran<br />

faham liberalisme yang berkembang di<br />

masyarakat. Ritual keagamaan yang mulai<br />

ditinggalkan karena dianggap kuno. Bahkan<br />

agama dicap sebagai pemicu kekerasan.<br />

Kelompok yang awalnya mayoritas, menjadi<br />

kelompok minoritas dimasa itu.<br />

Tekhnologi masa depan<br />

Film yang diambil dari sudut pandang di<br />

tahun 2036 ini menggambarkan betapa maju<br />

nya tekhnologi dimasa depan nanti. Dalam<br />

MAJALAH MEI EDISI 1 NO XXIX<br />

45

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!