10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

erat Timor-Timur pada tahun 1999 dan Tanjung Priok tahun 1984, dan<br />

sebuah Pengadilan HAM untuk kasus Abepura tahun 2000.<br />

Dalam ketiga pengadilan tersebut, sebagaimana disebutkan<br />

pada bagian atas, proses pengadilan bisa dikatakan gagal menghadirkan<br />

keadilan. Justru sejumlah inisiatif korban dan masyarakat sipil melalui<br />

17<br />

jalur pengadilan maupun upaya lainnya yang lebih maju.<br />

Demikian pula dengan berbagai penyelidikan yang telah<br />

dilakukan oleh Komnas HAM, diantaranya Kasus Trisaksi, Semanggi I<br />

dan II, Kasus Talangsari 1989, dan Kasus Penghilangan Paska 1997-<br />

1998 yang sampai sekarang belum ditindaklanjuti oleh Kejaksaan Agung<br />

dan Presiden. Sejumlah argumen dari Kejaksaan Agung untuk tidak<br />

menindaklanjuti hasil penyelidikan Komnas HAM diantaranya untuk<br />

pelanggaran HAM yang terjadi sebelum tahun 2000 belum ada<br />

rekomendasi dari DPR dan masih ada berbagai hal yang harus dilengkapi<br />

18<br />

oleh Komnas HAM.<br />

Namun, alasan-alasan Kejaksaan Agung tidak konsisten.<br />

Misalnya, dalam perkara Penghilangan Paksa Tahun 1997-1998 yang<br />

telah mendapatkan rekomendasi DPR untuk membentuk Pengadilan<br />

HAM adhoc tidak dilaksanakan hingga saat ini. Padahal, pada 28 Oktober<br />

2009, DPR merekomendasikan kepada Presiden untuk membentuk<br />

19<br />

Pengadilan HAM adhoc untuk kasus Penghilangan Paksa 1997-1998.<br />

Presiden juga hingga kini belum menerbitkan keputusan untuk adanya<br />

20<br />

pengadilan HAM ad hoc untuk peristiwa tersebut.<br />

B. Pelanggaran HAM yang Berat: Pengalaman Internasional dan<br />

Berbagai Negara<br />

Banyak negara telah melakukan penyelesaian kejahatan masa lalunya<br />

dengan metode yang bermacam-macam. Negara-negara tersebut<br />

cenderung pada mulanya dipimpin oleh rezim pemerintahan yang<br />

17. Lihat catatan Elsam, ”Pemetaan Singkat Kebijakan Reparasi dan Implementasinya di Indonesia”, 3<br />

Oktober 2011. Lihat juga, Zainal Abidin, ”Jalan Berliku Meraih Keadilan”, Bulletin Asasi, Elsam, edisi<br />

Januari-Februari 2012. Dokumen dapat diakses di www.elsam.or.id<br />

19. Mengenai perdebatan tentang Pembentukan Pengadilan HAM dapat dilihat dalam Jurnal Dignitas,<br />

”HAM dan Realitas Transisional”, Elsam, 2011.<br />

20. Terdapat 4 rekomendasi dari DPR yaitu yaitu pembentukan Pengadilan HAM ad hoc untuk menangani<br />

kasus orang hilang, memberikan kompensasi kepada keluarga korban, pencarian 13 orang hilang yang<br />

belum ditemukan dan ratifikasi Konvensi HAM PBB tentang penghilangan orang secara paksa. Lihat<br />

juga Kertas Posisi Keadilan Transisional, ”Menyangkal Kebenaran, Menunda Keadilan: Berlanjutnya<br />

Penyangkalan Negara atas Hak-Hak Korban, Mandegnya Penuntasan Kasus Penghilangan Orang secara<br />

Paksa Periode 1997-1998”, Elsam, 17 Februari 2011. Lihat juga ASASI, ”Penghilangan Paksa 1997-1998:<br />

Rekomendasi Tanpa Atensi, Edisi November-Desember 2011. Dokumen dapat diakses di<br />

www.elsam.or.id<br />

55<br />

dignitas<br />

Volume VIII No. 1 Tahun 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!