10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DISKURSUS<br />

Penanganan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu<br />

Kesimpulan<br />

Pada prinsipnya, masalah penanganan pelanggaran HAM masa lalu, kini<br />

dan mendatang, selain harus ada payung hukum yang jelas dan tegas,<br />

juga harus ada kemauan politik yang kuat segenap elemen, terutama<br />

kalangan pemerintah, parlemen, parpol, dan kekuatan masyarakat sipil.<br />

Sebenarnya momentum penanganan pelanggaran HAM masa<br />

lalu momentumnya adalah di awal-awal reformasi, atau katakanlah era<br />

Presiden B.J. Habibie dan Presiden Abdurrahman Wahid atau Presiden<br />

Megawati Sukarnoputri. Namun sayang momentum itu dilewatkan<br />

begitu saja. Ibarat baja yang pada masa itu sedang mencair maka dengan<br />

lewatnya momentum tersebut besi baja telah mengeras kembali dan<br />

hilanglah momentum yang sangat strategis tersebut.<br />

Sekarang, tentunya gagasan dan spirit yang terkandung dalam<br />

KKR itu harus tetap ada dan terus diupayakan untuk dilaksanakan.<br />

Namun dengan catatan bahwa upaya ini harus didukung dengan<br />

kemauan kuat oleh semua pihak sebagaimana tersebut di atas untuk<br />

menyelesaikannya dengan memproses pelanggaran-pelanggaran yang<br />

terjadi terlepas dari apakah nanti dimaafkan atau dihukum, kesemuanya<br />

diserahkan pada proses yang yang nanti akan berjalan dan berlaku.<br />

Semua harus dilakukan dengan pasti dan ketegasan yang cukup.<br />

Kalau bunyinya dimaafkan tentu harus diterima, kalau harus dihukum<br />

juga harus dilaksanakan. Inilah model yang dapat kita lakukan. Untuk<br />

melakukan itu, perlu juga kita berani keluar dari jebakan-jebakan<br />

dogmatis.<br />

Setelah itu semua dilakukan, kita mesti tutup buku, dan<br />

membuka lembaran baru agar semua bisa diselesaikan dengan baik.<br />

Tanpa itu, sulit rasanya mencari jalan keluar, dan ke depan akan terus<br />

menerus terjadi perdebatan mengenai penanganan pelanggaran di masa<br />

lalu tanpa ada titik temu dan penyelesaian.<br />

Dalam konteks dan perspektif ini maka perlu dirintis kembali<br />

upaya legislasinya dengan berpedoman pada Ketetapan MPR No<br />

V/MPR/2000 yang dinyatakan sebagai masih berlaku. Apalagi menurut<br />

UU No. 12 tahun 2011, Ketetapan MPR kembali masuk dalam tata urut<br />

peraturan perundangan sehingga Tap MPR menjadi sumber hukum<br />

formal.<br />

Kita perlu merintis kembali pembentukan UU tentang Komisi<br />

Kebenaran dan Rekonsiliasi yang lebih baik dengan mengoreksi dan<br />

84

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!