02.06.2013 Views

ACEH_03378

ACEH_03378

ACEH_03378

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ada dalam semua bahasa.<br />

Dalam melakukan pekerjaan, sesuai dengan tumpuan pokok di atas, Team<br />

selalu berkonsultasi dengan penerjemah. Apabila diyakini ada kata atau kalimat<br />

yang perlu diubah, maka Team meminta beliau sendiri yang menukar kata atau<br />

kalimat (bait) tersebut.<br />

Bermanfaat disebutkan, dalam pertemuan (diskusi) antara Tgk. H. Mahjiddin<br />

Jusuf dengan Team Penyunting terasa kesungguhan dan penguasaan penerjemah<br />

terhadap hasil pekerjaannya. Terkesan sekali bahwa beliau menguasai bahasa Arab<br />

dan Bahasa Aceh secara berimbang, serta isi dari buku rujukan yang digunakan<br />

terutama kitab tafsir karangan Ibnu Katsir yang sudah disebutkan di atas tadi.<br />

Dalam beberapa hal, berhubung belum tuntas atau tidak memuaskan dalam tafsir<br />

ini beliau menyebutkan dua tafsir lainnya Al-Kasysyaf dan Ath-Thabariy sebagai<br />

rujukan seperti telah disebutkan di atas tadi. Penerjemah juga menjelaskan bahwa<br />

beliau dalam menerjemahkan berusaha menangkap isi teks lebih dahulu baru<br />

kemudian menformulasikannya ke dalam Bahasa Aceh yang bersajak (hikayat).<br />

Barangkali tidak terlalu berlebihan sekiranya dikatakan bahwa beliau melakukan<br />

penerjemahan secara idiomatis.<br />

Bentuk hikayat dalam Bahasa Aceh adalah karangan puitis yang setiap baris<br />

terdiri dari sepuluh suku kata dan pada akhir baris ada persamaan bunyi. Biasanya<br />

baris-baris tersebut ditulis bergandengan dan tidak dipisahkan kepada bait-bait.<br />

Oleh penyunting baris-baris ini ditulis tidak lagi bergandengan, tetapi dipisahkan<br />

ke dalam bait-bait yang terdiri dari empat-empat baris. Karena hal tersebut maka<br />

bait terakhir pada akhir surat kadang-kadang hanya terdiri dari dua baris.<br />

Dari segi lain, sekiranya terjemahan ini dibaca oleh orang yang memahami<br />

makna al-Qur'an, insya Allah akan merasakan kebebasan penerjemah dalam<br />

menuang pesan yang terdapat dalam bahasa asli ke dalam bahasa sasaran.<br />

Sebagaimana akan ada kesan penulis relatif berupaya juga melakukan terjemahan<br />

yang bukan sekedar memberikan informasi, tetapi terjemahan yang dapat<br />

mempengaruhi emosi pembaca, seperti berusaha mendekatkan makna terjemahan<br />

dengan latar budaya dan lingkungan pembacanya. Karena hal inilah maka pada<br />

akhirnya Penerjemah dan Team Penyunting sepakat memberi judul kitab terjemahan<br />

ini dengan AL-QUR'AN AL-KARIM DAN TERJEMAHAN BEBAS BERSAJAK<br />

DALAM BAHASA <strong>ACEH</strong>. Beberapa usul lain, seperti Terjemahan al-Qur'an<br />

Berwajah Hikayat atau Terjemahan Puitis dalam Bahasa Aceh atau Terjemahan<br />

al-Qur'an Lam Bahasa Aceh dikesampingkan karena dirasa kurang pas.<br />

Mengenai perluasan atau tambahan makna (tafsir) yang diberikan<br />

penerjemah, barangkali bisa dilihat langsung sejak surat al-Fatihah. Sedang contoh<br />

untuk yang lainnya dapat disebutkan sebagai berikut.<br />

Terjemahan ayat 106 - 108 surat Ali Tmran,<br />

106. Bak uwe dudoe nyang puteh muka<br />

Ngon itam muka dua kaphilah<br />

xiv

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!