22.11.2014 Views

Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dilenyapkan dengan pengertian benar. Keterikatan ini mencakup keterikatan<br />

pada 6 indera & objek-objek 6 indera. Salah satu dari objek keenam indera<br />

adalah ide. Dengan demikian, seorang Buddhis seharusnya tidak terikat pada<br />

ide-ide yang tidak membawa ke TUJUAN.<br />

Keterikatan dapat mengambil dua bentuk. Yang satu: menariknya<br />

(suka). Yang satunya lagi: mendorongnya (benci). Begitu pula dengan<br />

konsep Tuhan. Seseorang bisa terikat dengannya bukan hanya dengan<br />

mempercayai keberadaannya (tidak menyukai mereka yang tidak percaya),<br />

tetapi dapat juga dengan mempercayai ketidakberadaannya (tidak menyukai<br />

mereka yang percaya). Dua-duanya adalah termasuk keterikatan dalam<br />

definisi Buddhis.<br />

Tentunya ada tidaknya Sang Pencipta yang disebut tuhan itu<br />

bukanlah hal yang akan membawa ke Tujuan. Dengan kata lain, Tujuan hanya<br />

dapat dicapai oleh usaha sendiri. Adanya tuhan atau tidak bukanlah hal yang<br />

relevan. Jangankan pertanyaan tentang tuhan, pertanyaan seperti apakah<br />

Buddha tiada, masih ada, tiada sekaligus juga masih ada, bukan tiada maupun<br />

masih ada setelah parinibbâna juga bukanlah hal yang relevan. Pertanyaan<br />

yang tak relevan seperti inilah yang tak dijawab oleh Buddha karena jelas<br />

tidak bermanfaat [MN 63].<br />

Penjelasan yang sangat bagus oleh Buddha dapat dibaca di<br />

Alagaddupama Sutta [MN 22]. Buddha memberikan perumpamaan rakit<br />

kepada kita, yakni kata Buddha : Dhamma ini bagaikan rakit yang hanya<br />

patut kita pakai untuk menyeberangi pantai seberang (Nibbâna). Setelah tiba<br />

di pantai seberang, rakit ini juga patut kita tinggalkan (lepaskan). Kemudian<br />

Buddha berkata, “Jadi hal-hal yang bersangkutan dengan Dhamma juga patut<br />

kalian lepaskan (pada akhirnya), apalagi hal-hal yang tidak bersangkutan<br />

dengan Dhamma?” Jadi seperti judul buku ini yang memperumpamakan<br />

Dhamma bagaikan rakit tersebut, kita juga hanya patut menggunakan<br />

Dhamma (rakit) ini untuk menyeberang, bukan untuk menciptakan ide-ide<br />

34

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!