22.11.2014 Views

Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta

Download PDF (8.7 MB) - DhammaCitta

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

A. Keterikatan mulia pada Dhamma<br />

Seperti yang telah disebutkan, Buddha menasihati kita untuk<br />

menggunakan Dhamma ini selayaknya seseorang menggunakan rakit. Yakni<br />

kita seharusnya hanya menggunakan Dhamma ini untuk menyeberangi<br />

pantai seberang (Nibbâna), bukan untuk hal-hal lainnya, seperti untuk<br />

mencari perdebatan, permusuhan, kemahsyuran, bahkan bukan untuk<br />

sekedar menjadi seorang ahli Dhamma (yang masih belum mencapai pantai<br />

seberang). Buddha menyuruh kita untuk melepaskan rakit tersebut setelah<br />

tiba di pantai seberang.[MN 22].<br />

Tetapi orang-orang bertanya, “Bukankah dengan berkeyakinan<br />

terhadap ajaran Buddha (melatih diri sesuai dengan Dhamma) itu juga<br />

termasuk keterikatan?” Benar! Tapi keterikatan semacam ini tidak dapat<br />

dikatakan tak pantas. Karena keterikatan tersebut bertujuan untuk<br />

mengurangi keterikatan lebih lanjut. Dalam perumpamaan rakit di atas, kalau<br />

kita tidak terikat dulu pada rakit itu, maka kita akan tenggelam. Jadi kita hanya<br />

terikat pada rakit itu untuk membawa kita ke pantai seberang yang aman.<br />

Marilah kita mempelajari ulang nasihat Bhante Ânanda mengenai hal<br />

ini. Pernah seorang bertanya kepada Bhante Ânanda, "Apakah mungkin<br />

keinginan (keterikatan) tertentu dapat melenyapkan (segala) keinginan<br />

(keterikatan)?"<br />

Bhante Ânanda menjelaskan demikian [SN 51.15]:<br />

Bagaikan seseorang yang berkeinginan untuk pergi ke taman, maka<br />

55

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!