Demi Keadilan: Catatan 15 Tahun Elsam Memperjuangkan HAM
Demi Keadilan: Catatan 15 Tahun Elsam Memperjuangkan HAM
Demi Keadilan: Catatan 15 Tahun Elsam Memperjuangkan HAM
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Indonesia. Setelah pengumuman itu, terjadilah kerusuhan dan<br />
pembumihangusan di daerah tersebut.<br />
Masyarakat nasional maupun internasional sangat prihatin dengan situasi yang<br />
terjadi di Timor Timur. Bahkan Komisi Hak Asasi Manusia PBB di Geneva pada<br />
tanggal, 23–27 September 1999 menyelenggarakan sesi khusus mengenai situasi<br />
di Timor Timur. Sesi khusus tersebut adalah yang keempat diadakan sejak komisi<br />
ini dibentuk 50 tahun yang lalu. Ini menunjukkan betapa seriusnya penilaian<br />
dunia internasional terhadap masalah pelanggaran hak asasi manusia di Timor<br />
Timur. Special Session tersebut mengeluarkan Resolusi 1999/S-4/1 yang<br />
menuntut kepada Pemerintah Indonesia agar antara lain: dalam kerja sama<br />
dengan Komnas <strong>HAM</strong> menjamin bahwa orang-orang yang bertanggung jawab<br />
atas tindak kekerasan dan pelanggaran sistematis terhadap hak asasi manusia<br />
akan diadili.<br />
Resolusi tersebut juga meminta kepada Sekjen PBB untuk membentuk komisi<br />
penyelidik internasional dengan komposisi anggota yang terdiri dari ahli-ahli<br />
dari Asia, dan bekerja sama dengan Komnas <strong>HAM</strong> Indonesia, serta mengirimkan<br />
pelapor khusus tematik ke Timor Timur. Untuk merespon insiden di Timor<br />
Timur, Komnas <strong>HAM</strong> membentuk Komisi Penyelidik Pelanggaran <strong>HAM</strong> (KPP-<br />
<strong>HAM</strong>) di Timor Timur pada tanggal 22 September 1999. Mandatnya adalah<br />
mengumpulkan fakta, data dan informasi tentang pelanggaran hak asasi manusia<br />
di Timor Timur yang terjadi sejak Januari 1999 sampai dikeluarkannya<br />
Penetapan MPR pada bulan Oktober 1999 yang mengesahkan hasil jajak<br />
pendapat. 7<br />
Hasil penyelidikan Komnas <strong>HAM</strong> itu ditindaklanjuti dengan penuntutan<br />
terhadap orang-orang yang terlibat dalam pelanggaran <strong>HAM</strong> di Timor Timur.<br />
Sebelum Kejaksaan Agung memulai penyidikannya, Jaksa Agung Marzuki<br />
Darusman meminta LSM terlibat sebagai tim ahli. Salah satunya adalah dari<br />
<strong>Elsam</strong>. 8 “LSM itu kita anggap sebagai pakar (tim pakar)," kata Jaksa Agung<br />
Marzuki Darusman. Hasil itu kelar awal tahun 2001 dan mulai diadili di<br />
Pengadilan <strong>HAM</strong> ad hoc pada 21 Februari 2001. <strong>Elsam</strong> melakukan monitoring<br />
secara intensif saat persidangan berlangsung. 9<br />
Usai persidangan, <strong>Elsam</strong> membuat laporan sangat komprehensif tentang<br />
pelaksanaan pengadilan terhadap para pelanggar <strong>HAM</strong> tersebut. 10 Dalam<br />
7 Ringkasan Eksekutif Laporan Penyelidikan Pelanggaran <strong>HAM</strong> di Timor Timur, Jakarta, 31 Januari 2000.<br />
Penyelidikan dikhususkan pada kemungkinan terjadinya genosida, pembunuhan massal, penganiayaan,<br />
pemindahan paksa, kejahatan terhadap perempuan dan anak-anak serta politik bumi hangus. KPP <strong>HAM</strong><br />
juga bertugas menyelidiki keterlibatan aparatur negara dan atau badan-badan lain. Masa kerja KPP <strong>HAM</strong><br />
terhitung sejak 23 September 1999 sampai akhir Desember 1999, yang kemudian diperpanjang hinga 31<br />
Januari 2000 dengan SK Ketua Komnas <strong>HAM</strong> No.857/TUA/XII/99 tanggal 29 Desember 1999.<br />
8 Harian Kompas, “Tiga LSM Dilibatkan dalam Tim Penyidik KPP <strong>HAM</strong> Timtim”, 18 Maret 2000.<br />
9 Selain melakukan monitoring, <strong>Elsam</strong> juga memfasilitasi pelatihan hakim ad hoc <strong>HAM</strong> tentang unsurunsur<br />
tindak pidana pelanggaran <strong>HAM</strong> berat dan pertanggungjawaban komando.<br />
10 Hasil monitoring atas pengadilan ad hoc <strong>HAM</strong> Timor Timur diterbitkan <strong>Elsam</strong> dalam publikasi-publikasi<br />
<strong>Elsam</strong>, seperti buletin Asasi, briefing paper, jurnal Dignitas, dan buku.<br />
33