05.05.2015 Views

Demi Keadilan: Catatan 15 Tahun Elsam Memperjuangkan HAM

Demi Keadilan: Catatan 15 Tahun Elsam Memperjuangkan HAM

Demi Keadilan: Catatan 15 Tahun Elsam Memperjuangkan HAM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kembali diperiksa untuk yang ketiga kalinya. Itu pemeriksaan terakhir di polisi<br />

sebelum akhirnya berujung ke pengadilan.<br />

Dalam kasus ini, <strong>Elsam</strong> menjadi pengacara LB Dingit, mulai dari kasusnya di<br />

proses di pengadilan negeri sampai ke Mahkamah Agung. 7 Dalam sidang di<br />

pengadilan tingkat pertama, tahun 1997, majelis hakim yang diketuai Andi<br />

Samsan Nganro menyatakan LB Dingit bebas murni karena ia tidak dianggap<br />

melakukan tindak kejahatan. Jaksa melakukan kasasi ke Mahkamah Agung.<br />

Bersama Komite <strong>HAM</strong> Kaltim dan Lembaga Bela Pujijaji, <strong>Elsam</strong> menyusun<br />

memori kasasi. Ternyata LB Dingit malah dihukum percobaan. Putusan kasasi<br />

itu akhirnya diterima dan tak dilawan secara hukum melalui peninjauan kembali<br />

karena LB Dingit tidak perlu menjalani hukuman.<br />

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) ikut membantu advokasi kasus ini dengan<br />

menominasikannya untuk memperoleh Golden Award dari Amerika karena LB<br />

Dingit ini dianggap melakukan proteksi lingkungan. Usaha ini membuahkan<br />

hasil. Pada 19 April 1997, L.B. Dingit dinyatakan sebagai salah seorang peraih<br />

penghargaan internasional bidang lingkungan, the Goldman Environmental<br />

Prize bersama enam tokoh lainnya dari enam benua di dunia.<br />

Soal alasan penghargaan ini, panitia penyelenggara Goldman Award<br />

menyatakan, Dingit dinilai sangat peduli terhadap kelestarian hutan. 8<br />

Kepedulian itu antara lain diwujudkannya dengan jalan mendirikan lembaga<br />

lingkungan hidup Sempakat Jato Rempengan yakni sebuah lembaga swadaya<br />

masyarakat yang bertujuan melestarikan lingkungan hidup.<br />

Kasus-kasus Politik. Kasus-kasus politik yang cukup marak di masa Orde<br />

Baru biasanya dipicu oleh sikap berbeda terhadap pilihan. Sistem yang otoriter<br />

membuat perbedaan pandangan dan sikap politik dengan mudah dicap sebagai<br />

kejahatan. Inilah yang dialami aktivis Partai Komunis Indonesia, H.R. Darsono<br />

pada tahun 1985, aktivis AJI tahun 1995, dan aktivis Partai Rakyat Demokratik<br />

tahun 1996. Orde Baru bukannya menolerir perbedaan pandangan yang<br />

sebenarnya dilindungi konstitusi sebagai kebebasan menyatakan pikiran dan<br />

pendapat, tapi justru diadili dan diperlakukan seperti pelaku kriminal.<br />

Orde Baru, dengan kekuasaannya yang kooptatif, menjadikan lembaga peradilan<br />

sebaga alat untuk menghukum musuh-musuh politiknya. Peradilan, yang<br />

seharusnya menjadi penyeimbang kekuasaan eksekutif, benar-benar tak<br />

berfungsi di bawah Orde Baru. Akhirnya, pengadilan tak lebih hanya cara<br />

pemerintah untuk melegalkan semua tindakannya untuk membungkam dan<br />

7 Dalam kasus Dingit ini, <strong>Elsam</strong> juga pernah berkirim surat kepada Gubernur Kalimantan Timur, 18<br />

September 1994. <strong>Elsam</strong> meminta agar Kepolisian Daerah Kaltim untuk menghentikan proses pemeriksaan<br />

terhadap anggota masyarakat Jelmu Sibak yang tergabung dalam SJR dan meminta polisi untuk<br />

menindaklanjuti pengaduan masyarakat soal penyerobotan tanah milik masyarakat adat Jelmu Sibak oleh<br />

PT Hutan Mahligai.<br />

8 Harian Suara Pembaruan, “LB Dingit, Penerima Goldman Prize Pernah Diperiksa Polda Kaltim<br />

Samarinda”, 21 April 1997.<br />

42

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!