Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005Bahan BacaanMateri : Komnas HAMberat di Timor Timur menjadi perdebatansehubungan dengan adanya Pasal 28 IUndang-Undang Dasar 1945 yangmerupakan hasil dari amendemen keduaatas UUD 1945 yang berbunyi : “…tidakdapat diadili atas dasar peraturan hukum yangberlaku surut…”. Selain itu, asas ini jugadinilai melanggar asas non-retroactive yangmenjadi asas hukum internasional. Menurutpendapat saya, asas retroactive tersebut bisadiberlakukan guna memutus rantaiimpunitas dan menuntutpertanggungjawaban pihak yang terbuktimelakukan pelanggaran hak asasi manusiake pengadilan. Adapun yang menjadiargumen saya kenapa asas retroactivetersebut bisa diberlakukan adalah :• Dalam sistem hukum di Indonesiadiatur adanya asas lex specialistderogat lex generalis, yaitu suatu asasdimana suatu peraturan hukum yangbersifat khusus dapat menderogat suatuperaturan hukum yang bersifat umum.Dalam hal ini UUD 1945 meskipunsebagai sumber hukum yang lebihtinggi dari undang-undang adalahmerupakan suatu peraturan hukumyang bersifat umum, sehinggaperaturan tersebut dapat diderogat olehperaturan hukum yang ada dibawahnyayaitu UU No. 26 Tahun 2000 yangmengatur secara khusus asas retroactive.• Dalam penjelasan atas Pasal 4 UndangundangNomor 39 Tahun 1999 tentangHak Asasi Manusia menyebutkan “Hakuntuk tidak dituntut atas dasar hukum yangberlaku surut dapat dikecualikan dalam halpelanggaran berat terhadap hak asasimanusia yang digolongkan ke dalamkejahatan terhadap kemanusiaan”.Undang-undang tersebut memangmasih berada di bawah UUD 1945, akantetapi saya hanya ingin menunjukkanbahwa sebenarnya asas non-retroaktiftersebut dapat dikecualikan untukkasus pelanggaran hak asasi manusiayang berkategori berat. Dalam tataperadaban internasional, tindak pidanakejahatan terhadap kemanusiaan adalahtindakan yang paling serius danmenjadi musuh bagi umat manusia(hostis humanis generis). Oleh karena itutindak pidana kejahatan terhadapkemanusiaan harus ditindaklanjutidengan upaya pengusutan danpenghukuman.• Adanya International Customary Law,dimana dalam hukum International asasretroactive tersebut bisa diberlakukan diNuremberg Tribunal, Tokyo Tribunal,International Criminal Tribunal forFormer Yugoslavia dan InternationalCriminal Tribunal for Rwanda. Keempatperadilan internasional tersebutdibentuk untuk mengadili para pelakupelanggaran hak asasi manusia yangterjadi sebelum lahirnya pengadilantersebut.Pada kenyataanya bahwa perdebatantersebut telah berhasil diakhiri dengan telahberlangsungnya Pengadilan HAM ad hocuntuk mengadili para pelaku danpenanggung jawab atas pelanggaran hakasasi manusia yang terjadi di Timor Timur,walaupun hasilnya tidak seperti yang kitaharapkan.Pengadilan HAM bertugas dan berwenangmemeriksa dan memutus perkarapelanggaran hak asasi manusia yang beratmeliputi :1. Kejahatan Genosida. Kejahatangenosida adalah setiap perbuatan yangdilakukan dengan maksud untukmenghancurkan atau memusnahkanseluruh atau sebagian kelompokbangsa, ras, kelompok etnis, kelompokagama dengan cara : membunuhanggota kelompok; mengakibatkanpenderitaan fisik atau mental yang beratterhadap anggota-anggota kelompok;Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM 11
Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005Bahan BacaanMateri : Komnas HAMmenciptakan kondisi kehidupankelompok yang akan mengakibatkankemusnahan secara fisik baik seluruhatau sebagiannya; memaksakantindakan-tindakan yang bertujuanmencegah kelahiran di dalamkelompok; atau memindahkan secarapaksa anak-anak dari kelompok tertentuke kelompok lain.2. Kejahatan terhadap Kemanusiaan.Kejahatan terhadap kemanusiaanadalah salah satu perbuatan yangdilakukan sebagai bagian dari seranganyang meluas (widespread) atau sistematikyang diketahuinya bahwa serangantersebut ditujukan secara langsungterhadap penduduk sipil berupa :pembunuhan;pemusnahan;perbudakan; pengusiran ataupemindahan penduduk secara paksa;perampasan kemerdekaan atauperampasan kebebasan fisik lain secarasewenang-wenang yang melanggarasas-asas ketentuan pokok hukuminternasional; penyiksaan; perkosaan,perbudakan seksual, pelacuran secarapaksa, pemaksaan kehamilan,pemandulan atau sterilisasi secarapaksa atau bentuk-bentuk kekerasanseksual lain yang setara; penganiayaanterhadap suatu kelompok tertentu atauperkumpulan yang didasari persamaanpaham politik, ras, kebangsaan, etnis,budaya, agama, jenis kelamin ataualasan lain yang telah diakui secarauniversal sebagai hal yang dilarangmenurut hukum internasional;penghilangan orang secara paksa; ataukejahatan apartheid.Apabila diperhatikan mengenai bentukpelanggaran hak asasi manusia yang beratsebagaimana tersebut diatas adalah samaseperti halnya kejahatan pelanggaran hakasasi manusia yang diatur di dalam StatutaRoma. Dengan adanya persamaan tersebut,maka dapat dikatakan bahwa UndangundangNomor 26 Tahun 2000 tersebut telahmengadopsi beberapa ketentuan yang adadi dalam Statuta Roma. Yang menjadiperbedaan bahwa di dalam Statuta Romamempunyai jurisdiksi bukan terbatas padakejahatan genosida dan kejahatan terhadapkemanusiaan saja, akan tetapi termasuk jugakejahatan perang dan agresi. 5Yang menjadi subyek hukum dariPengadilan HAM ini adalah setiap orangbaik sipil, polisi maupun militer yangbertanggung jawab secara individual.Prinsip pertanggungjawaban secaraindividu ini bukan hanya diakui di dalamInternational Tribunal saja, akan tetapi diakuijuga di dalam semua sistem hukumkriminal yang ada di dunia ini. Jadi bentukpertanggungjawaban kriminal secaraindividu ini sudah merupakan prinsipumum di dalam hukum baik itu hukumnational maupun hukum internasional. 6Pengalaman hukum international yangmenuntut pertanggungjawaban individuantara lain diterapkan di dalam NurembergTribunal, Tokyo Tribunal, ICTY maupunICTR.Dalam melakukan penuntutan pidanasecara individual ini, hendaknya tidakdilakukan secara diskriminasi yaitu hanyaterhadap para pelaku yang berpangkatrendah saja, akan tetapi hendaknyadilakukan juga bagi siapa saja baik yangberpangkat rendah maupun berkedudukantinggi yang dengan jelas telah terlibat dalamtindak pelanggaran hak asasi manusia.Setidaknya ada dua cara yang dikenaldalam International rules on non-5 Article 5–8 Statuta Roma. Rincianlengkap mengenai rome statute is available atwebsite of the United Nations, at :http://www.un.org/law/icc/statute/romefra.html.6 Bassiouni, M. Cherif (ed), “InternationalCriminal Law (second edition)”, (New York :Transnational Publisher, Inc, 1999), p. 21.Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, ELSAM 12
- Page 1 and 2: Seri Bahan Bacaan Kursus HAM untuk
- Page 4 and 5: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 6: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 10 and 11: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 14: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 17 and 18: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 19 and 20: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 21 and 22: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 23 and 24: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 25 and 26: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 27 and 28: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 29 and 30: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 31 and 32: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 33 and 34: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 35 and 36: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B
- Page 37: Kursus HAM untuk Pengacara X, 2005B