You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
yang menghinakan. Ibnu Katsir berkata:<br />
“Mereka berkata, ‘Wahai khalifah<br />
Rasulullah, kita mengerti apa itu perang<br />
yang membinasakan, lalu apa maksudnya<br />
perdamaian yang menghinakan?<br />
Jawabnya, ‘Peralatan tempur kalian<br />
diambil, dan kalian akan dibiarkan<br />
mengikuti ekor-ekor sapi sampai Allah<br />
memperlihatkan pada khalifah Nabinya<br />
dan orang-orang mukmin suatu perkara<br />
yang membuat kalian bisa dimaafkan.<br />
Kalian mengganti semua kerugian kami<br />
sedangkan kami tidak mengganti kerugian<br />
kalian. Kalian bersaksi bahwa prajurit<br />
kami yang terbunuh itu berada di surga<br />
sedangkan kalian yang terbunuh berada<br />
di neraka”. Diriwayatkan oleh Bukhari<br />
secara singkat.<br />
Tindakan ash-Shiddīq ini merupakan<br />
penghinaan kepada orang yang memerangi<br />
Allah dan Rasul-Nya agar mereka sadar<br />
betapa buruk dan berbahanya aksinya<br />
itu. Dengan itu, beliau juga bermaksud<br />
mengamankan Daulah Islam dari ancaman<br />
mereka dengan melucuti senjata mereka<br />
setelah mereka bertaubat. Tindakan ini<br />
didasarkan pada kemuliaan Islam dan<br />
kaum muslimin. Sekalipun pertempuran<br />
dengan murtaddin belumlah selesai,<br />
namun beliau tetap mendesakkan<br />
syarat ini untuk menunjukkan kemuliaan<br />
negaranya dan kaum muslimin dan<br />
menghinakan orang yang memusuhi atau<br />
memeranginya.<br />
Beliau juga bertindak sama kerasnya<br />
terhadap seorang murtad yang menipu<br />
dan memerangi kaum muslimin, yaitu<br />
Fujā’ah as-Sulami, dengan membakarnya.<br />
Ibnu Katsir berkata: “Adalah ash-<br />
Shiddīq pernah membakar Fujā’ah di<br />
Baqī’. Sebabnya adalah, sebelumnya ia<br />
mendatangi Abu Bakar dan mengklaim<br />
telah beriman, kemudian meminta beliau<br />
menyiapkan sebuah pasukan untuk<br />
memerangi orang-orang murtad. Setelah<br />
pasukan itu disiapkan dan diberangkatkan,<br />
ternyata ia malah membunuh dan<br />
merampas harta setiap muslim dan<br />
murtad yang dilewatinya. Ketika hal itu<br />
terdengar oleh ash-Shiddīq, beliau segera<br />
mengirim pasukan untuk mengejar dan<br />
menawannya. Setelah berhasil ditawan ia<br />
diseret ke Baqī’, tangannya lalu diikat ke<br />
tengkuknya, dan dibakar dalam keadaan<br />
terjepit”.<br />
Adapun di Yamamah, pertempuran<br />
tersengit berlangsung melawan orangorang<br />
murtad pengikut Musailamah<br />
al-Kadzāb. Para sahabat terpaksa<br />
bekerja keras sampai berhasil menguasai<br />
dan menangkapi mereka, lalu menghabisi<br />
mereka. Ibnu Katsir berkata: “Jumlah<br />
korban musuh yang terbunuh di Kebun<br />
Kematian dan pada pertempuran ini<br />
mencapai sepuluh ribu, atau dikatakan<br />
dua puluh satu ribu prajurit. Sedang<br />
kaum muslimin yang terbunuh mencapai<br />
tujuh ratus, atau dikatakan lima ratus<br />
prajurit”. Ibnul Atsīr berkata dalam al-<br />
Kāmil: “Ketika itu surat Abu Bakar yang<br />
memerintahkan untuk membunuh setiap<br />
orang dewasa baru sampai di tangan<br />
Khalid sedangkan ia telah membuat<br />
perjanjian damai dengan mereka,<br />
sehingga ia tetap menepati perjanjiannya<br />
itu dan tidak mengkhianati mereka”.<br />
Jikalau bukan lantaran perjanjian damai<br />
yang telah disepakati Khalid bin al-Walid<br />
dengan perwakilan Bani Hanifah sebelum<br />
surat Abu Bakar sampai di tangannya<br />
niscaya ia akan menghabisi mereka.<br />
Sementara itu di Bahrain, setelah al-‘Alā<br />
bin al-Hadhrami berhasil mematahkan<br />
perlawanan murtaddin dan memporakporandakan<br />
mereka, orang-orang<br />
murtad itu kabur menyeberangi teluk.<br />
Ibnu Katsir berkata: “Kemudian kaum<br />
muslimin memburu jejak orang-orang<br />
yang terkalahkan itu dan membunuhi<br />
serta membantai mereka, sebagiannya<br />
atau mayoritasnya kabur menyeberang<br />
ke pulau Darin”. Kaum muslimin tidak<br />
memberi kesempatan pada mereka<br />
23