10.03.2018 Views

RUMIYAH 02_ID

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bakar telah menelantarkan kalian<br />

dengan membawa seluruh hartanya”.<br />

Asmā melanjutkan: “Akupun menjawab:<br />

Sekali-kali tidak demikian, justru beliau<br />

telah meninggalkan harta yang sangat<br />

banyak untuk kami”. Asmā berkata: “Lalu<br />

aku mengambil batu-batu kerikil dan<br />

menaruhnya di kotak besi dalam rumah,<br />

dimana ayahku biasa meletakkan hartanya<br />

di sana, kemudian kututup dengan baju<br />

dan kupegang tangan kakek, seraya<br />

kukatakan : “Letakkanlah tanganmu di<br />

atas harta ini”. Asmā melanjutkan: “Lalu<br />

kakek meletakkan tangannya di atas benda<br />

tersebut, kemudian berkomentar: “Tidak<br />

mengapa jika dia meninggalkan harta ini<br />

untuk kalian, dia cukup bijak, dan harta ini<br />

cukup untuk memenuhi kebutuhan kalian”.<br />

Asmā melanjutkan: “Padahal demi Allah,<br />

beliau sebenarnya tidak meninggalkan<br />

sesuatupun untuk kami, aku hanya ingin<br />

menenangkan orang tua itu dengan hal<br />

itu”. (HR Ahmad dan lainnya)<br />

Sang Dzatu Nithaqain (gelar Asmā) tidak<br />

luput dari pukulan thaghut Abu Jahal,<br />

ketika berkata: “Ketika Rasulullah <br />

keluar bersama Abu Bakar, beberapa<br />

orang Quraisy datang bersama Abu Jahal<br />

kepada kami. Mereka berhenti di depan<br />

pintu rumah Abu Bakar, lalu aku keluar<br />

menemui mereka”. Mereka bertanya: ‘Di<br />

mana bapakmu hai putri Abu Bakar ?’.<br />

Asmā berkata: “Akupun menjawab: Demi<br />

Allah, aku tidak tahu di mana bapakku”.<br />

Asmā berkata: “Lalu Abu Jahal mengangkat<br />

tangannya, dia adalah seorang yang bengis<br />

dan busuk, lalu menampar pipiku yang<br />

berakibat lepasnya anting-antingku”. Lalu<br />

Asmā berkata: “Kemudian mereka bubar”.<br />

(Hilyatul Auliya)<br />

Demikianlah kondisi muslimah yang<br />

beriman kepada Rabbnya, yang merasakan<br />

kenikmatan iman tatkala mengenyam<br />

siksaan di jalan agamanya. Ketika orangorang<br />

keluar melawan Khalifatul Muslimin<br />

Abdullah bin Zubair, dan Hajjaj ats-Tsaqafy<br />

mengepungnya di Makkah, Asma-lah<br />

sang ibu yang meneguhkan sang anak<br />

dan memotivasinya untuk mati di jalan<br />

Allah ta’ala. Ibnu Katsir berkata: “Abdullah<br />

bin Zubair masuk menemui sang ibu<br />

dan mengadukan kepadanya perihal<br />

pembangkangan manusia kepadanya,<br />

dan banyak yang membelot kepada Hajjaj<br />

termasuk anak-anak dan keluarganya.<br />

Hanya tinggal sedikit saja yang tetap setia<br />

kepadanya, kesabaran mereka sedikitpun<br />

tidak tersisa, sedangkan orang-orang<br />

menawarkan dunia sekehendakku, apa<br />

pendapatmu?”. Asmā menjawab: “Wahai<br />

anakku, kamu lebih tahu tentang dirimu,<br />

jika kamu tahu bahwa kamu berada di<br />

atas kebenaran dan menyeru kepada yang<br />

benar, maka bersabarlah, karena para<br />

sahabatmu telah terbunuh di atasnya.<br />

Jangan kamu serahkan tengkuk lehermu<br />

yang akan dipermainkan oleh anakanak<br />

bani Umayyah. Tetapi jika kamu<br />

menghendaki dunia, niscaya seburukburuk<br />

hamba adalah dirimu. Kamu telah<br />

binasakan dirimu dan telah kamu binasakan<br />

orang yang telah terbunuh bersamamu.<br />

Tetapi jika kamu di atas kebenaran, maka<br />

agama ini tidak akan terhina. Berapa<br />

lama kamu akan tetap tinggal di dunia?<br />

Terbunuh adalah lebih baik...”. Kemudian<br />

Asmā mulai mengingatkannya akan sang<br />

ayah, yaitu Zubair bin Awwam, sang kakek<br />

yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq, sang nenek<br />

yaitu Shafiyah binti Abdul Muthalib, sang<br />

bibi yaitu Aisyah istri Rasulullah dan<br />

berpesan untuk mendatangi mereka<br />

jika terbunuh sebagai syahid. Kemudian<br />

Abdullah bin Zubair keluar dari sisinya, dan<br />

itulah pertemuan terakhirnya dengan sang<br />

ibu. Semoga Allah meridhai keduanya,<br />

ayahnya dan ayah ibunya (kakeknya)”. [al-<br />

Bidayah wa Nihayah]<br />

Sedangkan Khansā binti Amru , maka<br />

33

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!