10.03.2018 Views

RUMIYAH 02_ID

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Para pahlawan tengah bersiap-siap<br />

dengan tekad mereka yang membara,<br />

dan lisan mereka mengatakan, ”Demi<br />

Allah, dengan izin-Nya kami akan<br />

perlihatkan kepada-Nya hal yang Dia<br />

sukai. Dia tengah melihat kami pada<br />

detik-detik ini dan memantau amal kami,<br />

ini semua tidak lain hanyalah untuk<br />

menggapai salah satu dari dua kebaikan,<br />

entah kemenangan dengan membantai<br />

para antek Salibis dan budaknya atau<br />

syahid sehingga dengannya kami akan<br />

mendapatkan udzur di hadapan Allah.”<br />

Lantas satu regu pasukan berangkat<br />

menuju desa Qantharah yang berada<br />

distrik al-Ra’i, pinggiran utara<br />

Halab setelah murtaddin Shahawat<br />

dengan bantuan darat artileri Turki<br />

dan bantuan udara dari pesawat<br />

Koalisi Salibis berhasil menguasainya<br />

sebelumnya. Allah mengaruniakan<br />

kemenangan pada Mujahidin dengan<br />

menguasai kembali desa tersebut<br />

setelah murtaddin Shahawat lari<br />

meninggalkannya dalam baku tembak<br />

melawan Mujahidin. Pesawat dan<br />

meriam artilleri Turki kemudian<br />

membombardir secara intensif desa<br />

tersebut setelah mujahidin masuk ke<br />

dalamnya. Dari sini dimulailah kisah al-<br />

Akh In-ghimasi yang bertahan di desa<br />

sendirian sembari membantai musuhmusuh<br />

Allah, membunuh dan melukai<br />

20 murtaddin di dalamnya.<br />

Redaksi an-Naba bertemu dengan<br />

al-Akh In-ghimasi tersebut, dan dia<br />

ceritakan secara rinci operasi militer<br />

yang berbarokah itu, “Setelah regu<br />

pasukan yang pernah bersamaku<br />

mundur, aku putuskan untuk tetap<br />

bertahan sendirian di dalam desa.<br />

Hingga beberapa jam berlalu sebelum<br />

murtaddin mendekati desa tersebut,<br />

aku pun memilih salah satu rumah<br />

guna mengawasi pergerakan musuhmusuh<br />

Allah sembari bersiap dan<br />

menanti kedatangan mereka.”<br />

Faksi-faksi murtaddin Shahawat masuk<br />

ke dalam desa dengan jumlah pasukan<br />

yang besar, pun halnya kendaraan<br />

tempur, dan senjata-senjata berat.<br />

Mereka mulai menyisir seluruh desa<br />

dengan memasuki semua rumah<br />

satu per satu. Al-Akh tersebut masih<br />

bertahan dalam lubang pengintaiannya<br />

sendirian dari pukul 11 siang sampai<br />

sore harinya, yang atas karunia Allah<br />

tanpa diketahui oleh murtaddin.<br />

Elemen-elemen Shahawat mengira<br />

desa sudah kosong 100% dari<br />

mujahidin, karenanya mereka terus<br />

54 Makalah

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!