Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
diusir dari Syam secara total. Oleh karena<br />
itu, merekapun segera membantu Unur,<br />
hingga Zankipun terpaksa membuka<br />
pengepungan terhadap Damaskus.<br />
Setelah Perancis tiba, Mu’inuddin Unur<br />
menepati janjinya kepada mereka dan<br />
berderap bersama Salibis menuju kota<br />
Baniyas guna mengepung benteng berikut<br />
umat Islam yang berada di dalamnya. Ibnu<br />
Atsir berkata: “Mu’inudin menyerang,<br />
memerangi dan mempersempit<br />
pergerakan kota Baniyas dibantu<br />
sepasukan tentara Perancis. Ia berhasil<br />
merebut kota itu, lalu diserahkannya<br />
kepada Perancis”.<br />
Dengan demikian, Prancis berhasil<br />
memetik 2 keuntungan sekaligus,<br />
yaitu: pertama, menjauhkan bahaya<br />
Zanki dari Salibis, dan kedua mereka<br />
berhasil mencaplok negeri Islam.<br />
Meskipun Mu’inuddin Unur begitu dekat<br />
dengan Perancis, tetapi mereka tetap<br />
mengerahkan pasukan bersama raja<br />
Jerman untuk mengepung kota Damaskus<br />
pada tahun 543 H, sehingga Mu’inuddin<br />
Unur terpaksa meminta bantuan kepada<br />
Saifuddin Ghazi bin Zanki, putera orang<br />
yang ia bersekutu dengan orang-orang<br />
Kristen untuk mengalahkannya. Namun<br />
sang gubernur ini, sekalipun mengetahui<br />
pengkhianatan Unur dahulu, memenuhi<br />
permintaannya dan bergerak untuk<br />
menolong kaum muslimin yang tertindas<br />
di Damaskus. Prancis kemudian mundur,<br />
dan raja Jerman kembali ke negerinya<br />
setelah pasukan Zanki datang ke<br />
Damaskus. Setelah itu, akhirnya Nuruddin<br />
Zanki berhasil merebut Damaskus pada<br />
tahun 549 H dan berhasil mengalahkan<br />
penguasanya meskipun mereka berusaha<br />
untuk kembali meminta bantuan Salibis.<br />
[Lihat al-Kamil fi at-Tarikh].<br />
Adapun di era Mamalik, penguasa Kerak<br />
yang bergelar al-Mughits Umar sengaja<br />
menyurati Tartar agar membantunya dalam<br />
memerangi negeri-negeri Islam dengan<br />
jaminan ia tetap menduduki tampuk<br />
kursi kekuasaannya. Sayangnya upayanya<br />
ini terbongkar. Ibnu Katsir berkata: “azh-<br />
Zhahir (yakni Baibars) bergerak dari<br />
Mesir bersama pasukan al-Manshurah<br />
menuju Kerak. Dia meminta agar<br />
dipanggilkan penguasa wilayah tersebut,<br />
yaitu raja al-Mughits Umar bin Adil bin<br />
Abu Bakar bin al-Kamil. Setelah berhasil<br />
ditangkap dengan susah payah, Baibars<br />
mengirimnya ke Mesir sebagai tawanan,<br />
dan demikianlah akhir kekuasaannya. Hal<br />
itu karena ia telah menulis surat kepada<br />
Hulaghu dan memprovokasinya untuk<br />
datang ke negeri Syam sekali lagi. Lalu<br />
datanglah surat jawaban dari Tartar yang<br />
menyuruhnya agar tetap bertahan dan<br />
menjadi penguasa boneka di wilayah<br />
itu, dan mereka akan datang dengan<br />
20 ribu pasukan untuk menaklukkan<br />
wilayah-wilayah Mesir. Sultan lalu merilis<br />
fatwa para fuqaha agar membunuhnya”.<br />
Akhirnya, akhir hidupnya adalah dicopot<br />
dari jabatannya, lalu kemudian dibunuh.<br />
Jika kita melihat zaman kita ini, niscaya<br />
kita akan benar-benar dapati banyak<br />
sekali kisah seperti di atas, yaitu orangorang<br />
yang menjual jiwa mereka kepada<br />
Salibis secara terang-terangan. Ada<br />
juga yang beranggapan bahwa mereka<br />
bisa memanfaatkan Salibis tanpa harus<br />
mengorbankan agama mereka. Tetapi<br />
akibatnya mereka justru mengalami<br />
kemerosotan agama sehingga mereka<br />
tergabung dengan tipe pertama. Ada juga<br />
kelompok lain yang lebih ringan dari hal<br />
itu, mereka tinggal menetap di negara kafir<br />
dan murtad secara terhina dan tertindas.<br />
Jadi, setiap muslim harus berupaya serius<br />
dalam memusuhi orang-orang musyrik<br />
hingga Allah melindunginya dari fitnah ini<br />
dan meneguhkannya di atas kebenaran.<br />
39