Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
aik kepadanya. Ibnu Katsir berkata:<br />
“Ketika itulah, Zunbīl mengkhianati Ibnu<br />
al-Asy’ats. Ada yang mengatakan bahwa<br />
Zunbīl memerintahkan agar kepala Ibnu<br />
al-Asy’ats dipenggal di hadapannya, lalu<br />
kepalanya dikirim kepada Hajjaj. Tetapi<br />
pendapat yang masyhur adalah Ibnu<br />
Asy’ats ditangkap bersama 30 rekannya<br />
dan diborgol lalu dibawa keluar. Di<br />
tengah jalan, di suatu tempat bernama<br />
Ruḥḥaj (Arachosia –pent), Ibnu al-Asy’ats<br />
yang masih diborgol naik ke atas tembok<br />
istana bersama seorang lelaki yang<br />
ditugasi untuk menjaganya agar tidak<br />
kabur, lalu dia menjatuhkan diri dari atas<br />
tembok sehingga sang penjaga pun ikut<br />
terjatuh bersamanya, akhirnya keduanya<br />
pun mati. Sang utusan lalu mendekatinya<br />
dan memenggal kepalanya”. Inilah akhir<br />
kehidupan orang yang berbaik sangka<br />
kepada orang kafir dan lari mencari<br />
perlindungan kepada mereka, setelah<br />
sebelumnya dijanjikan bantuan untuk<br />
memudahkan aksi pemberontakannya<br />
terhadap Khalifah. Lantas, bagaimana<br />
kiranya dengan orang yang berwala’<br />
kepada orang-orang musyrik dari<br />
kalangan Salibis dan membantu mereka<br />
memerangi umat Islam?!<br />
Diantara mereka yang meminta tolong<br />
kepada kuffar Turk adalah Harits bin<br />
Suraij yang mengaku menyeru kepada<br />
al-Kitab dan as-Sunah setelah aksi<br />
pemberontakannya kepada orang-orang<br />
Umayyah pada tahun 116 H. Imam ath-<br />
Thabari berkata: “Tatkala Harits bertolak<br />
menuju Balkh, yang ketika itu pemukanya<br />
adalah Tujaibi bin Dhabi’ah al-Murri dan<br />
Nashr bin Sayyar… Lalu Harits menyeru<br />
mereka kepada Kitab dan Sunnah, serta<br />
berbaiat kepada ar-Ridha”, maksudnya<br />
berbai’at kepada seorang lelaki dari ahli<br />
bait Nabi g.<br />
Harits melanjutkan aksi revolusinya,<br />
meneriakkan slogan dan seruannya<br />
hingga berhasil menguasai banyak<br />
wilayah. Imam ath-Thabari berkata:<br />
“Harits lalu bertolak menuju Marw (Merv<br />
–pent). Dia berhasil menakhlukkan Balkh,<br />
Guzgan, Faryab, Talqan dan Marw al-<br />
Rudh”. Namun setelah itu dia mengalami<br />
beberapa kekalahan telak. Kemudian<br />
ia mencari suaka ke negeri-negeri Turk<br />
meminta bantuan raja mereka untuk<br />
menghadapi kaum muslimin. Imam<br />
ath-Thabari berkata: “Ketika itu Harits<br />
bin Suraij berada di Tokharistan, lalu ia<br />
bersekutu dengan Khagan (gelar raja-raja<br />
Turk – pent)… Pagi harinya, Asad (Asad<br />
bin Abdullah al-Qasri komandan pasukan<br />
muslimin) melaksanakan sholat dan<br />
berkhutbah di hadapan manusia seraya<br />
berkata: ‘Sungguh, musuh Allah si Harits<br />
bin Suraij telah meminta bantuan kepada<br />
thaghutnya untuk memadamkam cahaya<br />
Allah dan mengganti agama-Nya. Tetapi<br />
Allah akan menghinakannya insya Allah’”.<br />
Pertempuran sengit pun meletus.<br />
Kemenangan berpihak kepada umat Islam<br />
dan Allah menghinakan kaum kafir dan<br />
orang-orang murtad yang loyal kepada<br />
mereka. Imam ath-Thabari berkata: “Sang<br />
khagan menempatkan Harits bin Suraij<br />
bersama pasukannya di sayap kanan<br />
pasukan, sedangkan penguasa Sughd,<br />
Shash (Tashkent, ibukota Uzbekistan –<br />
pent), Karākana, bapak Kharakhuruh dan<br />
kakek Kawus (penguasa Oshrushana,<br />
pendahulu Ḥaydar bin Kāwūs al-Afshyin<br />
–pent), penguasa Khuttal, Jabghu,<br />
dan seluruh pasukan Turk menyusun<br />
kekuatan pasukan induk… Hingga Harits<br />
dan orang-orang Turk pun kalah dalam<br />
serbuan umum, lalu Asad berdoa: ‘Ya<br />
Allah sungguh mereka telah bermaksiat<br />
kepadaku, maka kalahkanlah mereka’.<br />
Pasukan Turk lari terbirit-birit tanpa<br />
menghiraukan siapapun, lalu dikejar<br />
oleh orang-orang sejauh tiga farsakh,<br />
dan mereka membunuh siapapun yang<br />
tertangkap”.<br />
Setelah kekalahan tersebut, Harits bin<br />
Suraij tetap tinggal di Darul Kufr selama<br />
kurang lebih 11 tahun, hingga datang surat<br />
jaminan keamanan dari Khalifah yang<br />
menganjurkannya untuk kembali kepada<br />
wilayah Islam. Ibnu Katsir berkata dalam<br />
al-Bidayah wa an-Nihayah: “Pada tahun<br />
127 H, Harits bin Suraij, yang sebelumnya<br />
bergabung dengan negeri-negeri Turk dan<br />
membantu mereka menghadapi umat<br />
37