10.03.2018 Views

RUMIYAH 02_ID

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Itulah pengaturan Allah yang bersifat<br />

baku. Luka dibalas dengan luka, negara<br />

dengan negara yang lain. Diantara<br />

orang-orang beriman ada yang menjadi<br />

syuhadā. Orang-orang beriman, mereka<br />

diuji agar bisa dibedakan, dan yang baik<br />

akan mengalahkan yang buruk. Surga<br />

adalah pahala bagi yang lulus dalam ujian,<br />

bersabar ketika ujian datang, tetap tegar di<br />

masa sulit, tidak mengeluh atau emosi, pola<br />

tingkahnya tak seolah-olah mengatakan:<br />

“Tidaklah Allah dan Rasul-Nya menjanjikan<br />

sesuatu kepada kami melainkan itu hanya<br />

tipuan belaka”. Mustahil orang yang<br />

sikapnya seperti ini bisa menikmati surgasurga<br />

Rabbnya. Seorang muslimah yang<br />

bertauhid tidak boleh berasumsi bahwa<br />

dia akan terhindar dari wilayah tamhish<br />

(penyaringan) dan ibtila’ (ujian), karena<br />

dalam hal ini wanita dan laki-laki adalah<br />

sama. Bahkan, terkadang wanita berperan<br />

besar dalam meneguhkan suami dan anakanaknya.<br />

Ada Khadijah dan Asmā, di sana juga ada<br />

Sumayyah dan Khansā, serta masih banyak<br />

lagi yang lain, yang mana tidak cukup<br />

tempat untuk menuliskan biografi mereka.<br />

Khadijah , beliau adalah Ummul<br />

Mukminin, pemilik hati pertama yang<br />

menyatakan beriman terhadap risalah<br />

Nabi Muhammad . Khadijah adalah<br />

wanita yang dengan perantaranya, Allah<br />

meneguhkan Din ini, melalui motivasi yang<br />

dia berikan kepada sang suami, penghulu<br />

para Rasul yaitu Muhammad .<br />

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan<br />

dalam kitab shahih keduanya, dari<br />

hadits Aisyah bahwa Nabi setelah<br />

turunnya wahyu pertama kepada beliau<br />

di gua Hira, saat itu beliau merasa cemas,<br />

lantas menemui Khadijah sang istri dan<br />

menceritakan peristiwa yang menimpanya,<br />

kemudian berkata: “Sungguh, aku sangat<br />

cemas atas diriku”. Khadijah menjawab:<br />

“Sekali-kali tidak, bergembiralah,<br />

demi Allah, selamanya Dia tidak akan<br />

menelantarkanmu. Demi Allah, engkau<br />

benar-benar biasa menyambung tali<br />

persaudaraan, berkata jujur, meringankan<br />

beban orang lain, berderma untuk yang<br />

tidak punya, memuliakan tamu dan<br />

menolong para pengemban kebenaran”.<br />

Sungguh, Ummul Mukminin Khadijah<br />

-ketika mendengar berita menakjubkan<br />

tersebut dari sang suami-, tidak cemas<br />

ataupun gusar dan tidak menggembosi<br />

sang suami lantaran kekhawatirannya<br />

dengan hari-hari yang akan datang. Dia<br />

tak melemahkan semangat tapi justru<br />

meneguhkannya, hingga para ulama<br />

mengomentari ucapan Khadijah tersebut,<br />

sebagaimana yang dinukil oleh Imam an-<br />

Nawawi yang berkata: Para ulama berkata,<br />

“Ucapan Khadijah adalah bukti terbesar<br />

dan hujjah terakurat atas kesempurnaan<br />

Khadijah, kecerdasan otak, kekuatan<br />

jiwa, keteguhan hati dan kedalaman<br />

pemahamannya. Wallahu a’lam”. [Syarah<br />

Shahih Muslim]<br />

Hari-haripun berlalu, urusan dakwah pun<br />

mulai menyebar. Para Thaghut Quraisy<br />

31

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!