Attention! Your ePaper is waiting for publication!
By publishing your document, the content will be optimally indexed by Google via AI and sorted into the right category for over 500 million ePaper readers on YUMPU.
This will ensure high visibility and many readers!
kondisinya tidak jauh berbeda dengan kondisi Asmā. Dari Abu Wajzah dari bapaknya yang berkata: “Khansa binti Amru bin Syarid as-Salamiyah turut serta dalam perang Qadisiyah bersama empat anak laki-lakinya. Pada malam pertama Khansa menasehati mereka: “Wahai anakku, kalian telah masuk Islam secara suka rela, dan berhijrah sesuai pilihan kalian. Demi Allah yang tidak ada Ilah yang hak selain Dia, kalian adalah anak dari seorang lelaki, begitu juga kalian adalah juga putra dari seorang wanita. Aku tidak pernah mengkhianati bapak kalian, tidak pula mempermalukan paman kalian, tidak sama sekali menciderai kemuliaan kalian, dan tidak pula mengotori nasab kalian. Kalian juga telah mengetahui apa yang telah disiapkan oleh Allah bagi umat Islam berupa pahala yang melimpah dalam memerangi orang-orang kafir. Ketahuilah bahwa negeri yang kekal lebih baik dari pada negeri yang fana. Allah berfirman:”Hai orang-orang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaran kalian, dan waspadalah kalian serta bertaqwalah kalian agar kalian beruntung”.(Ali- Imron:200) Jika esok pagi kamu masih sehat insya Allah, maka bergegaslah untuk menyerang musuh kalian dengan penuh kewaspadaan, dan mohonlah pertolongan Allah dalam menghadapi musuhmusuh kalian. Jika kalian telah melihat genderang perang telah berkecamuk, dan hawa panasnya mulai menyengat serta apinya telah membakar dedaunan, maka teroboslah medan laga, tantanglah panglimanya untuk berduel ketika perang sedang berkobar, niscaya kalian akan berjaya dengan mendapat ghanimah dan kemuliaan di negeri yang kekal abadi”. [al- Isti’ āb] Akhirnya Khansā mendapatkan apa yang beliau inginkan, tatkala keempat anaknya mencari kematian di tempat yang mereka tuju, lalu mereka semua terbunuh dalam satu hari. Ketika berita kesyahidan mereka sampai kepadanya, beliau hanya berujar: “Segala puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan terbunuhnya mereka. Aku berharap kepada Rabbku agar mengumpulkanku dengan mereka di tempat rahmat-Nya”. Di sisi Allah-lah pahala wanita seperti mereka yang tidak duduk menangis atau mengeluh ketika kondisi sulit dan ujian, bahkan mereka mengemban tugas agama dan umat di atas pundak-pundak mereka. Yang ini meneguhkan sang suami, sedangkan yang itu memotivasi sang anak... Orang-orang seperti merekalah yang seharusnya diikuti oleh muslimah. Ketika krisis semakin mencekik dan keadaan mulai menyempit, niscaya seorang muslimah akan terhibur dengan mengingat keteguhan mereka dan akan harum dengan parfum perjalanan hidup mereka. Seruan kami yang terakhir, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan berkah kepada Nabi kami, Muhammad, keluarga dan semua sahabat beliau. 34 Makalah