10.03.2018 Views

RUMIYAH 02_ID

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

penghilangan batas-batas negara,<br />

beliau – rahimahullah – memohon<br />

dibebastugaskan dari tanggung jawab<br />

yang selama ini diembannya untuk<br />

kembali ke tempat dimulainya dakwah<br />

dan jihadnya, yaitu kota Tal ‘Afar.<br />

Permohonannya dikabulkan. Beliau<br />

tinggal di sana selama beberapa waktu<br />

menjadi prajurit Daulah Khilafah. Beliau<br />

ikut serta dalam berbagai pertempuran<br />

melawan atheis Kurdi, Peshmerga<br />

murtad, dan Yazidi musyrik di Gunung<br />

Sinjar dan daerah sekitarnya. Allah<br />

meneguhkan para mujahidin lewat<br />

tangan beliau di berbagai pertempuran.<br />

Perjalanan hidupnya ditutup ketika<br />

menjadi bendahara baitul mal ketika<br />

beliau kembali dipanggil untuk<br />

mengaturnya. Beliau tinggal di kota Mosul<br />

selama mengemban tanggung jawabnya<br />

itu. Beliau mengawasi sendiri banyak dari<br />

tahapan proyek penggantian mata uang<br />

kertas thaghut yang tidak ada nilainya<br />

dengan mata uang logam yang bernilai<br />

intrinsic sebagaimana seharusnya. Allah<br />

menyejukkan matanya dengan melihat<br />

pedagang di Daulah Islamiyyah saling<br />

tukar menukar dinar emas dan dirham<br />

perak.<br />

Ketika itu para salibis terus mengawasi<br />

pergerakan Syaikh melalui jaringan<br />

mata-mata dan pesawatnya. Beberapa<br />

kali mereka mengumumkan berhasil<br />

membunuhnya. Sedangkan beliau terus<br />

melanjutkan dakwah dan jihadnya,<br />

melaksanakan tanggung jawabnya<br />

tanpa takut sedikitpun dengan ancaman<br />

mereka. Beliau menemui para pedagang,<br />

berkumpul dengan para penanggung<br />

jawab administrasi Daulah Islamiyyah dan<br />

berpindah-pindah tempat mengajarkan<br />

Dien kepada masyarakat sebagai khatib<br />

dan guru. Sampai kemudian Allah<br />

menakdirkan beliau terbunuh di tangan<br />

salibis dengan meledakkan sabuk<br />

peledaknya ketika terkepung salibis<br />

yang diterjunkan untuk menangkapnya<br />

dalam perjalanannya menyeberang ke<br />

Irak. Beliau menolak menyerah tidak<br />

membiarkan salibis menangkapnya.<br />

Syaikh Abdurrahman bin Musthafa<br />

al-Hasyimi al-Qurasyi terbunuh<br />

ketika umurnya mencapai 60 tahun.<br />

Mayoritasnya dihabiskan di mimbarmimbar<br />

masjid, halaqah ilmu, berada<br />

di barisan mujahidin dan di balik jeruji<br />

penjara salibis.<br />

Syaikh Abu Ali al-Anbari terbunuh<br />

sebagai syahid di tangan orang-orang<br />

musyrik, menyusul kedua anaknya ‘Alā<br />

dan Imaduddin yang terbunuh dalam<br />

jihad, dan menyusul kawan-kawannya<br />

yang telah syahid seperti Abu Mush’ab<br />

az-Zarqawi, Abu Hamzah al-Muhajir, Abu<br />

Abdurrahman al-Bilawi, Abu al-Mu’taz<br />

al-Qurasyi dan Abu al-Harits al-Anshari,<br />

demikianlah kami kira dan kami tidak<br />

menyucikan seorangpun di hadapan<br />

Allah.<br />

Seorang alim, ‘abid, da’i, dan mujahid<br />

terbunuh meninggalkan warisan ilmu<br />

dan dakwah kepada tauhid dan menjauhi<br />

syirik dengan segala macam bentuknya<br />

khususnya syirik taat, yang beliau sempat<br />

menulis sebuah buku tentang itu dan<br />

menyampaikan puluhan khutbah, kuliah<br />

umum dan pelajaran dengan tema itu.<br />

Semoga Allah menerima Syaikh mujahid<br />

kita, membalasnya dengan pahala<br />

sebaik-baiknya, dan mengumpulkan kita<br />

dengannya di surga firdaus yang tertinggi<br />

bersama para nabi, syuhada, dan<br />

orang-orang jujur, dan merekalah sebaikbaik<br />

kawan.<br />

53

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!