10.03.2018 Views

RUMIYAH 02_ID

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

perburuan tawanan masih berlanjut,<br />

demikian juga esoknya. Tiap kali seorang<br />

tawanan berhasil ditangkap maka diseret<br />

ke tepi sungai dan dipenggal lehernya.<br />

Sampai air sungai tidak mengalir lantaran<br />

darah yang membeku. Maka sebagian<br />

komandan berkata kepada Khalid bahwa<br />

sungai tidak akan mengalirkan darah<br />

mereka sampai ia mengalirkan air untuk<br />

membuang darah yang menggumpal<br />

sehingga dengan demikian sumpahnya<br />

bisa dipenuhi. Dialirkanlah aliran sungai<br />

itu, sehingga air sungai memerah karena<br />

darah, karena itulah sungai itu kemudian<br />

dinamai sungai darah sampai saat ini.<br />

Saat itu korban tentara Persia mencapai<br />

70.000 prajurit.”<br />

Dalam salah satu pertempuran Khalid bin<br />

al-Walid melawan Romawi, salah satu<br />

komandan pasukan Romawi yaitu Mahan<br />

meminta berdialog untuk menegosiasikan<br />

kembalinya pasukan Islam ke Madinah,<br />

jawaban mengerikan Khalid membuatnya<br />

terdiam seribu bahasa. Ibnu Katsir<br />

berkata: “Mahan berkata, ‘Kami mengerti<br />

kalian keluar dari negeri kalian itu karena<br />

faktor kelaparan dan kemisikinan.<br />

Kami akan berikan setiap dari kalian 10<br />

dinar, pakaian, dan makanan dengan<br />

syarat kalian kembali ke negeri kalian.<br />

Demikian juga tahun depan akan kami<br />

kirim yang semisalnya pada kalian’. Maka<br />

Khalid berkata, ‘Yang engkau sebutkan<br />

itu bukanlah yang menyebabkan kami<br />

keluar dari negeri kami, tapi kami kaum<br />

peminum darah, dan kami mendapat<br />

kabar bahwa tidak ada darah yang lebih<br />

nikmat dari darah orang Romawi, itulah<br />

yang menyebabkan kami datang. Para<br />

pengiring Mahan berkata, ‘Yang demikian<br />

ini bukanlah yang diceritakan kepada<br />

kami tentang orang Arab’.<br />

semua. Disebutkan dalam Tārīkh al-Islam<br />

oleh adz-Dzahabi: “Beberapa orang<br />

mendatangi Ali dan berkata, ‘Engkaulah<br />

Dia! Ali membalas, ‘Apa maksudmu?<br />

Siapa aku? Mereka berkata, ‘Engkaulah<br />

Dia! Balasnya, ‘Celaka kalian, apa maksud<br />

kalian? Mereka menjawab, ‘Engkau adalah<br />

Tuhan kami! Ali membalas, ‘Bertobatlah<br />

kalian! Namun mereka menolak, maka Ali<br />

pun memenggal leher mereka. Kemudian<br />

digalilah parit dan bangkai mereka<br />

diletakkan di dalamnya, kemudian Ali<br />

berkata, ‘Wahai Qunbur, ambilkan seikat<br />

kayu bakar’, lalu dibakarnya mereka<br />

sembari bersyair, ‘Ketika aku melihat<br />

perkara munkar, aku nyalakan api dan<br />

kupanggil Qunbur’. Kisah ini diriwayatkan<br />

secara ringkas oleh Bukhari dari Abbas,<br />

disebutkan juga bahwa Ali membakar<br />

orang-orang zindiq dalam keadaan<br />

hidup-hidup.<br />

Kisah-kisah yang kita sebutkan disini<br />

hanyalah sedikit contoh dari tindakan<br />

para sahabat atas orang-orang kafir dan<br />

murtad ketika memerangi mereka. Siapa<br />

yang bertindak sesuai dengan petunjuk<br />

mereka maka sungguh telah selamat dan<br />

diberi petunjuk. Namun siapa yang hendak<br />

mengikuti selain petunjuk mereka maka<br />

Allah akan membiarkannya mengikuti<br />

manhaj-manhaj dan millah-millah yang<br />

sesat lagi menyesatkan. Lalu jika setelah<br />

itu ia mengklaim lebih baik dari mereka<br />

maka sungguh telah berdusta atas nama<br />

Allah dan Rasul-Nya g, sedangkan Dialah<br />

yang memberi petunjuk kepada jalan<br />

yang lurus.<br />

Di masa khilafah Ali muncul orangorang<br />

yang ghuluw terhadapnya<br />

menganggapnya Tuhan, maka beliau<br />

memerintahkan untuk membakar mereka<br />

25

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!