Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
melanda banyak dari negeri-negeri kaum<br />
muslimin (revolusi Arab spring). Daulah<br />
Islam Irak berekspansi ke Syam, berubah<br />
menjadi Daulah Islam Irak dan Syam.<br />
Beliauberpartisipasi dalam banyak<br />
peristiwa penting sampai kematiannya,<br />
setelah matanya disejukkan dengan<br />
tegaknya Dien dan kembalinya Khilafah.<br />
Dan ini yang akan kita bicarakan pada<br />
biografi indah beliau berikutnya.<br />
Diantara tanda-tanda penjagaan Allah<br />
atas jihad Irak adalah Ia menjaga banyak<br />
dari pemimpin-pemimpinnya setelah<br />
hampir dibinasakan oleh salibis dan<br />
antek-anteknya. Ia titipkan mereka<br />
dalam penjara dan tahanan thaghut<br />
agar merasakan kebengisannya, lalu Ia<br />
selamatkan mereka dengan kehendak-<br />
Nya, sehingga dengan takdir-Nya Ia<br />
jadikan mereka para penegak agama dan<br />
penjunjung panji jihad.<br />
Setelah mengecap kebebasan, mereka<br />
segera kembali menerjuni medan<br />
jihad. Dengan perantara mereka Allah<br />
hidupkan front-front jihad. Mereka<br />
tularkan pengalaman selama bertahuntahun<br />
menghadapi berbagai macam<br />
musyrik dan murtad. Lewat mereka Allah<br />
mengangkat semangat para mujahidin<br />
dan meneguhkan mereka.<br />
Diantara orang yang Daulah Islamiyyah<br />
diberi anugerah besar dengan kebebasan<br />
mereka itu adalah Syaikh Abu Ali al-<br />
Anbari.<br />
Setelah menjalani masa penahanan<br />
selama enam tahun, beliau keluar dari<br />
kurungannya. Ternyata situasi yang<br />
didapatinya berbeda jauh daripada<br />
sebelum masa penahanannya.<br />
Salibis telah hengkang dari Irak dengan<br />
berdarah-darah dan terlilit ekonominya,<br />
meninggalkan budaknya musyrik<br />
Rafidhah menguasai Irak. Mujahidin<br />
mundur ke gurun-gurun dan daerah<br />
terpencil setelah mengecap masamasa<br />
emas kemuliaan, yang pada masa<br />
itu mereka deklarasikan Daulah dan<br />
membaiat seorang imam. Sedangkan<br />
faksi-faksi perlawanan sudah tidak ada<br />
wujudnya lagi setelah mayoritasnya<br />
jatuh dalam kubangan lumpur shahawat.<br />
Mereka rontokkan sendiri amalnya<br />
dengan palu murtad yang nyata. Rezim<br />
thaghut di beberapa negara berjatuhan<br />
satu demi satu. Tahapan baru perjuangan<br />
menuju berkuasanya islam telah dimulai,<br />
dibuka dengan keikut sertaan mujahidin<br />
Daulah Islam dalam memerangi thaghut<br />
Syam Basyar Asad.<br />
Beliau keluar dari penjaranya.<br />
Kehadirannya telah ditunggu ikhwanikhwan<br />
yang dahulu bersamanya di<br />
Majelis Syuro Mujahidin untuk kembali<br />
menempati posisinya di barisan Daulah<br />
Islamiyyah yang deklarasinya telah<br />
didengarnya sewaktu masih berada<br />
di penjara. Beliau memimpin prajurit<br />
Daulah Islamiyyah, mengajari, dan<br />
menjadi rujukan mereka tiap kali<br />
dipindahkan di suatu penjara. Maka<br />
tidak lama setelah kebebasannya beliau<br />
segera memperbarui baiat kepada Amirul<br />
Mukminin Syaikh Abu Bakar al-Baghdadi<br />
dan menjadi salah satu prajuritnya.<br />
Tidak peduli dengan masa lalunya yang<br />
mempunyai kedudukan tinggi dimata<br />
murid-murid dan sahabatnya, juga<br />
sekalipun ia mempunyai segudang ilmu<br />
dan pengalaman. Beliau relakan dirinya<br />
diatur oleh ikhwan-ikhwan yang dahulu<br />
dipimpinnya baik ketika sebelum ditahan<br />
atau ketika di penjara. Namun mereka<br />
bukanlah orang yang tidak mengetahui<br />
kedudukan orang atau pura-pura tidak<br />
tahu, apalagi jika ia adalah seorang ulama<br />
mujahid. Mereka memberinya posisi yang<br />
sesuai dengan kedudukannya dan sangat<br />
bersungguh-sungguh menampung ilmu<br />
dan pengalamannya.<br />
Tugas pertama yang dibebankan<br />
kepadanya adalah membangun hubungan<br />
dengan jamaah-jamaah jihad di luar<br />
Irak khususnya cabang-cabang Tanzhim<br />
al-Qaidah. Bertujuan membangun<br />
kembali hubungan yang sempat terputus<br />
selama beberapa tahun lantaran factor<br />
keamanan, juga karena ketika itu para<br />
49