10.03.2018 Views

RUMIYAH 02_ID

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

{Dan jika kamu menghitung nikmat Allah,<br />

tidaklah dapat kamu menghinggakannya.<br />

Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim<br />

dan sangat mengingkari (nikmat Allah).<br />

[QS Ibrahim: 34]}.<br />

Diantara nikmat Allah atas seorang<br />

Muwahid Mujahid adalah bahwa Dia<br />

berkenan memperpanjang umurnya<br />

sampai masa ini sehingga dengan<br />

Jihadnya Allah menegakkan kembali<br />

Khilafah dan menjadikannya penjaga<br />

setia perbatasannya. Abu al-’Abbās<br />

Ibnu Taimiyah berkata: “Ketahuilah<br />

-semoga Allah mengishlahmu- bahwa<br />

nikmat teragung Allah atas orang yang<br />

dikehendaki-Nya kebaikan; adalah Dia<br />

masih memberinya kehidupan sehingga<br />

mengalami masa-masa pembaruan Dien,<br />

syi’ar-syi’ar kaum muslimin kembali<br />

bermunculan, dan kondisi orang-orang<br />

mukmin dan Mujahidin membaik sampai<br />

pada tahap menyerupai orang-orang<br />

terdahulu dari kalangan muhajirin<br />

dan anshar. Siapapun yang ikut serta<br />

dalam usaha pembaruan itu maka<br />

ia termasuk dalam golongan orangorang<br />

yang mengikuti mereka dengan<br />

baik, yang di ridai Allah dan mereka<br />

meridhai-Nya dan telah disiapkan-<br />

Nya surga yang dibawahnya mengalir<br />

sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya<br />

dan itulah kemenangan yang agung.<br />

Maka hendaklah orang-orang mukmin<br />

bersyukur kepada Allah atas ujian ini yang<br />

dibaliknya ada anugerah mulia dari Allah.<br />

Dibalik fitnah ini betul-betul terwujud<br />

nikmat yang besar, sampai - demi Allah<br />

- jika orang-orang yang pertama masuk<br />

islam dari kalangan Muhajirin dan Ansar<br />

hidup di zaman ini maka aksi mereka<br />

yang paling utama adalah berjihad<br />

melawan para penjahat itu. Anugerah ini<br />

tidak terluput kecuali orang yang merugi<br />

perdagangannya dan mendiskreditkan<br />

dirinya sendiri lagi dihalangi dari bagian<br />

keberuntungan yang besar dunia akhirat.<br />

(al-Fatāwā).<br />

Ini jelas nikmat, nikmat, dan nikmat, serta<br />

nikmat; nikmat Islam, nikmat Jama’ah,<br />

nikmat Jihad, dan nikmat Syahadah,<br />

dengan izin Allah ta’ala.<br />

Mengkufuri nikmat ini diantaranya<br />

dengan memisahkan diri, bermaksiat,<br />

saling berbisik-bisik akan keburukannya,<br />

menyebarkan isu, berprasangka buruk,<br />

membangkang pada amir, mengingkari<br />

perjanjian, memfitnah dan menyebarkan<br />

kerusakan, meminta suaka ke negeri<br />

kafir, fanatik dengan ijtihad, pendapat<br />

dan hawa nafsu, memberontak, dan<br />

mengkafirkan jamaah muslimin, para<br />

imamnya, dan masyarakat umumnya. Para<br />

imam Daulah Islamiyyah telah berusaha<br />

sebaik mungkin memperingatkan<br />

dari lubang-lubang celaka ini, seperti<br />

dalam kalimat Wa’tashimū Syaikh Abu<br />

Mush’ab az-Zarqawi, al-Washiyyah ats-<br />

Tsalātsīniyyah dan Masālik an-Nashr oleh<br />

Syaikh Abu Hamzah al-Muhajir Siapa<br />

yang sengaja menjerumuskan dirinya<br />

dalam lubang celaka ini dan berkeras<br />

dalam kesesatannya maka janganlah<br />

9

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!