Suhu Dan Kalor - e-Learning Sekolah Menengah Kejuruan

More documents

Recommendations

Info

B. KEGIATAN BELAJAR 1. Kegiatan Belajar 1 a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, diharapkan siswa dapat: ?Menjelaskan pengertian suhu dengan benar. ?Menjelaskan kesetimbangan termal suatu sistem. ?Menjelaskan perbedaan dinding diatermik dan dinding adiabatik. ?Menjelaskan hukum ke-nol termodinamika/hukum kesetimbangan termal. ?Menjelaskan cara penentuan kuantitatif skala suhu. ?Menjelaskan penentuan skala suhu dibatasi pada penetapan dua titik tetap. ?Menjelaskan penentuan skala suhu dibatasi pada penetapan sel titik tripel. ?Menjelaskan minimal tujuh contoh besaran fisis yang berubah karena adanya perubahan suhu. ?Menjelaskan dengan benar pengertian zat termometrik disertai contohnya. ?Menjelaskan sifat termometrik dengan benar disertai contoh. ?Menjelaskan hubungan konversi skala suhu Celcius, Kelvin, Rankine, Reamur, dan Fahrenheit. ?Menjelaskan prinsip kerja lima macam termometer disertai contoh dengan benar. ?Menjelaskan kemungkinan perubahan sifat benda bila mengalami perubahan suhu. ?Menjelaskan konsep pemuaian/ekspansi temperatur dengan benar. ?Menjelaskan peristiwa anomali air dengan benar. ?Menjelaskan muai volume gas berkaitan dengan hukum Boyle, Charles, Gay Lussac, dan Boyle Gay Lussac. Modul FIS.16 Suhu dan Kalor 7
. Uraian Materi 1) Konsep Suhu dan Kesetimbangan Termal Pada pembahasan untuk menjelaskan keadaan setimbang suatu sistem mekanis telah dibicarakan fenomena mekanika yang berpijak pada tiga besaran dasar yang tak terdefinisikan yaitu besaran panjang, massa, dan waktu. Pada pembahasan berikut akan ditelaah beberapa fenomena yang disebut efek termal atau fenomena panas. Fenomena ini menyangkut aspek-aspek yang pada dasarnya bukan bersifat mekanis. Untuk menjelaskan hal ini diperlukan suatu besaran tak terdefinisikan yang keempat yaitu suhu. Kita dapat merasakan panas atau dinginnya sesuatu dengan indera peraba. Jika kita dekat dengan api maka kita merasa panas, sedangkan bila kita menyentuh es maka kita merasa dingin. Tetapi indera peraba kita tidak dapat menyatakan secara tepat derajat panas dinginnya suatu benda. Saat kita menyentuh sebuah benda, sifat yang disebut suhu atau temperatur diterangkan berdasarkan indera suhu kita. Suhu tersebut akan menunjukkan apakah benda itu akan terasa panas atau dingin. Semakin panas berarti suhu semakin tinggi. Memperkirakan suhu tersebut berarti kita menyatakan hanya secara kualitatif. Oleh karena itu, untuk menyatakan suhu dengan tepat secara kuantitatif (dengan angkaangka) diperlukan beberapa kegiatan yang bukan bergantung pada cita rasa kita mengenai panas atau dingin tetapi pada besaran-besaran yang dapat diukur. Berikut akan dijelaskan cara menentukan suhu dengan tepat secara kuantitatif. Ada beberapa sistem sederhana tertentu yang keadaannya masing-masing dapat diperinci dengan cara mengukur harga satu besaran fisis saja. Sebagai contoh, akan ditinjau suatu sistem berupa cairan, misalnya alkohol atau raksa yang berada di dalam tabung berdinding tipis, seperti gambar di bawah ini. Modul FIS.16 Suhu dan Kalor 8
Page 1 and 2: Kode FIS.16 L P L P A B A B Dinding
Page 3 and 4: Kata Pengantar Puji syukur kami pan
Page 5 and 6: DAFTAR ISI ? Halaman Sampul .......
Page 7 and 8: Peta Kedudukan Modul FIS.01 FIS.02
Page 9 and 10: Glossary ISTILAH Fenomena efek term
Page 11 and 12: Kalor lebur Kalor beku Kalor didih
Page 13 and 14: B. Prasyarat Untuk mempelajari modu
Page 15 and 16: E. Kompetensi Kompetensi Program Ke
Page 17: BAB II. PEMBELAJARAN A. RENCANA BEL
Page 21 and 22: L P L P A B A B Dinding adiabatik D
Page 23 and 24: Sistem C Sistem A Sistem B Diumpama
Page 25 and 26: titik uap diberi angka 100. Dapat d
Page 27 and 28: T(X) = T(X tr ). X ……………
Page 29 and 30: Jika diperhatikan pembagian skala-s
Page 31 and 32: cair lainnya, antara lain: ? Segera
Page 33 and 34: ? Pirometer Pada umumnya hambatan s
Page 35 and 36: Hubungan uji Kawat A Kawat B Kawat
Page 37 and 38: Baterai Hambatan geser mA Hambatan
Page 39 and 40: celah (a) (b) a) Pemuaian zat padat
Page 41 and 42: kenaikkan suhu sebesar satu satuan
Page 43 and 44: Secara umum, pada pemuaian zat cair
Page 45 and 46: V ? Hubungan tekanan gas (P) dan su
Page 47 and 48: mendekati model gas ideal pada teka
Page 49 and 50: V V 0 4 t 0 4 T ? Es dan air T Namp
Page 51 and 52: didapat rumus penentuan suhu untuk
Page 53 and 54: T(I) = 273,16 K. I I t Termokopel P
Page 55 and 56: V T = V o (1 + ?. ?T) Pada pembahas
Page 57 and 58: d. Tugas Bacalah uraian materi beru
Page 59 and 60: Sumur termometer Botol vakum Uap ai
Page 61 and 62: ? tekanan gas pada volume konstan (
Page 63 and 64: 14. Pemuaian adalah perubahan ukura
Page 65 and 66: Ketiga hal itu saling berkaitan, be
Page 67 and 68: 2. Kegiatan Belajar 2 a. Tujuan Keg
Page 69 and 70:
yang satu dengan yang lain berbeda
Page 71 and 72:
? Menimbang massa kalorimeter koson
Page 73 and 74:
Keterangan gambar: a = menyublim b
Page 75 and 76:
Pada awalnya suhu benda dapat dinai
Page 77 and 78:
dengan: Q = kalor (joule/kalori) m
Page 79 and 80:
Konduksi (hantaran) Sepotong logam
Page 81 and 82:
Bagian air yang ada di bawah, mener
Page 83 and 84:
8. Perubahan wujud/fase dari ketiga
Page 85 and 86:
d. Tugas Bacalah uraian materi beru
Page 87 and 88:
Keterangan gambar: a = Menyublim. b
Page 89 and 90:
Konveksi adalah perpindahan kalor y
Page 91 and 92:
1. Rumusan Masalah B. TES PRAKTIK B
Page 93 and 94:
KUNCI JAWABAN A. KUNCI JAWABAN TES
Page 95 and 96:
diletakkan dalam lubang yang digurd
Page 97 and 98:
? Hubungan tekanan gas (P) dan suhu
Page 99 and 100:
Lembar Penilaian Tes Peserta Nama P
Page 101 and 102:
Kualitas Hasil Kerja ? Rangkaian ya
Page 103:
DAFTAR PUSTAKA Foster, Bob, 2000. F
show all

Suhu Dan Kalor - e-Learning Sekolah Menengah Kejuruan

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

Delete template?

Save as template?