28.02.2013 Views

indonesia0213ba_ForUpload

indonesia0213ba_ForUpload

indonesia0213ba_ForUpload

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

praktiknya justru menggerogoti kebebasan beragama. UUD 1945 dengan tegas menjamin<br />

kebebasan agama, sebagaimana Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik yang<br />

diratifikasi Indonesia. Namun, pemerintah Indonesia juga sekian lama membuat, dan<br />

dalam beberapa tahun terakhir memperkokoh, peraturan yang menjadikan agama-agama<br />

minoritas didiskriminasi secara resmi dan menyudutkan penganutnya sehingga rentan<br />

diserang oleh komunitas mayoritas yang tak segan main hakim sendiri.<br />

Sejumlah kasus yang didokumentasikan laporan ini menguraikan penganiayaan dan<br />

intimidasi komunitas minoritas oleh pelbagai kelompok Islamis militan yang melibatkan,<br />

secara aktif maupun pasif, pejabat pemerintah dan aparat keamanan. Kelompok ini<br />

bekerjasama dengan, atau mendesak, pemerintah daerah cegah mengeluarkan izin rumah<br />

ibadah bagi kaum minoritas, memaksa relokasi, atau menghalang-halangi ibadah di<br />

sekitar lokasi tersebut. Pada beberapa kasus, gereja-gereja Kristen yang memenuhi syarat<br />

hukum pembangunan rumah ibadah, justru tak diindahkan izinnya oleh setelah ditekan<br />

kelompok Islamis, sekalipun ia bertentangan dengan keputusan Mahkamah Agung, yang<br />

mengizinkan pembangunan tersebut.<br />

Laporan ini juga menyajikan berbagai peristiwa di mana polisi gagal mengambil tindakan<br />

untuk mencegah kekerasan atas nama agama atau gagal menegakkan hukum sesudah<br />

kejadian. Polisi terlalu sering tak melakukan penyelidikan yang layak pada kasus<br />

kekerasan terhadap minoritas agama, menunjukkan kongkalikong dengan para penyerang.<br />

Sistem peradilan pidana juga tak membuktikan sebagai benteng pembela minoritas. Pada<br />

beberapa kasus kekerasan yang diproses ke pengadilan, para jaksa menuntut dakwaan<br />

lemah bagi para pelaku kejahatan berat, dan para hakim pun mendukungnya.<br />

Perkecualian ialah kasus yang didakwa pihak berwenang sebagai aksi “terorisme,” kasus<br />

pemboman sebuah gereja di Solo, Jawa Tengah, pada 25 September 2011, yang<br />

menewaskan pembom bunuh diri itu, dan seorang istri yang membiayai aksi tersebut,<br />

masih diusut atas dugaan pencucian uang, serta sebuah usaha membom gereja lain di<br />

Serpong, April 2012, di mana polisi menangkap 19 orang.<br />

Minoritas agama di Indonesia juga menghadapi diskriminasi bila berurusan dengan<br />

birokrasi. Selama era Suharto, warga Indonesia diwajibkan mencantumkan agama mereka<br />

pada kartu tanda penduduk, memilih satu dari lima agama yang diakui resmi oleh<br />

pemerintah—sebuah praktik yang mendiskriminasi, dan menempatkan posisi lemah, para<br />

penganut ratusan keyakinan minoritas. Meski Undang-Undang Administrasi<br />

3 HUMAN RIGHTS WATCH | FEBRUARI 2013

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!