28.02.2013 Views

indonesia0213ba_ForUpload

indonesia0213ba_ForUpload

indonesia0213ba_ForUpload

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

semua “kegiatan agama dan ekonomi” Baha’i. Para perwira polisi serta pejabat<br />

Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia ikut teken sebagai saksi<br />

penandatanganan pernyataan itu. 253<br />

Di Sampang, Madura, pada Februari 2006, empat pejabat polisi di kecamatan Omben<br />

menandatangani surat pernyataan, minta ulama Madura mengeluarkan fatwa bersama<br />

melarang Syiah. 254 Ini menunjukkan bahwa keempat polisi tersebut berpihak dengan<br />

mayoritas Sunni bahkan saat kaum minoritas Syiah mengadu terjadi intimidasidan<br />

ancaman. Polisi Resor Sampang, yang membawahi sektor Omben, juga berperan menekan<br />

seorang ulama Syiah agar meninggalkan kampung mereka. 255<br />

Pemerintah dan polisi daerah juga memakai ancaman dan serangan kekerasan oleh<br />

kelompok militan untuk menghentikan kelompok minoritas agama dari peribadatan<br />

terbuka dan kegiatan keagamaan lain. Pada HKBP Ciketing, polisi mencegah jemaat Batak<br />

tersebut menggunakan tanah calon gereja sesudah penikaman 4 September 2010<br />

terhadap satu anggota jemaat. Panitua gereja, Asia Lumbantoruan, berkata, “Pemerintah<br />

memaksa kami meninggalkan gereja demi mencegah kekerasan berdarah. Mereka bilang,<br />

‘Kami tak ingin bertanggung jawab atas apa yang terjadi kalau kalian terus melakukan<br />

ibadah di sini.’” 256<br />

Polisi Bekasi mengusut penikaman terhadap Asia Lumbantoruan dan mendakwa 13<br />

penyerang. Ketua FPI Bekasi, Murhali Barda, yang memakai Facebook untuk menggerakan<br />

massa melakukan penganiayaan terhadap jemaat HKBP Ciketing, dan Adji Achmad Faisal,<br />

253 “Surat Pernyataan” ditandatangani Syahroni dan Iwan Purwanto pada 2 Juni 2011 dengan 15 saksi, termasuk para<br />

pemuka Muslim dan enam pejabat pemerintah. Ia juga ditandatangani Dwi Sulistyawan, wakil kepala polisi Lampung Timur.<br />

Enam pejabat polisi itu Komisaris Polisi Medi Iswanda, Ajun Komisaris Polisi Julianto PA, Inspektur Kedua Polisi M. Faisal,<br />

Ajun Komisaris Polisi Waryono, Brigadir Pertama Joni Paamsyah, dan Brigadir Kedua Budiyono.<br />

254 Kepala polisi Omben Moh. Sofini menandatangani petisi tersebut bersama tiga bawahannya: Sudirman, Suncamin, dan<br />

Sudirmanto. “Surat Pernyataan” bertanggal 26 Februari 2006 ini ditandatangani 40 ulama di kabupaten Sampang dan<br />

Pamekasan serta empat perwira polisi.<br />

255 Organisasi hak asasi manusia Kontras mengajukan pengaduan terhadap kepala polisi Sampang Agus Santosa dan<br />

bawahannya, yang diduga melanggar jabatan karena mendesak penuntutan ulama Syiah Tajul Muluk. Lihat KBR68H,<br />

“Kapolres Sampang Dilaporkan ke Propam Mabes Polri,” 18 Januari 2012, http://www.kbr68h.com/berita/nasional/18238kapolres-sampang-dilaporkan-ke-propam-mabes-polri<br />

(diakses 27 Juni 2012). Namun Budi Santosa, kepala polisi Sampang,<br />

dimutasi dari Magetan, Jawa Timur, mengepalai menggantikan Satosa pada Oktober 2011. Lihat Kedirijaya, “Mutasi Besarbesaran<br />

di Polda Jatim dan Jajaran,” 21 Oktober 2011, http://www.kedirijaya.com/2011/10/21/mutasi-besar-besaran-dipolda-jatim-dan-jajaran.html<br />

(diakses 27 Juni 2012).<br />

256 Wawancara Human Rights Watch dengan Asia Lumbantoruan,Bekasi, 13 September 2011.<br />

ATAS NAMA AGAMA 76

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!