28.02.2013 Views

indonesia0213ba_ForUpload

indonesia0213ba_ForUpload

indonesia0213ba_ForUpload

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dia minta polisi untuk mengambil tindakan guna mengakhiri ancaman, tapi polisi justru<br />

membiarkan. 277<br />

Pada 29 Desember 2011, para militan Sunni menyerang dusun Nangkernang, membakar<br />

rumah-rumah dan madrasah, menyebabkan sekitar 500 warga Syiah mengungsi. 278 Polisi<br />

hanya menangkap dan menuntut seorang militan Sunni atas serangan pembakaran, dan<br />

malahan menekan ulama Syiah, termasuk Tajul Muluk dan Iklil al Milal, untuk meninggalkan<br />

Nangkernang. Kementerian Agama di Sampang juga menyatakan akan “membina” ratusan<br />

penganut Syiah agar “mereka belajar Islam Sunni,” berpangku pada asumsi Kementerian<br />

Agama bahwa solusi kerukunan umat beragama adalah mendesak Syiah pindah ke Sunni. 279<br />

Itu berujung pada pemenjaraan Tajul Muluk, didakwa dengan pasal penodaan agama dan<br />

“perbuatan tak menyenangkan.” Siasat menyalahkan dan membebankan tanggung jawab<br />

pada penganut minoritas agama, yang jadi sasaran para militan, biasanya dipakai<br />

kelompok-kelompok Islamis dan para pendukungnya. Pada 12 Juli 2012, pengadilan Jawa<br />

Timur memvonis Tajul Muluk empat tahun penjara karena penodaan agama.<br />

Warga Syiah di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, memohon perlindungan polisi selama<br />

bulan puasa Ramadhan pada Agustus 2012, mewanti-wanti bahwa mereka akan diserang<br />

militan Sunni pada akhir Ramadhan, 20 Agustus 2012. Polisi mengabaikan peringatan itu.<br />

Pada 26 Agustus 2012, ratusan militan Sunni bersama Forum Musyawarah Ulama<br />

menyerang rumah-rumah Syiah di dusun Nangkernang, Sampang. Para militan itu<br />

membakar sekitar 50 rumah Syiah, membunuh seorang penganut Syiah dan seorang lagi<br />

luka serius. 280 Beberapa polisi berada di tengah peristiwa serangan, menolak untuk<br />

277 Wawancara Human Rights Watch dengan pembantu pengurus madrasah Ali Mullah dan Mohammad Zaini,<br />

Nangkernang ,19 September 2011.<br />

278 Akun YouTube bernama hariri58, “Aksi Pembakaran Kelompok Syiah oleh Sunni di Sampang Madura,” 29 Desember 2011,<br />

http://www.youtube.com/watch?v=362RWe8H0zQ (diakses 29 Desember 2011).<br />

279 Ini pandangan umum yang disiarkan para ulama Syiah dalam sejumlah dokumen yang dirilis 2006–2012. Menteri Agama<br />

Suryadharma Ali mengulangi pandangannya sewaktu rapat dengan anggota DPR pada 5 September 2012. Ali berkata,<br />

“Solusi terbaik untuk apa yang terjadi di sana adalah dialog. Banyak hal terjadi setelah dialog. Kami berpengalaman dengan<br />

Ahmadiyah [...] yang pindah ke Islam umumnya setelah dialog.” Pendapat ini merujuk para Ahmadi yang dipaksa menjadi<br />

penganut Sunni. “Shia conversion is solution: Minister,” The Jakarta Post, 6 September 2012,<br />

http://www.thejakartapost.com/news/2012/09/06/shia-conversion-solution-minister.html (diakses 9 September 2012).<br />

280 Sita W. Dewi, “Two Shia followers reportedly killed in Sampang melee,” The Jakarta Post, 26 Agustus 2012,<br />

http://www.thejakartapost.com/news/2012/08/26/two-shia-followers-reportedly-killed-sampang-melee.html (diakses 4<br />

September 2012).<br />

85 HUMAN RIGHTS WATCH | FEBRUARI 2013

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!