28.02.2013 Views

indonesia0213ba_ForUpload

indonesia0213ba_ForUpload

indonesia0213ba_ForUpload

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pada Oktober 2010, Antonius Richmond Bawengan, pengkhotbah kontroversial dari<br />

Jakarta, membagikan selebaran tentang tiga agama Nabi Ibrahim (menawarkan tafsiran<br />

sendiri, yakni Yehova Yudaisme, Yesus Kristus Kristiani, dan Islam Allah). Selebarannya<br />

memicu kemarahan kalangan Muslim di Temanggung, Jawa Tengah, mendorong polisi<br />

menangkapnya. Pada 8 Februari 2011, pengadilan Temanggung mendakwa Bawengan<br />

dengan pasal penodaan agama dan dihukum lima tahun penjara karena menyebarkan<br />

selebaran tersebut.<br />

Di Sukadana, kota kecil di provinsi Lampung, Sumatra, pengadilan mendakwa dua jemaat<br />

Baha’i, Syahroni dan Iwan Purwanto, karena “mencoba membujuk anak-anak Muslim<br />

pindah agama” ke keyakinan Baha’i. Pengadilan Lampung Timur pada November 2010<br />

mempidanakan dua pria itu lima tahun penjara. Mereka mengajukan banding pada Januari<br />

2011 tapi putusan pengadilan tinggi Lampung tetap pada vonis semula. Para terdakwa<br />

mengajukan kasasi atas putusan tersebut ke Mahkamah Agung.<br />

Menurut dokumen pengadilan, pada April 2010, paman Riza Fadilla yang Baha’i, Iwan<br />

Purwanto, minta keponakannya mengajari anaknya yang berumur tujuh tahun. Si<br />

keponakan setuju, dan les segera berkembang, dengan jumlah murid anak Baha’i lain dan<br />

14 anak-anak Muslim, sebagian besar usia sekolah dasar, serta tiga pengajar lain,<br />

termasuk remaja Muslim. 215 Mereka belajar tiap hari Minggu di lantai dua di pasar Sidorejo,<br />

kecamatan Sekampung Udik, milik pemimpin Baha’i setempat, Syahroni.<br />

Syahroni dan Iwan Purwanto dituduh berusaha membujuk anak-anak Muslim pindah<br />

keyakinan Baha’i. 216 Alhasil, para jaksa penuntut mendakwa keduanya bukan dengan<br />

pasal penodaan agama. Alih-alih, jaksa menggunakan pasal 86 dari Undang-Undang 2002<br />

tentang Perlindungan Anak, yang menetapkan, “setiap orang yang dengan sengaja<br />

membujuk anak untuk memilih agama lain akan dipidana dengan pidana penjara paling<br />

lama lima tahun atau denda paling banyak Rp 100 juta.” Kedua terdakwa ditahan di<br />

penjara Sukadana sembari menunggu proses kasasi. 217<br />

215 Wawancara Human Rights Watch dengan pelajar Riza Fadilla Junior di Sukadana, 17 Oktober 2011.<br />

216 Memori Kasasi Kasus Setiarto dan Yulius Nomor 130/Pid/2010/PN.TK pengadilan negeri Lampung Timur atas nama<br />

Syahroni dan Iwan Purwanto, 8 Maret 2011, hal. 5<br />

217 Human Rights Watch mengunjungi Syahroni dan Iwan Purwanto di penjara Sukadana pada 17 Oktober 2011.<br />

63 HUMAN RIGHTS WATCH | FEBRUARI 2013

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!