1aFSvkj
1aFSvkj
1aFSvkj
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
5. Tanah<br />
Menurut peta tanah tinjau Propinsi Jawa Barat 1966 dengan skala<br />
1:250.000 tanah di daerah ini termasuk jenis tanah latosol kemerah-merahan<br />
dengan bahan induk tufvolkan intermidier dengan fisiografi vulkan.<br />
Dari data kondisi fisik lokasi penangkaran rusa yang ada di Kampus<br />
IPB Darmaga sebagaimana telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat suatu<br />
tabel gambaran fisik lokasi dan kesesuaian bagi penangkaran rusa.<br />
Tabel 1 Perbandingan kondisi fisik daerah penyebaran rusa timor (Cervus<br />
timorensis de Blainville) dengan lokasi penangkaran di Kampus<br />
IPB Darmaga.<br />
Peubah<br />
41<br />
Spesifikasi<br />
Daerah Penyebaran Lokasi Penangkaran Kelayakan<br />
Iklim Iklim tropis Tipe A Layak<br />
Curah Hujan (mm/th) Rendah - tinggi 3.892,40 Layak<br />
Suhu ( o C) Bukan penentu 22,64 – 31,84 Layak<br />
Kelembaban (%) Bukan penentu 83,76 Layak<br />
Topografi/kemiringan (%) 0 – 45 0 – 20 Layak<br />
Sumber Air alami sungai/alami Layak<br />
Jenis Tanah hampir semua jenis latosol Layak<br />
Elevasi (m dpl) s.d 2.600 140 - 165 Layak<br />
Dari Tabel 1 tersebut diketahui bahwa secara fisik, lokasi penangkaran<br />
rusa yang ada di kampus IPB Darmaga sangat layak untuk dijadikan dan<br />
dikembangkan sebagai tempat penangkaran rusa timor (Cervus timorensis de<br />
Blainville).<br />
Hal ini sesuai dengan pendapat Van Bemmel (1949), yang menyatakan<br />
bahwa rusa memiliki daya adaptasi yang tinggi dan mudah di introduksi pada<br />
daerah yang bukan habitatnya, dimana habitatnya mulai dari hutan dataran<br />
rendah sampai ketinggian 2.600 di atas permukaan laut dengan padang<br />
rumput atau savana sebagai tempat merumput merupakan habitat yang paling<br />
disukai oleh rusa timor (Cervus timorensis de Blainville).