1aFSvkj
1aFSvkj
1aFSvkj
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Keadaan Biologis Lokasi Penangkaran<br />
Berdasarkan hasil pengamatan dilapang, diperoleh data kondisi biologis<br />
lokasi adalah sebagai berikut :<br />
1. Vegetasi<br />
Berdasarkan informasi dari beberapa sumber, lokasi penangkaran rusa<br />
yang ada di Kampus IPB Darmaga berasal dari kawasan kebun karet (Havea<br />
brasilliensis) dan kelapa sawit (Elaeis guineensis). Tetapi karena pengelolaan<br />
yang kurang baik, maka saat ini sebagian dari lokasi, yaitu ± 30% dari<br />
total lokasi penangkaran (± 1,28 ha) kondisinya menjadi semak belukar<br />
dengan vegetasi yang cukup beragam, baik pada tingkat tumbuhan<br />
bawah/semai, pancang, tiang maupun pohon. Selain vegetasi semak belukar,<br />
sebagian dari lokasi penangkaran ditanami dengan tanaman berkasiat obat,<br />
yaitu mahkota dewa (Phaleria marcocarpa), tanaman pangan dan tanaman<br />
industri, yaitu sengon/jeunjing (Paraserianthes falcataria) dan sengon buto<br />
(Enterolubium cyclocarpum).<br />
Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang dilakukan di lapangan,<br />
ditemukan 65 spesies tumbuhan. Dari 65 spesies tumbuhan yang ditemukan<br />
di lokasi penangkaran diketahui 42 spesies merupakan sumber pakan rusa, 22<br />
spesies dapat berfungsi sebagai pelindung/shelter. Pada tingkat semai dan<br />
tumbuhan bawah tiga spesies yang memiliki Nilai Indek Penting (INP) adalah<br />
jampang piit (Pannicum sp.)dengan INP = 17,64%, jukut karukun (Eragrostis<br />
amabilis) dengan INP = 10,67% dan jukut bau (Hyptis rhamboides) dengan<br />
INP = 9,28%. Sedangkan pada tingkat pancang tiga spesies yang memiliki<br />
INP tertinggi adalah bambu (Gigantochoa apus), yaitu 29,64%, puspa<br />
(Schima wallichii) dengan INP = 20,71% dan pinus (Pinus merkusii) dengan<br />
INP = 14,76. begitu juga pada tingkat tiang, tiga spesies yang memiliki INP<br />
tertinggi adalah bambu (Gigantochoa apus), yaitu 52,76%, puspa (Schima<br />
wallichii) dengan INP = 29,89% dan pinus (Pinus merkusii) dengan INP =<br />
28,12. Sedangkan pada tingkat pohon spesies yang memiliki INP tertinggi<br />
adalah pinus (Pinus merkusii) dengan INP = 80,07%, sengon buto<br />
(Enterolubium cyclocarpum) dengan INP = 77,47%, dan kelapa sawit (Elaeis<br />
guineensis) dengan INP = 77,01%.<br />
42