02.07.2013 Views

Bab I

Bab I

Bab I

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tak lagi bisa mengharukan<br />

Para pengemis menyeret langkahnya<br />

Para pengemis batuk-batuk<br />

Darah dan hatinya menggumpal<br />

Luka jiwanya amat dalam mengental<br />

Hendaklah puisiku anyir<br />

Seperti bau mulut mereka<br />

Yang terdampar di trotoar<br />

Yang terusir dan terkapar<br />

Para pengemis tak ikut memiliki kehidupan<br />

Mereka mengintai nasib orang yang dijumpainya<br />

Tetap jaman telah kebal<br />

Terhadap derita mereka yang kekal<br />

Hendaklah puisi-puisiku<br />

Bisa menjadi persembahan yang menolongku<br />

Agar mereka menerimaku menjadi sahabat<br />

Dan memaafkan segala kelalaianku<br />

Yang banyak dilupakan orang ialah Tuhan<br />

Para gelandangan dan korban-korban kehidupan<br />

Aku ingin jadi karib mereka<br />

Agar bisa belajar tentang segala yang fana<br />

Sumber: Setasiun Tugu Kumpulan Puisi Bahan Lomba Baca Puisi Milad (Dies<br />

Natalis) ke-40 Tahun 2000 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, halaman 17<br />

g. Ahmadun Yosi Herfanda (Sastra Mutakhir)<br />

Sembahyang Rumputan<br />

Aku, rumputan<br />

Tak pernah lupa sembahyang<br />

Inna Sholati wa nusuki<br />

Wa mahyaaya wa mamati<br />

Lillaahi Robbil 'alamin<br />

Topan melanda padang ilalang<br />

Tubuhku bergoyang-goyang<br />

Tapi tetap teguh dalam sembahyang<br />

Dan akarku yang mengurat di bumi<br />

Tak berhenti mengucap shalawat nabi<br />

Tebanglah aku<br />

138 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!