02.07.2013 Views

Bab I

Bab I

Bab I

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Akan segera tumbuh sebagai rumput baru<br />

Bakarlah daun-daunku<br />

Akan bertunas melebihi dulu<br />

Aku, rumputan<br />

Kekasih Tuhan<br />

Di kota-kota disisihkan<br />

Alam memeliharaku subur di hutan<br />

Aku rumputan<br />

Tak lupa sembahyang<br />

Inna Sholati wa nusuki<br />

Wa mahyaaya wa mamati<br />

Lillaahi Robbil 'alamin<br />

Pada kambing dan kerbau<br />

Daun-daun hijau kuberikan<br />

Pada bumi akar-akar kupertahankan<br />

Agar tidak kehilangan akar keberadaan<br />

Di bumi terendah aku berada<br />

Tapi zikirku menggema di langit dan cakrawala<br />

La ilaaha illallah<br />

Muhammadar Rasulullah<br />

Aku rumputan<br />

Kekasih Tuhan segala gerakku<br />

Adalah sembahyang<br />

2. Menunjukkan Citraan (Imaji) Puisi<br />

Penyair sering kali menggunakan berbagai sarana retorika pada saat<br />

menuliskan puisi-puisinya, di antaranya adalah citraan atau pengimajian.<br />

Menurut Herman J. Waluyo, citraan atau pengimajian adalah kata<br />

atau susunan kata yang dapat memperjelas atau mempererat apa yang<br />

dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang digambarkan<br />

seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), dapat didengar (imaji auditif), serta<br />

dapat dirasa (imaji taktil).<br />

a. Imaji Visual<br />

Imaji visual menyebabkan kata atau kata-kata yang digambarkan<br />

penyair lebih jelas, seperti dapat dilihat oleh pembaca.<br />

Menikmati Keindahan Sastra 139

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!