02.07.2013 Views

Bab I

Bab I

Bab I

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Di tengah perjalanan dia bersua dengan seorang saudagar<br />

kenalannya. Mereka menginap di sebuah losmen dengan letak kamar<br />

bersebelahan. Sebelum pergi tidur mereka sempat minum teh bersama.<br />

Aksenov senang sekali bepergian pada waktu subuh. Oleh karena<br />

itu ia bangun pagi-pagi sekali dan meneruskan perjalanannya. Sesudah<br />

menempuh puluhan mil ia berhenti di teras sebuah penginapan untuk<br />

beristirahat.<br />

Tiba-tiba sebuah kereta berkuda tiga muncul, membawa seorang<br />

polisi beserta dua pengawal. Mereka mendatangi Aksenov, menanyai<br />

siapa namanya dan dari mana dia datang. Tawaran Aksenov untuk<br />

minum teh bersama diabaikan oleh polisi itu. Pertanyaan-pertanyaan<br />

silang terus-menerus diajukan. "Di mana kamu semalam menginap?<br />

Adakah seorang saudagar bersamamu? Apakah kaulihat saudagar itu<br />

tadi pagi? Mengapa kamu meninggalkan penginapan sebelum fajar<br />

tiba?"<br />

Walau kebingungan, Aksenov tetap menjawab semua pertanyaan<br />

itu dengan jujur. Kemudian si polisi memanggil kedua pengawalnya<br />

dan berkata, "Aku petugas polisi di distrik ini. Kamu kuperiksa karena<br />

saudagar yang bersamamu semalam kedapatan mati tertikam. Barangbarangmu<br />

harus kami lihat.”<br />

Mereka membuka koper Aksenov. Sekonyong-konyong polisi tadi<br />

menghunus sebilah pisau dari tas itu. "Pisau siapakah ini? Bagaimana<br />

pisau ini bisa berlumuran darah?"<br />

Aksenov mencoba menjawab. Tapi lidahnya kelu. Dia hanya mampu<br />

menggagap: "Saya - tidak - tahu - bukan milik saya."<br />

"Kamulah satu-satunya yang dapat membunuh saudagar itu, sebab<br />

penginapan di sana terkunci dari dalam dan tak ada seorang pun. Di<br />

tasmu ada pisau seperti ini. Wajah dan tingkah lakumu menunjukkan<br />

siapa pelakunya! Ceritakanlah bagaimana kamu membunuh saudagar<br />

itu dan berapa banyak uang yang kamu ambil!"<br />

Aksenov bersumpah tidak melakukan pembunuhan; bahwa ia tak<br />

pernah lagi bertemu dengan saudagar itu setelah mereka berpisah untuk<br />

tidur, bahwa ia tidak memiliki uang selain delapan ribu rubel miliknya<br />

sendiri, dan bahwa pisau itu bukan kepunyaannya. Akan tetapi suaranya<br />

bergetar, mukanya pucat, serta badannya gemetar oleh ketakutan<br />

seolah-olah memang ia bersalah.<br />

Polisi itu memerintahkan pengawalnya untuk mengikat Aksenov<br />

dan membawanya dengan kereta. Ketika kakinya diikat, Aksenov<br />

membuat tanda salib dan menangis. Uang dan barangnya disita,<br />

Memupuk Kesetiakawanan Sosial 271

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!