02.07.2013 Views

Bab I

Bab I

Bab I

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sekali ia tidak dapat berkata-kata. Pikirnya, "Mengapa aku harus<br />

melindungi orang yang telah menghancurkan kehidupanku itu? Biarlah<br />

dia membayar kembali apa yang sudah kuderita selama ini. Namun<br />

kalau kukatakan, mereka mungkin akan menyiksanya sampai mati dan<br />

boleh jadi aku justru bersalah terhadapnya. Dan bagaimana juga,<br />

manfaat apa yang akan kudapatkan?<br />

"Ayolah, Kek," ulang pimpinan penjara, "Katakanlah siapa yang<br />

menggali lubang di bawah dinding itu."<br />

Aksenov melirik ke arah Makar dan berkata. "Tuhan tidak<br />

menghendaki saya mengatakannya, Pak. Lakukanlah apa yang Anda<br />

kehendaki atas diri saya; saya serahkan diri saya ke dalam kuasa Anda."<br />

Pimpinan itu masih mendesak berkali-kali, tapi Aksenov tidak mau<br />

membuka mulut lagi. Pada akhirnya perkara itu ditingalkan.<br />

Pada waktu Aksenov berbaring pada malam harinya, seseorang<br />

dengan diam-diam datang dan duduk di dekat tempat tidurnya.<br />

Beberapa saat berikutnya Aksenov mengenali orang itu, tak lain Makar.<br />

"Apa lagi yang kau inginkan?" tanya Aksenov. "Mengapa engkau<br />

datang ke mari?"<br />

Makar Semenich diam saja, maka Aksenov duduk dan berkata, "Apa<br />

yang kau inginkan? Pergilah atau kupanggil pengawal!"<br />

Makar mendekat dan berbisik, "Ivan Dmitrich, maafkanlah aku."<br />

"Untuk apa?"<br />

"Akulah pembunuh saudagar Ryazan itu dan akulah yang<br />

menyembunyikan pisau di kopermu. Sebenarnya pada waktu itu aku<br />

berniat membunuhmu pula, namun kudengar suara ribut di luar, maka<br />

kutaruh pisauku di dalam kopermu dan aku melarikan diri melalui<br />

jendela."<br />

Aksenov terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Makar turun dari<br />

tempat tidur, menyembah Aksenov. "Ivan Dmitrich. Maafkanlah aku!<br />

Demi cinta kasih Ilahi, ampunilah aku! Akan kuakui segala perbuatanku<br />

agar engkau dibebaskan dan dapat kembali ke rumahmu."<br />

"Memang mudah untuk berbicara," kata Aksenov. "Aku telah<br />

menderita selama 26 tahun. Ke mana aku akan pergi? Istriku telah mati<br />

dan anak-anakku tentu sudah lupa akan diriku. Tidak ada lagi tempat<br />

di luar bagiku."<br />

Makar tidak bangkit berdiri, tetapi justru membentur-benturkan<br />

kepalanya ke lantai. "Ivan, ampunilah dosaku!" serunya. "Ketika mereka<br />

menyiksaku, tidak seberapa hebat penderitaanku daripada melihat<br />

keadaanmu sekarang . . . Engkau masih mengasihi diriku. Demi nama<br />

276 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!