02.07.2013 Views

Bab I

Bab I

Bab I

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tentang bahasa sudah tampak jelas bahwa Rustam Effendi masih<br />

melakukan percobaan-percobaan. Seperti juga Amir Hamzah dan Sanusi<br />

Pane pada mulanya, dia mencari ke Sansekerta dan bahasa Arab, suatu<br />

hal yang ditinjau sepintas lalu agak aneh, karena perkataan-perkataan<br />

lama itu tidak hidup lagi dalam masyarakat yang sebaliknya mengambil<br />

dan memerlukan lagi perkataan-perkataan dan pengertian-pengertian<br />

baru yang sesuai dengan kemajuan masyarakat. Sedangkan di masa<br />

Pujangga Baru seorang Amir Hamzah masih merasa jelek perkataan<br />

mesin dan radio digunakan oleh seorang kawan sealiran Armin Pane<br />

dalam sajak-sajaknya. Perbedaan paham ini bisa diterangkan dengan<br />

mengingat bahwa para pengarang dan penyair itu mempunyai<br />

pandangan dunia yang berlainan pun dilakukan pendemokrasian.<br />

Rustam Effendi dalam tahun 1926 belum sejauh itu. Sajaksajaknya<br />

dalam Percikan Perenungan dan drama Bebasari masih<br />

berkuasa bahasa daerah dan seperti dikatakan di atas dicarinya pula<br />

perbendaharaan kata-kata lama dari Sansekerta dan Arab. Tapi cara<br />

mempergunakan bahasa lama itu mempunyai individualitas sendiri,<br />

dalam pembentukan kata baru untuk mendekati kehalusan perasaan,<br />

dalam kombinasi kata-kata, malahan dalam kebebasan<br />

kepenyairannya itu dia sering membuat kata baru atau memotong<br />

kata-kata yang ada untuk disesuaikan dengan irama dan bunyi yang<br />

dikehendakinya. Demikian perkataan dari dipendekkannya saja<br />

menjadi dir (cepat ringan, lebih dir kucing: Tinggi dir bumi, hati bersuni)<br />

perkataan menunggu menjadi menung (O, pucuk, mari kita sama<br />

menung), badai menjadi bad, dunia menjadi duya dan individualisme<br />

ini kita mesti terima dari orang yang berjiwa merdeka:<br />

Sarat saraf saja mungkiri,<br />

Untai rangkaian seloka lama,<br />

Beta buang beta singkiri,<br />

Sebab laguku menurut sukma.<br />

.............................................................................................................<br />

Sumber: H.B. Jassin. 1950. Kesusastraan Indonesia Modern<br />

dalam Kritik dan Esei, Jakarta: Gunung Agung,<br />

hal. 122-125 (dikutip dan disesuaikan EYD).<br />

338 Bahasa Indonesia XII Program Bahasa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!