15.02.2014 Views

LAPORAN AKHIR TIM PENGKAJIAN HUKUM TENTANG HAK DAN ...

LAPORAN AKHIR TIM PENGKAJIAN HUKUM TENTANG HAK DAN ...

LAPORAN AKHIR TIM PENGKAJIAN HUKUM TENTANG HAK DAN ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ayat (1) dan ayat (2) beserta penjelasannya, dapat<br />

disimpulkan bahwa yang dimaksud tenaga medis<br />

adalah dokter.<br />

e. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;<br />

f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia<br />

Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang<br />

penyelenggaraan praktik dokter dan dokter gigi;<br />

g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia<br />

Nomor 585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan<br />

Tindakan Medik;<br />

h. Permenkes Nomor 290/ MENKES/ PER/III/ 2008<br />

tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;<br />

i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia<br />

Nomor 749a/Men.Kes/Per/XII/1989 tentang Rekam<br />

Medik/ Medical Record;<br />

j. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1951 tentang<br />

Kesehatan Kerja;<br />

k. Surat Keputusan Dirjen Yan Dik Nomor<br />

HK.00.06.6.5.1866 Tahun 1999 tentang Pedoman<br />

Persetujuan Tindakan Medik ditetapkan tanggal 21<br />

April 1999 (selanjutnya disebut Pedoman Pertindik).<br />

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari profesi<br />

dokter, persetujuan tindakan medik melalui informed concent<br />

adalah suatu kesepakatan dan kesetujuan dari pasien yang<br />

secara bebas, sadar dan terbuka, rasional dan proporsional<br />

setelah memperoleh informasi yang lengkap, valid, akurat<br />

yang diperoleh dari keterangan dokter tentang keadaan<br />

penyakitnya serta tindakan medis yang akan diperoleh.<br />

Dalam hal pasien atau keluarga/ wali merasa kurang<br />

yakin dengan informed concent dari dokter, termasuk<br />

kemungkinan kurang yakin/ragu dengan keadaan<br />

senyatanya tentang penyakit, hasil laboratorium, hasil<br />

pemeriksaan pendukungnya, dapat bahkan berhak untuk<br />

melakukan pemeriksaan pada dokter yang lain, untuk<br />

mendapatka second opinion, pasien dan atau keluarga/wali<br />

dapat meminta peeriksaan dokter lainnya di tempat<br />

pelayanan kesehatan yang berbeda.<br />

Peluang tenaga medis dalam hal ini dokter untuk<br />

memberikan kebebasan pilihan bagi pasien, merupakan<br />

bagian dari keterbukaan informasi dari dokter kepada<br />

pasien. Hal ini justru untuk menjaga keselamatan dan<br />

kebaikan pasien, dan juga menjaga kenyamanan profesi<br />

dokter.<br />

Adapun informasi yang perlu diberikan dan<br />

dijelaskan dengan kata-kata sederhana yang dimengerti oleh<br />

pasien atau keluarganya menurut J. Guwandi meliputi:<br />

1. Risiko yang melekat (inherent) pada tindakan<br />

tersebut;<br />

2. Kemungkinan timbulnya efek sampingan;<br />

3. Alternatif lain (jika) ada selain tindakan yang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!