15.02.2014 Views

LAPORAN AKHIR TIM PENGKAJIAN HUKUM TENTANG HAK DAN ...

LAPORAN AKHIR TIM PENGKAJIAN HUKUM TENTANG HAK DAN ...

LAPORAN AKHIR TIM PENGKAJIAN HUKUM TENTANG HAK DAN ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

penjelasan berada di tayangan dokter yang akan melakukan<br />

tindakan medis. Dokterlah yang paling bertanggung jawab<br />

untuk memberikan informasi dan penjelasan yang<br />

diperlukan. Apabila dokter yang akan melakukan tindakan<br />

medis berhalangan untuk memberikan informasi dan<br />

penjelasan maka dapat diwakilkan pada dokter lain dengan<br />

sepengetahuan dokter yang bersangkutan.<br />

Pasal 2 ayat (1) Permenkes tentang Pertindik<br />

menentukan bahwa semua tindakan medis yang akan<br />

dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan.<br />

Bentuk persetujuan itu sendiri dapat diberikan secara tertulis<br />

maupun lisan. Dalam praktiknya, pertindik dapat diberikan<br />

oleh pasien dengan cara-cara berikut:<br />

1. Dinyatakan (expressed) secara lisan atau tetulis.<br />

Dalam hal ini bila yang dilakukan lebih dari prosedur<br />

pemeriksaan dan tindakan biasa yang mengandung<br />

risiko, misalnya pembedahan.<br />

2. Dianggap diberikan (implied or tacit consent), yaitu<br />

dalam keadaan biasa atau dalam keadaan darurat.<br />

Persetujuan diberikan pasien secara tersurat tanpa<br />

pernyataan tegas yang disimpulkan dokter dari sikap<br />

dan tindakan pasien. Misalnya tindakan medis<br />

berupa pemberian suntikan, penjahitan luka, dan<br />

sebagainya. Apabila pasien dalam keadaan gawat<br />

darurat tidak sadarkan diri dan keluarganya tidak<br />

ada di tempat, sedangkan dokter memerlukan<br />

tindakan segera, maka dokter dapat melakukan<br />

tindakan medis tertentu yang terbaik menurut dokter<br />

(persetujuannya disebut presumed consent, dalam<br />

arti bila pasien dalam keadaan sadar, maka pasien<br />

dianggap akan menyetujui tindakan yang dilakukan<br />

dokter).<br />

2) Tujuan Persetujuan Tindakan Medik<br />

Maksud dan tujuan persetujuan tindakan<br />

medik, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan<br />

Republik Indonesia Nomor : O.585/Men.Kes/Per/IX/1989<br />

tentang Persetujuan Tindakan Medik :<br />

1. Semua tindakan medik yang akan dilakukan terhadap<br />

pasien harus mendapat persetujuan (Pasal 2 ayat (1)).<br />

2. Persetujuan dapat diberikan secara tertulis maupun lisan<br />

(Pasal 2 ayat (2)).<br />

3. Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat<br />

informasi yang akurat tentang perlunya tindakan medik<br />

yang bersangkutan serta risiko yang dapat<br />

ditimbulkannya (Pasal 2 ayat (3)).<br />

4. Bagi tindakan medik yang mengandung risiko tinggi<br />

harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani<br />

oleh yang hendak memberikan persetujuan (Pasal 3<br />

ayat (1)).<br />

5. Persetujuan lisan berlaku bagi tindakan medik yang<br />

tidak termasuk dalam tindakan medik yang mengandung<br />

risiko tinggi (Pasal 3 ayat (2)).<br />

6. Informasi tentang tindakan medik harus diberikan oleh

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!