11.07.2015 Views

Keluar Jalur - International Center for Transitional Justice

Keluar Jalur - International Center for Transitional Justice

Keluar Jalur - International Center for Transitional Justice

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Keluar</strong> <strong>Jalur</strong> Keadilan Transisi di Indonesia Setelah Jatuhnya Soehartodan Imparsial, dan berhasil mengungkapkan peran militer dalam penghilangan mahasiswapada 1998 dan kejahatan di Timor- Timur.Pengungkapan kebenaran: Pada Desember 2004, tekanan publik mendorong terbitnyaKeputusan Presiden No. 111 tahun 2004, tentang pembentukan tim pencari faktaberanggotakan 14 orang yang terdiri dari perwira tinggi kepolisian dan tokoh pembelaHAM. Tim ini memiliki masa kerja enam bulan untuk bekerja, dan kemudian diperpanjang,untuk membantu penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian. Tim ini menghadapikesulitan dalam mendapatkan dukungan kerjasama dari dua institusi yang terlibatdalam kasus ini lewat rekaman telepon dan surat internal, yaitu Badan Intelejen Negara(BIN) dan maskapai penerbangan milik negara, Garuda. 32 Namun demikian, tim pencarifakta ini dapat menyelesaikan tugasnya dan menyerahkan laporannya kepada Presiden.Laporannya menyebutkan keterlibatan Garuda dan petinggi BIN, dan merekomendasikanuntuk membuat tim baru dengan mandat yang lebih besar. Pemerintah tidak membuattim baru tersebut dan tidak pernah membuka laporannya, walaupun mendapat tekanandari komunitas internasional dan adanya kewajiban untuk mendiseminasi hasil temuanberdasarkan Keppres.Proses Peradilan: Berdasarkan temuan tim, jaksa melakukan tuntutan terhadap tigastaf Garuda, seorang pejabat intelijen dan Pollycarpus Priyanto, orang yang didugamenjadi bagian dari kedua institusi itu. Pollycarpus, seorang co-pilot Garuda, pernahmenelepon rumah Munir untuk menanyakan perjalanannya, memastikan dirinya berada dipenerbangan yang sama sebagai “petugas keamanan,” dan memberikan tempat duduknyadi kelas bisnis kepada Munir. Dia diputuskan bersalah dan dihukum atas pembunuhanitu, tetapi, Mahkamah Agung kemudian membatalkan putusan itu. Setelah banyaknyaseruan untuk melakukan peninjauan dari Presiden, masyarakat sipil, dan komunitasinternasional, Mahkamah Agung melakukan Peninjauan Kembali (PK). Pollycarpus saat inimenjalani hukuman 20 tahun penjara. Tiga staf Garuda lainnya juga masuk penjara karenamengeluarkan surat kuasa agar Pollycarpus dapat ikut terbang pada saat itu.Pollycarpus menelpon seorang pejabat senior BIN, Muchdi Purwopranjono, lebih dari 40kali menjelang pembunuhan dan pengumuman hasil otopsi. Setelah mendapat tekananterus-menerus, polisi dan jaksa mengajukan Muchdi ke pengadilan atas dasar laporansaksi dan catatan telepon. Penuntut menegaskan bahwa ia yang menugaskan Pollycarpusuntuk melakukan pembunuhan itu. Namun, beberapa saksi tidak hadir dalam persidangan.Sedangkan saksi yang hadir dan telah memberikan kesaksian memberatkan kepada polisi,menarik kembali pernyataannya di persidangan. Muchdi kemudian dibebaskan pada 3132 Lihat Human Rights First, After One Year: A White Paper on the Investigation and Prosecution of the Munir Murder Case(Setelah Satu Tahun: Buku Putih tentang Penyidikan dan Pengadilan Kasus Pembunuhan Munir), (7 September 2005), 2-6.www.kontras.org23

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!