Setelah semua proses identifikasitersebut dilakukan maka langkah selanjutnyayang akan dilakukan adalah mengembangkansektor-sektor andalan yang diperkirakandapat menarik sektor-sektor lain untuktumbuh sehingga perekonomian Riau dapatberkembang secara berkelanjutan.Kebijakan Agro-industriStudi tentang identifikasi sektor-sektorutama dan produk andalan yang dimiliki olehRiau setelah pisah dengan Kepri sepertidijelaskan di atas memerlukan studi yang lebihmendalam. Tetapi secara selintas dapatdisimpulkan bahwa sesudah pisah denganKepri maka sektor industri manufaktur(terutama elektronik, garments, dan basicchemicals), dan jasa-jasa (turisme) sertatransportasi pelayaran akan berkurangperanannya. Di sektor pertambangan kalaudulu ada minyak bumi, gas alam, emas, dantimah, sekarang yang masih tersisa hanyaminyak bumi. Tetapi melihatkecenderungannya produksi minyakbumipun akan menurun, kecuali bila dilakukanpemulihan melalui Enhanced Oil Recovery(EOR). Sedangkan kemungkinan produksinaik hampir mustahil mengingat tidak adanyakegiatan eksploitasi dan eksplorasi barusebagai dampak euphoria otonomi daerah.Begitu juga potensi hutan makin tipis.Jangankan menambah kegiatan industriberbasis kehutanan, mempertahankan apayang ada saja cukup sulit. Bahkan pada awalawal tahun 2004 ini minimal ada 5 perusahaanbesar berbasis kehutanan yang bangkrut,yang menyebabkan PHK sekitar 30.000 orang.Eksploitasi hutan secara berlebihan selamaini diperkirakan akan “menuai masalah” dalamwaktu tidak terlalu lama. Hal ini merupakan“PR” bagi dinas perindustrian, dinasketenagakerjaan, dan Badan PengendalianDampak Lingkungan, baik di tingkat provinsimaupun kabupaten/kota. Walaupun sudahterlambat, pemerintah daerah baik di tingkatkabupaten/kota (terutama yang sumbangansektor kehutanannya besar seperti Siak,Pelalawan, Rokan Hilir) dan provinsi Riauharus mencarikan solusi bagaimanamelestarikan sumberdaya hutan bagigenerasi mendatang secara berkelanjutan.Kalau masa depan sektor pertambangandan kehutanan makin gelap, apa lagi yangpotensial dikembangkan dimasa datang?Pilihan sektor ekonomi yang ada tinggalsektor pertanian, perkebunan dan perikanan.Jadi, sebagai konsekuensi dari perubahansektor dan komoditas andalan di atas makadimasa depan Riau (Daratan) harus mampumenggarap sektor pertanian lebihprofesional. Tetapi pengembangan sektorpertanian ada batasnya. Secara teoritis dalamsektor pertanian berlaku hukum “the law ofdiminishing return” dan “Hukum Engel”.Hukum yang pertama, yaitu “the law ofdiminishing return” mengatakan bahwaupaya pengembangan sektor ini cenderungmemberikan hasil yang semakin lama semakinmenurun, kecuali kalau ada teknik baru yangbisa mendongkrak produktivitas untuk seluaslahan yang sama. Sedangkan hukum kedua,yaitu hukum Engel mengatakan bahwa seiringdengan peningkatkan pendapatanmasyarakat, maka proporsi pengeluaranuntuk pangan (yang disumbangkan sektorpertanian) akan semakin menurun, sedangproporsi pengeluaran untuk non-pertanian,terutama produk-produk industri, akansemakin meningkat.Selain kedua hukum di atas membatasipengembangan sektor pertanian, masih adakontradiksi dalam dunia pertanian yangdisebut “the fallacy of composition”.Fenomena ini menunjukkan bahwa hasilproduksi pertanian yang tinggi tidak identikdengan peningkatan pendapatan masyarakatpetani secara keseluruhan. Jika seorangpetani memperoleh hasil yang lebih tinggi,memang pendapatannya meningkat. Tetapijika semua petani memperoleh hasil bagusmaka harga bisa turun karena produksimelimpah, dan sebagai konsekuensinyapendapatan dan kesejahteraan petani justruturun. Karena adanya fenomena yang kurangJurnal Industri dan Perkotaan Volume VIII Nomor 13/Agustus 2003 634
ersahabat dengan masyarakat tani tersebutmaka sektor-sektor pertanian yangmempunyai “masa depan suram” seperti karettak perlu diperluas. Cukup kebun karet yangada dimanfaatkan secara optimal, sedangkankalau karet sudah tidak lagi produktif perludiganti dengan tanaman lain yang lebihkompetitif hasilnya.Terbentur pada berbagai kendala yangkurang mendukung pengembangan sektorpertanian di atas, maka strategi yang palingcocok untuk diadopsi pada masa sekarangdan akan datang adalah mempromosikankebijakan industrialisasi. Secara sederhanaindustrialisasi adalah perubahan strukturekonomi dari pertanian ke industri. Tetapidalam arti lebih luas industrialisasi adalahproses interaksi antara perkembanganteknologi, inovasi, spesialisasi danperdagangan antar-negara seiring denganmeningkatnya pendapatan masyarakat danadanya perubahan struktur ekonomi daripertanian ke industri.Riau tidak bisa bertahan hanya denganmemproduksi hasil-hasil pertanian. Harus adapergeseran ke arah industri. Selain akanmemberikan nilai tambah, industrialisasi akan“memaksa” masyarakat Riau lebih maju,sebab selain dilihat sebagai proses perubahanstruktur ekonomi dari pertanian ke industribelaka, industrialisasi juga harus diiringidengan perubahan teknologi dan kultur darimasyarakat agraris tradisional ke masyarakatindustri modern. Adapun dua kata kunciuntuk program industrialisasi adalah ilmupengetahuan dan teknologi. Sebagaimanaditulis Theodore W. Schultz dalam“Transforming Traditional Agriculture”(1964): “Peningkatan efisiensi di negaranegarasedang berkembang hanya mungkinlewat pengambil-alihan teknologi baru besertapengetahuan dan keterampilan baru”.Antara pertanian dan industri tidakharus bersaing, tetapi saling mendukung dansaling melengkapi. Dengan demikian sektorindustri dan sektor pertanian dikembangkansecara terpadu ( integrated), dimanapengembangan sektor industri dilandaskanpada pertanian yang tangguh. Untukmendapatkan nilai tambah yang lebih besar,perlu dirancang program strategis untukmengembangkan sektor industri yangmengolah lebih lanjut hasil-hasil pertanianyang ada di Riau (daratan). Dikaitkan denganhal ini industrialisasi di Riau sebaiknyadilakukan lewat pengembangan agro industri.Beberapa alasan untuk mendukung agroindustriini antara lain (1) aktivitas agroindustrimelibatkan banyak orang, (2) tidakmemerlukan teknologi yang terlalu tinggi(sophisticated), dan (3) proses pergeserandari pertanian ke agro-industri tidakmenimbulkan masalah besar.Sekarang, apa jenis agro-industri yangcocok dipromosikan? Produk-produkunggulan perkebunan Riau saat ini adalahkelapa sawit, karet, kelapa dan sedikit kopiserta coklat. Dari berbagai jenis komoditasperkebunan yang ada, yang memilikikeuntungan absolut dan keuntunganberbanding sekaligus paling potensial untukmeningkatkan nilai tambah dari perkebunanini adalah industrialisasi kelapa sawit.Langkah industrialisasi kelapa sawit perludiprioritaskan Riau sebab sepertiga dari totalkebun kelapa sawit Indonesia seluas 3,5 jutahektar ada di Riau.Strategi industrialisasi kelapa sawit yangdisarankan untuk Provinsi Riau adalah yangmemfokuskan pada perkembangan kelompokkelompokindustri seperti: (1) Industri-industriyang memakai kelapa sawit sebagai bahanbaku utama untuk menghasilkan berbagaijenis downstream industries yang berdayasaing tinggi, dan (2) Industri-industri mesin,alat-alat produksi, komponen, spare-partsdan material-material lain yang mendukungperkebunan kelapa sawit, sehingga dapatmengurangi ketergantungan terhadap impor.Dilihat dari beragamnya kelompokkelompokindustri yang bisa dikembangkandari sawit ini kelihatannya industrialisasikelapa sawit sangat cocok dan mendukungVisi Riau 2020, dimana perkebunan kelapaJurnal Industri dan Perkotaan Volume VIII Nomor 13/Agustus 2003 635
- Page 4 and 5: Jurnal Industri dan Perkotaan Volum
- Page 6: interpretasi Citra Landsat TM Juni
- Page 9 and 10: Tabel 4. Laju sedimentasi di perair
- Page 11 and 12: Daftar PustakaMulyadi A. 2000. OTOR
- Page 13: menjadi provinsi Kepri dalam PDRB R
- Page 17 and 18: lagi layak untuk ditempati atau dig
- Page 19 and 20: Daftar BacaanBalassa, Bela. 1981.
- Page 21 and 22: ahwa anak-anak mempunyai hak ataske
- Page 23 and 24: NoTingkat PendidikanFrekuensiPersen
- Page 25 and 26: Temuan data mengenai tingkatpendidi
- Page 27 and 28: diberikan pada orangtua adalah sebe
- Page 29 and 30: jernih. Dua orang saudara kandung,
- Page 31 and 32: telah memberikan penghasilan yang c
- Page 33 and 34: wanita secara sosial masih mempunya
- Page 35 and 36: DAFTAR PUSTAKAChawa, Anif Fatma. 19
- Page 37 and 38: yang menguasai birokrasi pemerintah
- Page 39 and 40: dengan birokrasi di pusat; Kedua, t
- Page 41 and 42: Tabel 2. Matrik Kesulitan Berbagai
- Page 43 and 44: Gambar 3. Model Pemasaran Produk UK
- Page 45 and 46: meningkatkan penerimaan daerah; 5)m
- Page 47 and 48: E-GOVERNMENT DAN PEMASARAN KOTAOleh
- Page 49 and 50: kegiatan yang bertujuan untukmengop
- Page 51 and 52: ReferensiAsworth, G.J. & H. Voogd.
- Page 53 and 54: sejarah yang sentral dari cerminanp
- Page 55 and 56: tinggi; mendukung perusahaan yang s
- Page 58 and 59: industri itu. Persoalan dalam memba
- Page 60 and 61: Daftar PustakaAhmad, M., AZ Fachry
- Page 62 and 63: tertib melalui zebra cross yang tel
- Page 64 and 65:
yang menjadi sampel (dalam hal ini
- Page 66 and 67:
sosiologi naturalistis, mencoba men
- Page 68 and 69:
adanya perubahan yang signifikan pa
- Page 70 and 71:
penggunaan jalan. Masalahnya sekara
- Page 72 and 73:
perilaku manusia. Banyak jalan yang
- Page 74 and 75:
Lebih lanjut, keinginan responden a
- Page 76 and 77:
4. Kerjasama yang ada diantara apar
- Page 78 and 79:
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DEMOKRAS
- Page 80 and 81:
keputusan.Keberadaan Pemerintah den
- Page 82 and 83:
Sebagai akibat kebijakan pembanguna
- Page 84 and 85:
Provinsi Riau, faktor pemilikan lah
- Page 86 and 87:
Riau menyediakan bahan mentah, seda
- Page 88 and 89:
Daftar PustakaAnsoff, I. 1998. Stra
- Page 90 and 91:
Pendekatan, Teori danaplikasi di In
- Page 92 and 93:
jelas, padat dan tepat menggambarka