Afripun tetap kembali ke tempat semula, danmelanjutkan kegiatannya. Kebanyakan daripara penjual di sana mengetahui dengan tepat,bilamana datangnya pengawasan Tibumtersebut.Aspirasi yang dimiliki oleh Afri, adalahmemperbesar modalnya untuk berjualan.Suatu saat ia ingin memiliki tempat usahatetap, atau toko sendiri, sehingga tidak perlupergi kesana-kemari untuk menjual barangkelontong. Pernah ada sedikit sesal dia tidakmelanjutkan sekolah, tetapi kebutuhan hidupmembuatnya mantap pada pilihannya untukmencari penghasilan sendiri. Walaupunsudah harus membanting tulang sejak usiabelia, Afri sangat bangga dengan apa yangdilakukannya. Untuk ini di mengatakan,“…dengan begini saya bisa hidup mandiri,dan tidak payah mencari kerja seperti orangorangsekolahan, … teman-teman sayabanyak yang sekolah, tapi setelah itu merekatidak tahu harus kerja apa , karena untuk kerjaseperti saya tentu mereka malu,… akhirnyamereka menganggur..” Tak dapat dipungkiri,bahwa ini adalah pilihan yang sangat rasionalbagi kelompok masyarakat yang selaluberhadapan dengan kekurangan danketerbatasan. Aspirasi pendidikan yangterlalu tinggi dianggap akan menghancurkanhidup mereka sendiri.KESIMPULANPERSEPSI TENTANG ANAK JALANANBanyak studi tentang anak jalananmenyimpulkan bahwa karekteristiknya adalahheterogen. Anak jalanan memiliki latarbelakang masalah yang bervariasi, persoalanyang dihadapi maupun keinginannyaberbeda-beda. Kendati anak jalanan memilikikarakteristik yang heterogen tetapi setidaktidaknyadari studi ini dapat di klasifikasikanmenjadi tiga, yaitu:Pertama, anak jalanan putus hubungansementara dengan orang tua. Karakteristikini dicirikan anak jalanan masih memiliki orangtua. Namun situasi dalam keluarga dirasakantidak menyenangkan untuk tinggal sehinggaanak meninggalkan sementara keluarganya.Anak meninggalkan keluarga dipicu olehkekerasan fisik berupa pemukulan, keluargasering cekcok, perceraian orang tua. Anakanakdengan latar belakang seperti inibiasanya pergi tanpa tujuan, kemudianberkumpul dengan teman di jalanan.Kedua, anak jalanan yang masih tinggaldengan orang tuanya. Anak jalanan denganlatar belakang seperti ini biasanya didorongoleh faktor ekonomis. Ekonomi orang tuaserba pas-pasan, umumnya mendorong anakuntuk mencari penghasilan sendiri. Motivasimuncul dari anak itu sediri untuk membantuekonomi keluarga, ingin memenuhikebutuhannya sendiri dan dipaksa orang tuauntuk mencari penghasilan.Bagi anak-anak yang memilikikarakteristik seperti ini umumnya sebagianbesar masih sekolah dan memiliki aspirasipendidikan yang lebih baik. Aktivitas di jalanbiasanya dilakukan sebelum berangkat dansetelah pulang sekolah. Di jalanan dapatmemperoleh uang dengan mudah dan hidupdengan bebas sementara disekolah penuhaturan dan tidak mendapat uangmenyebabkan sebagian anak tidak kerasanlagi di sekolah.Ketiga, hidup sebatang kara. Tidak lagimenjalin hubungan dengan orangtuanya,orang tuanya masih hidup tetapi tidak adahubungan lagi dengan anaknya, orang tuatidak lagi memperhatikan nasib anaknya.Anak-anak ini biasanya ikut orang lain atausaudara, tinggal dirumah singgah, sesamateman, atau bahkan tinggal tak menentu, dansedikit sekali yang bersekolah. Dari segiperlindungan anak-anak jalanan ini biasanyasangat rawan mendapat perlakukankekerasan. Kekerasan yang mengancam dapatberasal dari teman dan orang yang lebihdewasa atau preman.PROFIL ANAK JALANAN1. Anak jalanan di kota Pekanbaru sebagianbesar mempunyai jenis kelamin laki-laki(92,17 %) hal ini bermakna bahwa anakJurnal Industri dan Perkotaan Volume VIII Nomor 13/Agustus 2003 652
wanita secara sosial masih mempunyainilai perlindungan dari keluarga yanglebih diarahkan untuk tetap beradadalam Rumah Tangga.2. Dari 115 orang anak jalanan yangdijadikan responden berusia 6 hingga 18tahun dan yang terbanyak berusia antaraantara 12 hingga 14 tahun (45,22%).3. Dari sejumlah anak jalanan yang beradapada usia sekolah ternyata 69,57% tidakbersekolah lagi, dan semua yang masihbersekolah berada di tingkat SD.Diantara yang tidak bersekolah, 4,35%berpendidikan SLTP, 33,04%berpendidikan SD, selebihnya adalahmereka yang tidak tamat SD, tidak tamatSLTP, dan tidak pernah sekolah.4. Sebagian besar (69,57%) anak jalanantinggal dengan orangtua.5. Dari keseluruhan responden, 62,61%memiliki orangtua dengan statusperkawinan ‘kawin’, 24,35% respondendengan status perkawinan orang tua‘cerai hidup’, sedangkan 13,04%responden dengan status ‘anak yatimatau piatu’ (orang tua cerai mati)6. Asal keluarga, sebagian besar (90,31%)berasal dari luar daerah Riau.7. Jenis pekerjaan yang dilakukan olehorangtua responden adalah pekerjaanpekerjaanyang termasuk pada sektorinformal. Bahkan didapati sebanyak 7,48% anak jalanan memiliki orangtua yangtidak bekerja. Sebagian besar pekerjaanorangtua responden adalah sebagaipedagang (31,78 %), dan sebagai buruh(26,17 %).8. Dalam hal pendidikan orangtua,diperoleh data bahwa orangtua anakjalanan mempunyai tingkat pendidikanyang sangat tidak memadai, dimana 17,78% tidak pernah sekolah, 26,17 % tidaktamat SD, 33,64 % tamat SD dan sisanyatamat SLTP dan SLTA.9. Pada umumnya anak jalanan berasal darikeluarga yang mempunyai anak diatas 4orang.AKTIVITAS EKONOMI1. Ada 11 jenis pekerjaan yang dilakukanoleh anak jalanan dan yang terbanyakadalah penjual koran (26,09%), penyemirsepatu (20,87%), pengamen (14,08%),dan penjual rokok (11,30%).Berikutnya,berjualan mainan, asesoris dankelontong (8,70%), serta berjualan kue(8,52%) menjadi pekerjaan yang cukupbanyak dijalankan oleh anak jalanan.Pemulung, tukang parkir, tukang angkut,merupakan pekerjaan yang kurangdiminati. Tentunya pilihan-pilihan jenispekerjaan ini tak lepas dari jumlahkeuntungan yang dapat mereka peroleh.Jenis-jenis pekerjaan yang lebihmendatangkan keuntungan tentu lebihbanyak dipilih.2. Karena sebagian besar anak jalanansudah tidak bersekolah lagi, makakebanyakan mereka menjalankanpekerjaannya lebih dari 7 Jam sehari(51,30%), dan selama 4-6 jam seharisebanyak 40 %, sedangkan sisanyakurang dari 3 Jam sehari.3. Umur pertamakali turun ke jalandilakukan oleh sebagian besarresponden pada usia 9-10 tahun(51,30%).4. Alasan dominan yang mendorong anakanaktersebut untuk bekerja di jalananadalah atas keinginan sendiri yangmuncul karena kondisi ekonomikeluarga. Hal ini terlihat dari alasan yangmereka kemukakan, yaitu atas keinginansendiri sebanyak 59,13%. Sedangkankeadaan yang mendorong merekabekerja adalah untuk membantuorangtua (37,39%), membantu biayasekolah (23,48%), dan untuk mencarimakan (21,74%).5. Karena faktor kemiskinan keluarga yangmendorong anak turun ke jalan, makasebagian pendapatan anak-anakdiberikan pada keluarga dengan rataratapendapatan anak jalanan setiap hariRp. 15.000,-. Alokasi pendapatanJurnal Industri dan Perkotaan Volume VIII Nomor 13/Agustus 2003 653
- Page 4 and 5: Jurnal Industri dan Perkotaan Volum
- Page 6: interpretasi Citra Landsat TM Juni
- Page 9 and 10: Tabel 4. Laju sedimentasi di perair
- Page 11 and 12: Daftar PustakaMulyadi A. 2000. OTOR
- Page 13 and 14: menjadi provinsi Kepri dalam PDRB R
- Page 15 and 16: ersahabat dengan masyarakat tani te
- Page 17 and 18: lagi layak untuk ditempati atau dig
- Page 19 and 20: Daftar BacaanBalassa, Bela. 1981.
- Page 21 and 22: ahwa anak-anak mempunyai hak ataske
- Page 23 and 24: NoTingkat PendidikanFrekuensiPersen
- Page 25 and 26: Temuan data mengenai tingkatpendidi
- Page 27 and 28: diberikan pada orangtua adalah sebe
- Page 29 and 30: jernih. Dua orang saudara kandung,
- Page 31: telah memberikan penghasilan yang c
- Page 35 and 36: DAFTAR PUSTAKAChawa, Anif Fatma. 19
- Page 37 and 38: yang menguasai birokrasi pemerintah
- Page 39 and 40: dengan birokrasi di pusat; Kedua, t
- Page 41 and 42: Tabel 2. Matrik Kesulitan Berbagai
- Page 43 and 44: Gambar 3. Model Pemasaran Produk UK
- Page 45 and 46: meningkatkan penerimaan daerah; 5)m
- Page 47 and 48: E-GOVERNMENT DAN PEMASARAN KOTAOleh
- Page 49 and 50: kegiatan yang bertujuan untukmengop
- Page 51 and 52: ReferensiAsworth, G.J. & H. Voogd.
- Page 53 and 54: sejarah yang sentral dari cerminanp
- Page 55 and 56: tinggi; mendukung perusahaan yang s
- Page 58 and 59: industri itu. Persoalan dalam memba
- Page 60 and 61: Daftar PustakaAhmad, M., AZ Fachry
- Page 62 and 63: tertib melalui zebra cross yang tel
- Page 64 and 65: yang menjadi sampel (dalam hal ini
- Page 66 and 67: sosiologi naturalistis, mencoba men
- Page 68 and 69: adanya perubahan yang signifikan pa
- Page 70 and 71: penggunaan jalan. Masalahnya sekara
- Page 72 and 73: perilaku manusia. Banyak jalan yang
- Page 74 and 75: Lebih lanjut, keinginan responden a
- Page 76 and 77: 4. Kerjasama yang ada diantara apar
- Page 78 and 79: ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DEMOKRAS
- Page 80 and 81: keputusan.Keberadaan Pemerintah den
- Page 82 and 83:
Sebagai akibat kebijakan pembanguna
- Page 84 and 85:
Provinsi Riau, faktor pemilikan lah
- Page 86 and 87:
Riau menyediakan bahan mentah, seda
- Page 88 and 89:
Daftar PustakaAnsoff, I. 1998. Stra
- Page 90 and 91:
Pendekatan, Teori danaplikasi di In
- Page 92 and 93:
jelas, padat dan tepat menggambarka