Alasan Eksternal Anak Beraktivitas di JalananNo Alasan Turun Kejalan Frekuensi Persentase1 Membantu Orang Tua 43 37,392 Untuk Mencari Makan 25 21,743 Tambahan Biaya Sekolah 27 23,484 Putus Sekolah 15 13,045 Beli Baju, dll 5 4,35Jumlah 115 100,00Sumber: Survei Lapangan 2003Faktor Pendorong Dominan Untuk BekerjaDi JalanHasil survey mengungkapkan bahwafaktor yang dianggap dominan sebagaipendorong mereka turun ke jalan, sebagianbesar menjawab atas keinginan sendiri, yaitusebanyak 59,13%. Sementara yangmenyatakan terpengaruh oleh temansebanyak 28,70%, dibawa saudara sebanyak2,61%, dan disuruh oleh orang tua sebanyak9,67 %.Sedangkan faktor dari luar diri anak ,yaitu situasi pendorong anak untuk turunkejalan adalah kondisi kemiskinan keluarga.Berikut adalah data yang menjelaskanjawaban mereka.Pendapatan dan Alokasi PengeluaranKeberadaan mereka dijalanan tentusangat membantu kehidupan ekonomikeluarga. Kalau diperhatikan pendapatanmereka yang berkisar antara Rp. 5000 s/d Rp.40.000. Pendapatan terbanyak antara Rp.10.000 hingga Rp. 20.000. Rata-ratapendapatan anak jalanan itu selama semingguterakhir adalah sebesar Rp.15.727,39,- setiapharinya. Pendapatan terbesar yang diperolehanak jalanan adalah yang berasal daripekerjaan mengamen, tukang angkut, tukangparkir dan penjual koran.Uang yang mereka peroleh, sebagianmereka berikan pada keluarganya baik berupauang dan kadang-kadang berupa barangmisalnya membelikan peralatan dapur ataukamar tidur. Melihat Alokasi Pengeluaran danPendapatan anak jalanan yang bekerja untukmembantu orang tua maka 29,74%pendapatan digunakan untuk kebutuhansendiri, dan selebihnya mereka gunakanuntuk membantu orang tua, keluarga, temandan kebutuhan lain.Alokasi Pengeluaran Anak JalananGambar di atas menjelaskan bahwaalokasi pengeluaran anak jalanan adalah :15,43% untuk kebutuhan makan di warung, 14,31%untuk jajan (rokok, kue), 17,70 % diberikanpada teman atau saudara, 0,15 % diberikanpada preman, 37,36 % untuk orangtua dan15,05 % untuk kebutuhan lain-lain, misalnyamembeli pakaian sendiri atau saudara,peralatan rumah tangga, dan sebagainya.Alokasi pendapatan yang terbesaruntuk diberikan pada orangtua. Kalaudijumlahkan dengan yang diberikan padasaudara jelasnya mencapai 55,06%. Dan kalaudibandingkan dengan hasil studi yangpernah dilakukan mengenai bantuan anakjalanan kepada orangtua (Yashinta, 2001) diSurabaya pendapatan anak jalanan yangJurnal Industri dan Perkotaan Volume VIII Nomor 13/Agustus 2003 646
diberikan pada orangtua adalah sebesar 44%, di Jakarta 75 %, dan di Ujung Pandangsebesar 77 %. Dengan demikian bantuan anakjalanan pada orangtua di Kota Pekanbarurelatif kecil. Hal ini juga mempunyai maknaeksploitasi pada anak juga berkurang.NILAI KERJA DAN ASPIRASIKerja bagi anak jalanan diartikan sebagaiaktivitas yang menghasilkan uang, apapunyang mereka lakukan baik itu jenis pekerjaanyang secara normatif dapat diterima, sepertipenjual koran, maupun yang janggal sepertimeminta-minta tidak lain diartikan sebagaisuatu usaha yang akan menghasilkan uang.Oleh karena itu, dalam kehidupan anak jalananjenis-jenis pekerjaan yang mereka lakukanjuga mempunyai makna-makna sosial, tidaksemua anak melihat pekerjaan itu mempunyaimakna hanya mencari uang, tapi jugabermakna ada mengandung nilai harga diri.Hasil studi menunjukkkan dari 115 oranganak jalanan yang dijadikan respondendidapati 35 orang anak (30,43%) yang masihduduk di bangku sekolah. Bagi anak-anakjalanan yang masih bersekolah sebagianpendapatan yang mereka peroleh merekagunakan untuk memenuhi kebutuhansekolah. Dan tidak sedikit pula dari anakjalanan yang sudah meninggalkan bangkusekolah, mempunyai aspirasi untuk dapatkembali ke bangku sekolah, jika merekamempunyai uang. Namun sebagian besardiantara mereka ternyata bahkan tidakmenginginkan bantuan pendidikan, karenalebih berminat pada kegiatan pekerjaannya.Berikut adalah beberapa kasus yangdapat mengungkapkan nilai kerja dan aspirasipara anak jalanan yang dihimpun dari hasilwawancara mendalam.KASUS I : PENJUAL ROKOK , “AKUTIDAK MAU SEKOLAH LAGI”Penampilan fisiknya sama sekali takmenyiratkan bahwa sehari-harinya dia hidupdi jalanan. Dengan celana blue jean dan kaosoblong yang terlihat bersih dan potonganrambut yang cukup rapi seperti anak sekolah,dia melangkah tanpa beban, menjajakandagangannya. Bincang-bincang siang itutelah mengungkap kehidupannya. Saat iniusianya 12 tahun, dan tidak bersekolah. Ketikaditanyakan telah berapa lama dia menjalankankegiatan ini, dengan kepolosannya diamenjawab ‘tidak tahu’. Keterangan yangdapat dia berikan adalah, pada tahun 2001dia duduk di kelas 3 SD, dan itulah bangkusekolah terakhir yang dia duduki.Ilham, demikian namanya, malas sekalibersekolah. Terlalu banyak beban, uangsekolah dan pekerjaan rumah yang sulit-sulit.Karena itu sering juga dia tidak naik kelas.Orang tuanya telah bercerai. Ibu dari TeratakBuluh, ayah dari Lintau. Saat ini ibunya telahmenikah lagi, dan dia tinggal bersama ibudan ayah tirinya, beserta dua orangsaudaranya yang masih sekolah di kelas 1dan 3 SMP. Kakak yang paling besar tinggalbersama ayahnya di Lintau. Rumah yangditinggalinya adalah milik ayah tirinya, danbertempat di jalan Cik Di Tiro. Sehari-harinyaJumlah Anak Berdasarkan Jenis Bantuan yang DiharapkanNo Alasan Turun Kejalan Frekuensi Persentase1 Membantu Orang Tua 43 37,392 Untuk Mencari Makan 25 21,743 Tambahan Biaya Sekolah 27 23,484 Putus Sekolah 15 13,045 Beli Baju, dll 5 4,35Jumlah 115 100,00Sumber: Survei Lapangan 2003Jurnal Industri dan Perkotaan Volume VIII Nomor 13/Agustus 2003 647
- Page 4 and 5: Jurnal Industri dan Perkotaan Volum
- Page 6: interpretasi Citra Landsat TM Juni
- Page 9 and 10: Tabel 4. Laju sedimentasi di perair
- Page 11 and 12: Daftar PustakaMulyadi A. 2000. OTOR
- Page 13 and 14: menjadi provinsi Kepri dalam PDRB R
- Page 15 and 16: ersahabat dengan masyarakat tani te
- Page 17 and 18: lagi layak untuk ditempati atau dig
- Page 19 and 20: Daftar BacaanBalassa, Bela. 1981.
- Page 21 and 22: ahwa anak-anak mempunyai hak ataske
- Page 23 and 24: NoTingkat PendidikanFrekuensiPersen
- Page 25: Temuan data mengenai tingkatpendidi
- Page 29 and 30: jernih. Dua orang saudara kandung,
- Page 31 and 32: telah memberikan penghasilan yang c
- Page 33 and 34: wanita secara sosial masih mempunya
- Page 35 and 36: DAFTAR PUSTAKAChawa, Anif Fatma. 19
- Page 37 and 38: yang menguasai birokrasi pemerintah
- Page 39 and 40: dengan birokrasi di pusat; Kedua, t
- Page 41 and 42: Tabel 2. Matrik Kesulitan Berbagai
- Page 43 and 44: Gambar 3. Model Pemasaran Produk UK
- Page 45 and 46: meningkatkan penerimaan daerah; 5)m
- Page 47 and 48: E-GOVERNMENT DAN PEMASARAN KOTAOleh
- Page 49 and 50: kegiatan yang bertujuan untukmengop
- Page 51 and 52: ReferensiAsworth, G.J. & H. Voogd.
- Page 53 and 54: sejarah yang sentral dari cerminanp
- Page 55 and 56: tinggi; mendukung perusahaan yang s
- Page 58 and 59: industri itu. Persoalan dalam memba
- Page 60 and 61: Daftar PustakaAhmad, M., AZ Fachry
- Page 62 and 63: tertib melalui zebra cross yang tel
- Page 64 and 65: yang menjadi sampel (dalam hal ini
- Page 66 and 67: sosiologi naturalistis, mencoba men
- Page 68 and 69: adanya perubahan yang signifikan pa
- Page 70 and 71: penggunaan jalan. Masalahnya sekara
- Page 72 and 73: perilaku manusia. Banyak jalan yang
- Page 74 and 75: Lebih lanjut, keinginan responden a
- Page 76 and 77:
4. Kerjasama yang ada diantara apar
- Page 78 and 79:
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DEMOKRAS
- Page 80 and 81:
keputusan.Keberadaan Pemerintah den
- Page 82 and 83:
Sebagai akibat kebijakan pembanguna
- Page 84 and 85:
Provinsi Riau, faktor pemilikan lah
- Page 86 and 87:
Riau menyediakan bahan mentah, seda
- Page 88 and 89:
Daftar PustakaAnsoff, I. 1998. Stra
- Page 90 and 91:
Pendekatan, Teori danaplikasi di In
- Page 92 and 93:
jelas, padat dan tepat menggambarka