industri itu. Persoalan dalam membangunmasyarakat industri ialah menyangkut pokokdan jaringan. Yang termasuk pokok ialahmengenai kecen-derungan arah masyarakatindustri, sedangkan jaringan cabangnya ialahmengenai masalah pokok pembangunanekonomi dan kecenderungan arah gerakjaringan industri; dan akhirnya mengenaimasa depan masyarakat industri itu sendiri.mempromosikan kawasan industri itu denganjelas.Kenyataan pengembangan kawasanindustri di beberapa kota di Riau termasukkawasan industri di Universitas Riau,nampaknya masih belum memasuki langkahpertama – membangun kelembagaan danbadan yang akan mengelola danmempromosikan kawasan industri, bilaSocial capital /Social process/ Social cultureAgricultural Society /Agroindustry / Industrial SocietyMerujuk kepada pengalaman ‘ScottishEnterprise’ di Scotlandia di atas, maka dalamindustrialisasi di Riau melalui pengembanganagroindustri, dan menggeser bukan sajastruktur ekonomi tetapi juga masyarakatnyadari pertanian ke masyarakat industri, makaproses sosial yang diperlukan ialahmengidentifikasi modal sosial yang akandirubah kepada budaya masyarakat industri.Tetapi secara mikro diperlukan jugamenemukan dan membina usahawan dalambidang agroindustri dari kalangan paramahasiswa atau pemuda yang tidakmempunyai pekerjaan. Pada hal dasar untukpengembangannya sudah ada, baik secarakelembagaan maupun keberadaan industri itusendiri. Misalnya di kabupaten Bengkalissaja – waktu itu termasuk Dumai – dalamtahun 1990-an tidak kurang dari 61 galangankapal tercatat pada Dinas Perindustriannya(Ahmad et al. 1992).Di Riau hampir setiap kota dankabupaten berusaha mengembangkankawasan industrinya. Tetapi yang sedangberkembang baru pada tiga kawasan di Riaukepulauan, yakni Batam, Bintan, Karimun.Sedangkan di Riau daratan baru di Kerinci,Pekanbaru, Dumai dan Buton (Siak SriIndrapura), yang memulai namun tidakterkoordinir dengan baik seperti di Riaukepulauan. Di sana telah ada badan atauperusahaan yang mengelola dandirujuk pengalaman ‘Scottish Enterprise’ diInggris yang dikemukakan di atas.4. Kesimpulan dan SaranIndustri kecil di Riau belum bersifatindustri bila ditinjau dari produk, proses,teknologi dan pengelolaannya. Pemilikindustri mempunyai pendidikannya hanyasekolah menengah saja (bahkan kurang).Oleh karena itu; sulit kemungkinan terjadipengembangan manejemen yangmempercepat proses perubahan strukturekonomi (industrialisasi).Pada industri kecil, seperti yang lazimditemukan di kalangan agroindustri dipedesaan, pasarnya masih amat terbatas, danakibatnya harga produk industri itu kurangdipengaruhi oleh mekanisma pasar.Pembinaan oleh pihak yang terkait dalampembangunan dan manejemen industri belumpernah menyentuh industri kecil, sehinggaperkembangan berjalan hanya secara alamiahbelaka, oleh inisiatif pemilik industri sendiri.Untuk memudahkan pembinaan secaraberkelanjutan, pengembangan kawasanindustri yang melembaga merupakankeniscayaan. Apalagi umumnya, industriseperti galangan kapal sudah berkelompokpada suatu kawasan di lingkungan pesisir.Jadi sebenarnya industrialisasi di Riau,khususnya yang berkaitan denganagroindustri merupakan peluang besar untukJurnal Industri dan Perkotaan Volume VIII Nomor 13/Agustus 2003 678
dikembangkan sebagai industri utama,terutama di kawasan pedesaan Riau, baik bagimemajukan perekonomian suatu wilayahmaupun meningkatkan kesejahteraanmasyarakat umumnya. Pengembanganindustri itu memerlukan dukungankelembagaan keuangan dan kebijakan industriyang bersifat pembinaan.Sungguhpun agroindustri skala kecil sudahmerupakan tradisi di pedesaan Riau, akan tetapikajian dan kebijakan pengembangan industriberkaitan belumlah banyak dilakukan. Selainkajian yang lebih mendalam, upaya pembinaanagroindustri yang ada, dalam hal manejemen,teknis, dan finansial perlu segera dilakukan jikausaha industrialisasi di Riau akan dikembangkan.Jurnal Industri dan Perkotaan Volume VIII Nomor 13/Agustus 2003 679
- Page 4 and 5:
Jurnal Industri dan Perkotaan Volum
- Page 6: interpretasi Citra Landsat TM Juni
- Page 9 and 10: Tabel 4. Laju sedimentasi di perair
- Page 11 and 12: Daftar PustakaMulyadi A. 2000. OTOR
- Page 13 and 14: menjadi provinsi Kepri dalam PDRB R
- Page 15 and 16: ersahabat dengan masyarakat tani te
- Page 17 and 18: lagi layak untuk ditempati atau dig
- Page 19 and 20: Daftar BacaanBalassa, Bela. 1981.
- Page 21 and 22: ahwa anak-anak mempunyai hak ataske
- Page 23 and 24: NoTingkat PendidikanFrekuensiPersen
- Page 25 and 26: Temuan data mengenai tingkatpendidi
- Page 27 and 28: diberikan pada orangtua adalah sebe
- Page 29 and 30: jernih. Dua orang saudara kandung,
- Page 31 and 32: telah memberikan penghasilan yang c
- Page 33 and 34: wanita secara sosial masih mempunya
- Page 35 and 36: DAFTAR PUSTAKAChawa, Anif Fatma. 19
- Page 37 and 38: yang menguasai birokrasi pemerintah
- Page 39 and 40: dengan birokrasi di pusat; Kedua, t
- Page 41 and 42: Tabel 2. Matrik Kesulitan Berbagai
- Page 43 and 44: Gambar 3. Model Pemasaran Produk UK
- Page 45 and 46: meningkatkan penerimaan daerah; 5)m
- Page 47 and 48: E-GOVERNMENT DAN PEMASARAN KOTAOleh
- Page 49 and 50: kegiatan yang bertujuan untukmengop
- Page 51 and 52: ReferensiAsworth, G.J. & H. Voogd.
- Page 53 and 54: sejarah yang sentral dari cerminanp
- Page 55 and 56: tinggi; mendukung perusahaan yang s
- Page 60 and 61: Daftar PustakaAhmad, M., AZ Fachry
- Page 62 and 63: tertib melalui zebra cross yang tel
- Page 64 and 65: yang menjadi sampel (dalam hal ini
- Page 66 and 67: sosiologi naturalistis, mencoba men
- Page 68 and 69: adanya perubahan yang signifikan pa
- Page 70 and 71: penggunaan jalan. Masalahnya sekara
- Page 72 and 73: perilaku manusia. Banyak jalan yang
- Page 74 and 75: Lebih lanjut, keinginan responden a
- Page 76 and 77: 4. Kerjasama yang ada diantara apar
- Page 78 and 79: ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DEMOKRAS
- Page 80 and 81: keputusan.Keberadaan Pemerintah den
- Page 82 and 83: Sebagai akibat kebijakan pembanguna
- Page 84 and 85: Provinsi Riau, faktor pemilikan lah
- Page 86 and 87: Riau menyediakan bahan mentah, seda
- Page 88 and 89: Daftar PustakaAnsoff, I. 1998. Stra
- Page 90 and 91: Pendekatan, Teori danaplikasi di In
- Page 92 and 93: jelas, padat dan tepat menggambarka