m-132-2015
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
laporan utama<br />
KALEIDOSKOP KOMISI X DPR RI<br />
SEPAKAT HAPUS PASAL<br />
KRETEK PADA RUU<br />
KEBUDAYAAN<br />
Penyerahan palu pimpinan kepada Wakil Ketua Komisi X yang baru, Abdul<br />
Kharis Almasyhari<br />
Komisi X DPR, atau yang lebih dikenal sebagai Komisi Pendidikan,<br />
menunjukkan komitmennya dengan memaksimalkan<br />
tiga fungsi Dewan, kepada mitra kerjanya. Mengawali tahun<br />
<strong>2015</strong>, Komisi X sudah melakukan pengawasan terhadap persiapan<br />
Ujian Nasional (UN) <strong>2015</strong> berbasis komputer (Computer<br />
Based Test), yang baru pertama kalinya dilaksanakan. UN Online<br />
dianggap lebih efisien dan mengurangi kecurangan.<br />
Komisi X mendorong pelaksanaan UN berbasis komputer<br />
dapat diperluas dan digunakan oleh banyak sekolah. Walaupun,<br />
program ini dianggap tidak menjamin permasalahan yang<br />
melingkupi UN itu sendiri, maupun pendidikan Indonesia.<br />
Mendikbud mengklaim, dengan UN berbasis komputer ini akan<br />
meminimilisir kecurang an<br />
selama UN berlangsung.<br />
Implementasi Kurikulum<br />
2013 pun menjadi sorotan<br />
Komisi X. Komisi X menilai<br />
penghentian sementara<br />
penerapan K13 membuat<br />
pihak penyelenggara pendidikan<br />
menjadi bingung.<br />
Pemerintah dinilai tidak memiliki<br />
ketegasan untuk menentukan,<br />
apakah K13 dapat<br />
diterapkan atau dihentikan<br />
sementara.<br />
Permasalahan Kemenpora<br />
dengan PSSI pada awal<br />
<strong>2015</strong> pun mendapat sorotan<br />
dari Komisi X. Komisi X berharap<br />
Menpora dapat berkomunikasi dengan PSSI, dan mencari<br />
solusi dari berbagai permasalahan yang terjadi. Apalagi,<br />
semenjak Menpora Imam Nahrawi dilantik belum ada pertemuan<br />
antara Menpora dengan PSSI. Pembekuaan PSSI oleh<br />
Kemenpora, pun dianggap salah alamat.<br />
Akibat kekisruhan yang tak kunjung usai, Komisi X meminta<br />
Kemenpora untuk melakukan pertemuan dengan PSSI paling<br />
lambat 23 Juni <strong>2015</strong>. Komisi X juga meminta Menpora dan PSSI<br />
membicarakan langkah-langkah strategis bersama PSSI untuk<br />
segera mengakhiri sanksi FIFA.<br />
Prestasi Indonesia di Sea Games <strong>2015</strong> Singapura dinilai<br />
mengecewakan. Dengan perolehan medali yang didapat, menempatkan<br />
Indonesia di peringkat ke lima. Padahal, Indonesia<br />
menargetkan minimal peringkat ke tiga. Hasil ini dinilai masih<br />
mengecewakan dan tak memenuhi harapan.<br />
Mengawali September <strong>2015</strong>, jabatan Wakil Ketua Komisi X<br />
DPR Sohibul Iman (F-PKS), kini digantikan oleh Anggota DPR<br />
Abdul Kharis Almasyhari. Sebelumnya, Kharis bertugas di<br />
Komisi XI DPR. Sohibul yang terpilih sebagai Presiden Partai<br />
Keadilan Sejahtera (PKS), dinilai memiliki tanggung jawab semakin<br />
luas di partainya.<br />
Di bidang anggaran, Komisi X DPR dan Mendikbud menyepakati<br />
pagu alokasi anggaran definitif Kementerian Pendidikan<br />
dan Kebudayaan untuk RAPBN 2016 sebesar Rp 49,232<br />
triliun. Sementara, penurunan anggaran Badan Ekonomi<br />
Krea tif tahun 2016 yang telah disetujui Komisi X, diharapkan<br />
tidak mengganggu target yang telah disepakati. Pagu anggaran<br />
sementara Bekraf semula sebesar Rp 1,157 triliun, namun<br />
me ngalami pengurangan sebesar Rp 43 miliar, sehingga menjadi<br />
Rp 1,113 trilun untuk tahun mendatang.<br />
Pertengahan Oktober, Komisi X DPR sepakat untuk<br />
menghapus Pasal Kretek dari Rancangan Undang-Undang<br />
Kebudaya an yang saat ini sedang dibahas. Mengingat, pasal ini<br />
cukup menuai kontroversi dan polemik di masyarakat. Keputusan<br />
ini sebagai bentuk tindak lanjut dari aspirasi masyarakat<br />
yang menilai, dengan adanya Pasal Kretek ini, seperti i ngin<br />
membudayakan konsumsi<br />
kretek kepada anak-anak.<br />
Memperingati Hari Guru<br />
Nasional (HGN) pada 25 November<br />
<strong>2015</strong>, Komisi X menilai,<br />
distribusi guru yang tidak<br />
merata menyebabkan banyak<br />
sekolah kekurangan guru,<br />
masih menjadi masalah yang<br />
perlu mendapatkan perhatian<br />
dari Pemerintah.<br />
Akhir November, Tim Panja<br />
Program Indonesia Pintar<br />
(PIP) mendatangi Provinsi<br />
Jawa Timur untuk melihat<br />
dari dekat problem implementasi<br />
PIP di daerah. Penyaluran<br />
dana Program Indonesia Pintar<br />
(PIP) bagi para siswa miskin harus dipermudah aksesnya.<br />
Selama ini para siswa miskin di daerah kerap sulit mencairkan<br />
dana PIP di bank pelaksana.<br />
Wakil Ketua Komisi X Ridwan Hisjam mengatakan, ada<br />
sistem pada PIP yang perlu diperbaiki, sehingga pencairan<br />
bisa lebih cepat dan tak menemui kendala.<br />
Awal Desember <strong>2015</strong>, Komisi X menurunkan Tim Panja RUU<br />
Kebudayaan ke Mojokerto, Jawa Timur, untuk mensosialisasikan<br />
dan menjaring masukan bagi RUU tentang Kebudayaan.<br />
RUU ini diharapkan mampu membantu pengembangan kebudayaan<br />
di Indonesia.<br />
Dalam waktu bersamaan, Tim Panja RUU Sistem Perbukuan,<br />
berkunjung ke Provinsi DI Yogyakarta untuk menyerap<br />
aspirasi terkait RUU ini. Dengan adanya RUU, diharapkan masyarakat<br />
dapat dengan mudah memperoleh dan memanfaatkan<br />
buku untuk mengembangkan dirinya dan memperoleh<br />
ilmu pengetahuan guna mewujudkan kesejahteraan dan<br />
mencerdaskan kehidupan bangsa. (SF) FOTO: JAKA/PARLE/IW<br />
EDISI <strong>132</strong> TH. XLV, <strong>2015</strong><br />
21