m-132-2015
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
laporan utama<br />
KALEIDOSKOP WAKIL KETUA DPR RI<br />
FAHRI HAMZAH<br />
DPR ADALAH MASA DEPAN DEMOKRASI<br />
INDONESIA<br />
Saat membeberkan refleksi perjalanan<br />
1 Tahun DPR RI Periode 2014-2019, Wakil<br />
Ketua DPR Fahri Hamzah menekankan<br />
bahwa DPR adalah Masa Depan Demokrasi<br />
Indonesia. Menurut Pimpinan Dewan<br />
dari F-PKS ini Demokrasi Indonesia<br />
merupakan Demokrasi yang masih<br />
muda.“Perlunya kita memandang DPR<br />
sebagai harapan bagi keberlangsungan<br />
proses demokrasi yaitu proses daulat<br />
rakyat,” kata Fahri Hamzah awal Oktober<br />
lalu.<br />
Dia menekankan, dalam satu tahun<br />
kinerja DPR dapat dilihat dari sistem<br />
kelembagaan baru yang diatur dalam<br />
UU Nomor 42 Tahun 2014 tentang<br />
MD3, yang memandang bahwa selama<br />
ini DPR sebagai lembaga pengawas tidak<br />
memiliki alat yang mumpuni untuk<br />
mengimbangi sistem kerja Pemerintah<br />
yang memiliki sistem pendukung birokrasi<br />
dan berbagai lembaga tinggi negara.<br />
Sejalan dengan itu, studi awal termasuk<br />
sayembara penataan komplek parlemen<br />
harus sukses, karena ini adalah sebagai<br />
upaya meletakkan blue print (cetak biru)<br />
menuju masa depan.<br />
“Ini adalah keberlanjutan dari proses<br />
kita membangun pilar-pilar bernegara<br />
dan pilar demokrasi. Di level Pimpinan tidak<br />
ada keraguan bahwa proses ini harus<br />
berjalan terus karena tidak mungkin kita<br />
membiarkan anomali kondisi kita menjadi<br />
tertawaan orang,” katanya saat memimpin<br />
Rapat Tim Implementasi Reformasi DPR<br />
dengan Ikatan Arsitek Indonesia beserta<br />
tokoh senior IAI di Jakarta, Senin (31/8).<br />
Menurut Fahri, transformasi yang luar<br />
biasa terjadi sejak 17 tahun lalu, ada demokrasi<br />
di Indonesia dan lahirlah 4 kali<br />
amandemen UUD 45, yang secara jelas<br />
menyebutkan bahwa kekuasaan Presiden<br />
itu dirampas oleh rakyat melalui penguatan<br />
Dewan. “Maka mustahil Dewan tidak<br />
berubah,” tegasnya.<br />
Saat memperingati Hari Guru Nasional<br />
tanggal 25 November, Fahri mengatakan,<br />
masalah kesejahteraan dan kualitas<br />
guru masih tetap isu krusial yang perlu<br />
mendapat perhatian.<br />
“Di desa itu, guru-guru identik dengan<br />
penderitaan, dan kesulitan hidup.<br />
Masih banyak yang belum berkecukupan.<br />
Sehingga ini menjadi tugas kita untuk<br />
memuliakan guru. Kalau negara belum<br />
bisa, paling tidak kita secara pribadi dapat<br />
membantu guru yang memiliki jasa kepada<br />
kita,” pesan Fahri.<br />
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menerima cindera mata<br />
dari mahasiswa IISIP, Biak Numfor Papua<br />
Perhatian Wakil Ketua DPR Fahri<br />
Hamzah kepada nasib buruh juga ditunjukkan<br />
saat menerima Panitia Nasional<br />
Kongres ke-IV Serikat Buruh Sejahtera<br />
Indonesia 1992 di ruang kerjanya Lantai IV<br />
Gedung Nusantara III Selasa (24/3) Senayan,<br />
Jakarta.<br />
Ia mengatakan, aspirasi para buruh<br />
yang disampaikan ke DPR lebih banyak<br />
menagih janji-janji pemilu, sebagaimana<br />
diungkapkan Jokowi-JK di depan buruh<br />
pada kampenye lalu.<br />
Guna menjawab kesimpang-siuran<br />
keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) di<br />
Provinsi Banten, DPR Wakil Ketua Bidang<br />
Korkesra Fahri Hamzah beserta Anggota<br />
Komisi IX DPR mengambil inisiatif mendatangi<br />
langsung perusahaan yang terindikasi<br />
mempekerjakan TKA yaitu pabrik<br />
Semen Merah Putih di Kecamatan Bayah,<br />
Kabupaten Lebak Banten, Rabu sore<br />
(9/9/<strong>2015</strong>).<br />
“Kami datang untuk mengklarifikasi<br />
ada laporan di berbagai media bahwa ada<br />
Tenaga Kerja Asing unskilled(tanpa keahlian)<br />
asal Tiongkok yang dipekerjakan<br />
di sini,” sergah Fahri meminta penjelasan<br />
fokus pada permasalahan tersebut. Menurut<br />
Fahri, jika praktek tersebut ada maka<br />
tidak sesuai dengan Undang-Undang<br />
Tenaga Kerja dan sejumlah peraturan<br />
Menteri Tenaga Kerja.<br />
Satu lagi yang patut dicatat adalah kegiatan<br />
Fahri Hamzah melakukan sidak ke<br />
Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur Selasa<br />
(26/10) siang. Menurut Fahri, kedatangan<br />
Pimpinan DPR dan rombongan adalah<br />
dalam rangka menggunakan haknya salah<br />
satunya adalah inspeksi mendadak (sidak).<br />
Kunjungan ini dilakukan karena Pimpinan<br />
menerima surat dari masyarakat<br />
warga binaan yang meminta agar negara<br />
memberikan perhatian atas hubungan<br />
mereka dengan anak-anaknya.<br />
“Melihat kondisi itu, Pimpinan DPR<br />
meminta agar ditinjau kembali dan<br />
waktu kunjungan diubah menjadi pukul<br />
4 sampai pukul 5 sore,” ungkapnya.<br />
Anak-anak tidak bermasalah, yang<br />
bermasalah adalah orang tuanya. “Jadi<br />
anak janganlah dibawa dalam persoalan<br />
ini, biarlah orang tuanya yang bermasalah,<br />
tapi anak jangan,” pungkas<br />
Fachri.<br />
Pimpinan DPR ini juga memberi perhatian<br />
khusus pada pembangunan Papua<br />
dengan mengunjungi Biak. Fahri menegaskan<br />
Kabupaten Biak di Papua dinilai<br />
sangat menarik.Namun, bandaranya yang<br />
luas kini sepi. Lokasinya strategis tapi tak<br />
dimanfaatkan dengan baik. Dahulu pernah<br />
difungsikan dengan baik, karena posisi<br />
bandara ini di Samudra Pasifik dan berlokasi<br />
di ekuator. Garuda Indonesia pernah<br />
memasukkan Biak dalam penerbangan Internasional<br />
ke Amerika Serikat (AS).<br />
Saya mau menarik perhatian Pemerintah<br />
Pusat, agar kota Biak kembali menjadi<br />
kota international dan pusat pengembangan<br />
di kawasan timur. Ini juga bisa membantu<br />
kemajuan pengembangan di tanah<br />
Papua. Demikian disampaikan Wakil Ketua<br />
DPR RI Fahri Hamzah saat berkunjung ke<br />
Biak, Papua, Sabtu (31/10).<br />
Pengembangan Biak menjadi kota internasional,<br />
kata Politisi F-PKS ini, harus<br />
menjadi salah satu agenda dalam perjanjian<br />
Trans Pasific Partnership yang sedang<br />
dijajaki pemerintah. Menurut Fahri,<br />
bila tak ada agenda itu, berarti hanya akan<br />
menjadi deal dagang yang “kejam”. “Kita<br />
harus berani memasukkan klausul perjanjian,<br />
dengan meletakkan pusat kemajuan di<br />
timur yang merupakan bagian dari desain<br />
kerja sama perdagangan Internasional,”<br />
tandasnya. (MP) FOTO: JAKA/PARLE/IW<br />
EDISI <strong>132</strong> TH. XLV, <strong>2015</strong><br />
9