13.10.2016 Views

m-132-2015

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sedikit sekali artis lawas yang masih tetap eksis hingga<br />

saat ini. Hetty Koes Endang merupakan satu dari sedikit<br />

artis tersebut. Ditemui usai konferensi Pers acara<br />

Dangdut Academy Asia di Indosiar, penyanyi berdarah<br />

campuran Sunda dan Minang ini berbagi rahasia pada Rahayu<br />

Setiowati dan Naefurodji dari Parlementaria.<br />

“Istirahat, banyak air putih, olahraga, dan kebetulan saya<br />

tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol,” ungkap<br />

pemilik nama lengkap Hetty Koes Madewy ini.<br />

Meski demikian ditambahkannya, sebagai orang Sunda asli,<br />

sejak gadis oleh sang ibu, ia sudah diperkenalkan dengan jamu,<br />

minum tradisional yang diraciknya sendiri. Seperti perasan<br />

daun sirih, kencur dan kunyit. Tak heran jika kualitas vokal<br />

dan penampilannya tetap terjaga meski usianya sudah tidak<br />

muda lagi.<br />

Ketika banyak artis lawas yang bernasib “kurang beruntung”<br />

di masa tuanya, Hetty bersyukur hal itu tidak terjadi<br />

pada dirinya. Baginya, saat ini menyanyi menjadi hal nomer<br />

dua. Keluarga merupakan yang utama bagi dirinya. Tak sedikit<br />

tawaran menyanyi yang ia tolak, karena berbenturan dengan<br />

agenda keluarganya. Bahkan ia kini menggandeng putra sulungnya,<br />

Ameer Mahmed untuk memenejerinya.<br />

“Saat ini anak saya sendiri yang menjadi menejer saya. Jadi<br />

kalau dia bilang enggak boleh ambil pekerjaan itu, ya saya tidak<br />

akan ambil. Keluarga nomer satu bagi saya,” ungkap Hetty.<br />

Lebih lanjut istri dari Yusuf Erwin Faisal ini menjelaskan<br />

bahwa penyanyi itu ada beberapa kategori, yakni penyanyi<br />

festival atau kompetisi, penyanyi di TV, penyanyi di pentas<br />

ataupun penyanyi di album rekaman saja. Ia bersyukur pernah<br />

merasakan dan melewati semua itu. Bahkan kini diakuinya untuk<br />

luar negeri seperti di Malaysia, ia hanya bernyanyi untuk<br />

acara khusus saja, misalnya undangan keluarga kerajaan.<br />

Sebulan terakhir ini hampir setiap hari wajahnya tampil<br />

di layar kaca. Pasalnya, penyanyi kelahiran Jakarta 6 Agustus<br />

1957 ini dipercaya oleh Indosiar untuk menjadi juri acara<br />

contest dangdut tingkat Asia bertajuk Dangdut Academy Asia.<br />

Meski bukan termasuk penyanyi dangdut, namun kemampuan,<br />

kualitas serta pengalaman ibu empat orang anak dalam<br />

kompetisi menyanyi sudah tidak diragukan lagi.<br />

Maklum awal karir Hetty di sekitar tahun 1970 an dimulai<br />

dari satu kompetisi ke kompetisi lainnya, mulai tingkat daerah<br />

hingga tingkat nasional, bahkan internasional pernah diikutinya.<br />

Sebut saja pada Tahun 1972, 1973, 1974, Hetty berturutturut<br />

meraih juara pertama festival penyanyi se-Jawa Barat.<br />

Tahun 1976 ia menjadi runner up festival Penyanyi Tingkat<br />

nasional dimana juara pertama diraih Grace Simon, dan juara<br />

tiga diraih Margie siegers.<br />

Tahun berikutnya, ia meraih juara pertama di ajang yang<br />

sama, sementara juara dua diraih oleh Melky Goeslaw dan Diana<br />

Nasution, dan juara tiga diraih Ira Puspita. Tidak hanya itu,<br />

di ajang internasional Hetty juga pernah mewakili Indonesia di<br />

ajang WPSF di Tokyo dan berhasil meraih “Most Outstanding<br />

Performance” bersama Aji Bandi, pencipta lagu “Damai Tapi<br />

Gersang”.<br />

JURI DANGDUT ACADEMY ASIA<br />

Saat ini Hetty mengaku kompetisi pencarian bakat dan<br />

penyanyi muda memang lebih banyak dibanding ketika pada<br />

masa dulu. Sayangnya, hal itu bukan diprakasai pemerintah.<br />

Sejatinya pemerintah juga memiliki kewajiban menciptakan<br />

regenerasi penyanyi dan seniman asli Indonesia yang bisa melestarikan<br />

budaya bangsa. Namun, justru pihak swastalah yang<br />

lebih tergerak menggelar ajang tersebut.<br />

Hetty bersama Direktur Programing Indosiar dan peserta DAA<br />

“Ya justru pihak swasta yang lebih tertarik menggelar kompetisi<br />

menyanyi, termasuk dangdut. Ini sangat positif. Namun<br />

sayangnya tidak sedikit penyelenggara yang lebih memilih<br />

pemenang berdasarkan vote atau polling SMS. Terus terang<br />

bunda tidak suka ini. Karena apa gunanya penilaian bunda sebagai<br />

juri. Ini jugalah yang bunda tanyakan ke Indosiar saat<br />

ditawari menjadi juri Dangdut Academy Asia. Untungnya Indosiar<br />

tidak demikian. Pemenang berdasarkan penilaian juri,<br />

bukan SMS. Makanya bunda terima tawaran itu,” paparnya.<br />

Terkait keberadaan kontes dangdut tingkat Asia yang diprakasai<br />

oleh Indosiar, dimana Hetty didapuk menjadi salah<br />

satu jurinya, Ia menilai itu merupakan hal positif yang harus<br />

terus didukung. Mengingat dangdut merupakan musik asli Indonesia<br />

yang harus dilestarikan. Tidak hanya itu, ajang ini juga<br />

bisa menjadi sarana untuk memperkenalkan musik dan budaya<br />

asli dalam negeri.<br />

Meskipun bukan berasal dari genre musik dangdut, namun<br />

ia bangga dengan perkembangan dangdut masa kini. Itu terbukti<br />

dengan semakin banyaknya anak muda yang notabene<br />

sebagai generasi penerus bangsa yang tertarik dan mendalami<br />

music ini.<br />

Lagi-lagi Hetty melihat dukungan pemerintah terhadap<br />

musik dangdut dan seniman Indonesia belum seratus persen.<br />

Pasalnya, saat ini belum ada gedung khusus yang sengaja disediakan<br />

negara atau pemerintah bagi penyanyi dan seniman<br />

untuk memamerkan karyanya secara free alias gratis.<br />

“Bunda lihat perhatian pemerintah terhadap seniman khususnya<br />

musisi dangdut saat ini masih kurang ya. Misalnya<br />

belum ada gedung khusus kesenian sebagai tempat seniman<br />

memamerkan karyanya secara gratis. Itu kan bagian dari dukungan<br />

pemerintah juga kan,” pungkasnya sambil berharap<br />

ke depan pemerintah bisa mewujudkan harapannya tersebut.<br />

(AYU) FOTO: NAEFUROJI/PARLE/HR<br />

EDISI <strong>132</strong> TH. XLV, <strong>2015</strong><br />

71

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!