m-132-2015
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
PEMBONGKARAN PAPAN REKLAME<br />
YANG MASIH BERSENGKETA DI MA RI<br />
Saya ingin menyampaikan kepada<br />
Ketua Komisi III DPR RI, perihal permohonan<br />
keadilan atas tindakan oknum Kepala<br />
Dinas Pemakaman dan Pertamanan<br />
Kota Bandung dan oknum Kepala Satuan<br />
Polisi Pamongpraja Kota Bandung yang<br />
diduga telah membongkar paksa papan<br />
reklame yang masih dalam proses sengketa<br />
di MA-RI.<br />
Saya adalah Dirut PT. Rajawali Neon<br />
yang memiliki papan reklame berlokasi<br />
di Jl. Pajajaran dan Jl. Pasiri Kota Bandung<br />
yang dibongkar secara paksa. Padahal<br />
papan reklame yang seharusnya<br />
dibongkar adalah papan reklame iklan<br />
rokok yang terletak di Jl. Asia Afrika, Kota<br />
Bandung dan saya tidak pernah memasang<br />
reklame berupa iklan rokok.<br />
Atas pembongkaran papan reklame<br />
tersebut, saya merasa keberatan karena<br />
permasalahan papan reklame tersebut<br />
saat ini masih dalam proses pemeriksaan<br />
di Mahkamah Agung RI Melalui PN<br />
Kelas 1A Bandung dengan No. Reg. 16/<br />
PDT/KS/2014/PN.BDG. Seharusnya tindak<br />
pembongkaran baru dapat dilakukan<br />
setelah proses hukum di pengadilan<br />
mendapat putusan yang berkekuatan<br />
hukum tetap (inkracht).<br />
Selain itu barang bukti besi dan tiang<br />
pancang reklame hasil pembongkaran<br />
sudah hancur dan dibawa oleh dua kendaraan<br />
truk operasional dari Satpol PP<br />
dan Dinas Pemakaman dan Pertama nan<br />
Kota Ban dung,<br />
yang hingga saat<br />
ini tidak diketahui<br />
keberadaannya.<br />
Pengadu berharap agar<br />
petugas yang membawa barang bukti<br />
tersebut dapat ditahan oleh petugas<br />
yang berwajib.<br />
Saya memohon bantuan Ketua Komisi<br />
III DPR RI agar permasalahan tersebut<br />
dapat diselesaikan berdasarkan ketentuan<br />
hukum yang berlaku.<br />
Demikian untuk menjadi periksa dan<br />
terima kasih.<br />
Haji Yana Sunaryana<br />
Bandung, Jawa Barat<br />
PERLINDUNGAN HUKUM DAN GANTI RUGI<br />
ATAS PENYEROBOTAN TANAH ADAT BAHRAINI<br />
Disampaikan dengan hormat kepada Ketua Komisi III DPR RI<br />
perihal permohonan perlindungan hukum dan ganti rugi atas<br />
penyerobotan tanah Adat Bahraini seluas 58.000 m2 oleh Sdr.<br />
Rudy Resnawan (RR), Wakil Gubernur Kalimantan Selatan yang<br />
saat itu merupakan Walikota Banjarbaru beserta istri, yaitu<br />
Sdri. Rosdiawati (R), dimana tanah tersebut akan digunakan<br />
untuk kepentingan pembangunan Kampus IPDN Prov. Kalsel.<br />
Bahwa tanah tersebut merupakan tanah adat Bahraini dan<br />
milik sebagian warga masyarakat di Kampung Cempaka, Banjarbaru.<br />
Sdr. RR dan istrinya, R telah mengambilalih hak atas tanah<br />
tersebut dengan diterbitkannya SHM No. 3994/3997/3999<br />
tahun 2004 atas nama ybs, dimana penerbitan SHM tersebut<br />
diduga cacat hukum karena pada saat pembuatan sertifikat<br />
tanah dimaksud belum dalam proses dibeli dan status tanah<br />
masih merupakan tanah milik adat Bahraini sesuai surat No.<br />
25/1.13.KT/1971, tgl 23 Maret 1971 yang dibuat oleh Kepala<br />
Kampung Cempaka dan diketahui oleh Camat dan Ketua RT<br />
Cempaka.<br />
Kami mendapat informasi bahwa tanah tersebut semula dibeli<br />
oleh Sdr. Gajali (yang merupakan anak buah Sdr. RR) dari<br />
Sdr. Ruyani dan A. Hulaini, selaku pemilik tanah tersebut. Namun<br />
pembelian tanah tersebut ternyata cacat hukum karena<br />
tidak melalui prosedur yang berlaku. Pengadu menduga BPN<br />
Banjarbaru telah terlibat dalam pelanggaran tersebut, karena<br />
ketika pengadu menanyakan kepada BPN Banjarbaru terkait<br />
legalitas penerbitan SHM No. 3994/3997/39999 tahun 2004<br />
atas nama Sdr. RR dan R, pihak BPN Banjarbaru tidak berani<br />
memberikan jawaban yang sebenarnya karena masalah tersebut<br />
menyangkut pejabat mantan Walikota Banjarbaru.<br />
Adapun dana yang disediakan untuk pembangunan Kampus<br />
IPDN tersebut adalah sebesar Rp. 128.000.000.000,-. Oleh<br />
karenanya pengadu meminta ganti rugi atas tanah miliknya<br />
yang telah diambilalih tersebut karena masyarakat mengalami<br />
kerugian yang tidak sedikit sebagai dampaknya.<br />
Kami memohon agar Komisi III DPR RI dapat membantu menyelesaikan<br />
permasalahan tersebut,sesuai dengan ketentuan<br />
hukum yang berlaku.<br />
Masalah tersebut terkait dengan persoalan pertanahan<br />
yang merupakan lingkup bidang kerja Komisi II, kiranya surat<br />
tersebut juga dapat disampaikan kepada Komisi II untuk<br />
mendapat tindaklanjut.<br />
HM. Padlan, SH., MH<br />
Banjarmasin, Kalsel<br />
EDISI <strong>132</strong> TH. XLV, <strong>2015</strong><br />
5