13.10.2016 Views

m-132-2015

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Problem lama juga masih terulang seperti tidur saat sidang atau bahkan tidak<br />

hadir. DPR belum mampu meyakinkan rakyat bahwa mereka adalah betul-betul<br />

wakil rakyat. Penyambung lidah rakyat semestinya memperjuangkan aspirasi<br />

rakyat bukan aspirasi partai dan golongannya. Sebetulnya saya yakin bahwa<br />

masih banyak anggota DPR yang jujur dan bekerja untuk rakyat. Tapi jika mereka<br />

diam saja terhadap kesalahan anggota lainnya, jangan salahkan apabila<br />

rakyat tidak lagi percaya kepada lembaga DPR secara keseluruhan, ditambah<br />

lagi skandal yang membelit pimpinan Dewan, sejauh penilaian saya pribadi,<br />

Pimpinan DPR saat ini adalah pimpinan yang paling tidak kredibel dibandingkan<br />

dengan pimpinan sebelumnya.<br />

Hanindyo Permana, S.IP, 24 tahun<br />

(Karyawan Swasta - Palangkaraya)<br />

Opini saya, kinerja DPR sebagai lembaga legislatif<br />

belum berfungsi secara maksimal. Lebih banyak<br />

menunjukkan kontroversi dibanding kinerja dalam<br />

perumusan undang-undang yang pro rakyat. Selain<br />

itu saya berharap, tidak ada tendensi-tendensi<br />

yang bersifat negatif yang bukan untuk kepentingan<br />

masyarakat dalam pembentukan Pansus seperti Pelindo dll. Pansus-pansus<br />

tersebut diharapkan menjadi pembuktian DPR dalam menjalankan fungsinya<br />

sebagai pengawas pemerintah, bukan malah dijadikan alat untuk manuvermanuver<br />

kepentingan politik tertentu. Terakhir harapannya DPR mampu menjadi<br />

tangga dalam menjembatani aspirasi Rakyat secara keseluruhan, bukan<br />

terbatas golongan/partai politik.<br />

Abdul Hair, 26 tahun (Penulis –<br />

Tolitoli)<br />

Pengamatan saya tentang DPR selama ini<br />

bersumber dari media, artinya baik atau buruknya<br />

kinerja DPR yang saya ketahui adalah ditentukan<br />

oleh media. Menurut saya media saat ini condong<br />

ke dua sisi: yang satu cenderung pro ke pemerintah<br />

dan yang satunya lagi cenderung kontra. Yang pro<br />

pemerintah biasanya (dan seringkali) menilai buruk kinerja DPR. Hal-hal yang<br />

diliput media tentang DPR kebanyakan hal-hal yang bombastis, pertarungan antar<br />

elit Parpol. Jadinya isu tentang kebijakan dan kinerja jadi tersingkir. Menurut<br />

objektivitas saya, DPR itu isinya lebih dari 500 orang, untuk melihat satu persatu<br />

kinerja anggota tentulah sulit, dan media mainstream tentu tidak menjangkau itu.<br />

Kalau saya mengatakan semua anggota DPR berkinerja buruk, kurang tepat<br />

juga, karena pasti masih ada yang kinerjanya bagus.<br />

Menurut saya secara perorangan, ada anggota yang kinerjanya bagus namun<br />

ada juga yang buruk. Tapi secara kelembagaan dan secara general, kinerja<br />

DPR saya nilai sangat buruk, itu hasil penilaian saya yang bersumber dari Media.<br />

Iqbal Fajar, 22 Tahun (Aktivis<br />

Mahasiswa Univ Brawijaya –<br />

Malang)<br />

Sesungguhnya Parlemen (dalam hal ini<br />

DPR), merupakan kunci utama dalam sebuah<br />

negara Demokrasi, karena melalui lembaga<br />

inilah Rakyat terwakili untuk mengawasi dan mengatur pemerintah agar tidak<br />

semena-mena dan menjadi diktator. Indonesia telah mengalami masa dimana<br />

DPR lemah sehingga Eksekutif menjadi semena-mena saat zaman Soeharto.<br />

Namun sayang, pasca reformasi, meskipun secara kelembagaan DPR menguat<br />

namun DPR saat ini tidak sama sekali mencerminkan keterwakilan Rakyat Indonesia.<br />

DPR seolah hanya mewakili kepentingan partai dan golongannya saja.<br />

Kerja DPR setahun ini tidak menyentuh secara langsung kepada masyarakat.<br />

Seharusnya DPR membenahi regulasi pendidikan, kesehatan dan pelayanan<br />

dasar agar pro terhadap rakyat kecil, bukan malah mempertontonkan dagelan<br />

politik seperti Papa Minta Saham dll. Jangan sampai karena nila setitik rusak<br />

susu sebelanga. Seluruh Anggota DPR harus melakukan instropeksi diri, bahwa<br />

mereka saat ini memegang amanah Rakyat Indonesia yang begitu besar, sehingga<br />

tidak boleh main-main dalam menjalankan amanah tersebut. Kesimpulannya<br />

adalah, kita jaga lembaga DPR, kita perkuat. namun mari kita robohkan<br />

orang-orang yang membuat kotor DPR!!! Hidup Rakyat Indonesia!!!<br />

Bagus Santa Wardhana,<br />

32 Tahun (Tokoh Pemuda –<br />

Buleleng)<br />

Saya berpendapat kinerja DPR selama<br />

1 tahun ini kurang maksimal, sepertinya<br />

yang kita ketahui bersama DPR<br />

mempunyai fungsi: penganggaran, pengawasan<br />

dan legislasi. Secara umum kinerja<br />

DPR bisa dikatakan bagus, tetapi jika<br />

dilihat secara spesifik tidak ada pekerjaan yang kongkrit misalkan dalam legislasi<br />

yang masih lemah. Sejauh pengamatan saya untuk pengawasan dan anggaran<br />

sudah cukup bagus. Namun sayang sekali, fungsi pengawasan dan penganggaran<br />

yang sudah cukup bagus tersebut harus tertutup oleh pemberitaan negatif<br />

di media, terlebih karena oknum pimpinan DPR yang bertemu Donald Trump<br />

atau yang terbaru kasus pencatutan nama Presiden. Polemik seperti ini membuat<br />

masyarakat berpikir bahwa DPR seluruhnya adalah buruk, meskipun di<br />

DPR itu ada 560 anggota yang pasti ada juga anggota yang betul-betul bekerja<br />

untuk Rakyat. Saya berharap DPR ini bekerja demi Indonesia yang maju, adil,<br />

sejahtera dan makmur serta berpedoman pada Pancasila dan UUD1945.<br />

Castie, 42 Tahun (Karyawati<br />

Swasta – Jakarta)<br />

Saya melihat kinerja birokrasi di tubuh<br />

Sekretariat Jenderal DPR semakin baik<br />

dibandingkan tahun kemarin. Sebagai<br />

pihak swasta, para pegawai Setjen terlihat<br />

semakin profesional. Namun disisi<br />

lain, sulit untuk melihat kinerja birokrasi<br />

berimbas positif pada lembaga DPR sebagai<br />

legislatif. Birokrasi Setjen yang notabene PNS atau pegawai, dan anggota<br />

DPR yang dipilih rakyat dari partai politik, seperti terpisah dan berbeda walau<br />

berada dalam satu kompleks dan gedung yang sama. Menurut saya ini pen ting<br />

untuk menjadi perhatian kita bersama. Saya sebagai masyarakat biasa juga<br />

tetap mengharapkan agar para anggota DPR bisa mendahulukan kepentingan<br />

bersama dibandingkan kepentingan partai atau kelompoknya.<br />

EDISI <strong>132</strong> TH. XLV, <strong>2015</strong><br />

39

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!