10.04.2018 Views

TamaT - Majalah Detik

majalah detik

majalah detik

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Fokus<br />

akhir pks di koalisi<br />

“<br />

Risiko besarnya<br />

akses ekonomi<br />

politiknya akan<br />

berkurang. Akses<br />

kekuasaan akan<br />

berkurang, Tapi<br />

ini konsekuensi.<br />

“<br />

ada yang mengajak berkoalisi.<br />

Selain itu, SBY juga masih menimbang kekuatan<br />

PKS tidak bisa dianggap remeh. PKS berpengalaman<br />

di dalam gerakan politik ekstra parlementer, goyanggoyang<br />

pagar dan demonstrasi.<br />

Dalam peta koalisi, selama ini PKS menjadi kekuatan<br />

penyeimbang. PKS punya kekuatan di ekstra-parlementer<br />

sedangkan Golkar punya kekuatan<br />

di intra-parlementer. Jika PKS keluar, kekuatan penyeimbang<br />

itu akan hilang dan politisi makin leluasa<br />

di koalisi. Dengan berbagai pertimbangan itulah, SBY<br />

tidak bisa cepat mengambil keputusan untuk PKS.<br />

l l l<br />

Sama dengan SBY, PKS juga masih memilih menunggu.<br />

Ia tahu banyak kerugian bila mengundurkan<br />

diri dan keluar dari pemerintahan. Berada di luar<br />

pemerintahan, jelas memangkas pendanaan partai.<br />

Sudah jadi rahasia umum, bagaimana setiap kader<br />

yang jadi menteri jadi mesin uang bagi partainya.<br />

“Risiko besarnya akses ekonomi politiknya akan<br />

berkurang. Akses kekuasaan akan berkurang, Tapi<br />

ini konsekuensi,” ujar pengamat politik Indonesia<br />

Institut Hanta Yudha.<br />

Bila pun PKS akhirnya keluar dari koalisi dan, ini<br />

pun bukan berarti PKS akan tamat.PKS belum akan<br />

habis meski instrumen kampanyenya berkurang dan<br />

melemah. Dukungan terhadap PKS akan tetap ada<br />

terlebih sejak 2004,PKS terus memperluas basis<br />

massanya. Bahkan mungkin massa PKS berbiak<br />

karena simpati.<br />

“De ngan berakhirnya koalisi PKS, pendukung<br />

yang sempat berpaling akan kembali memilih PKS,<br />

karena menilai PKS hanya menjadi bumper pemerintah,”<br />

ujar pengamat politik Arie Dwipayana. (DEN/YOG)<br />

<strong>Majalah</strong> detik 9 - 15 april 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!