You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Hukum<br />
Lembaga Pemasyarakatan<br />
Pekanbaru<br />
andri/detikfoto<br />
Pesan BlackBerry Messenger (BBM) itu<br />
masuk ke handphone Wakil Menteri Hukum<br />
dan HAM Denny Indrayana. Pengirimnya,<br />
Plt Deputi Pemberantasan Badan Narkotika<br />
Nasional (BNN) Brigjen Pol Benny Mamoto. Minggu,<br />
1 April 2012, sore itu, Benny memintanya untuk terbang<br />
ke Pekanbaru, Riau. Sebuah penggerebekan<br />
narkoba akan dilakukan BNN di Lembaga Pemasyarakatan<br />
Pekanbaru.<br />
Pukul 21.00 WIB, ditemani seorang ajudannya,<br />
Denny tiba di Pekanbaru dengan pesawat carteran<br />
BNN. Sebelum bergerak ke Lapas Kelas II A itu, ia<br />
diberi informasi tentang adanya gembong narkoba<br />
di lapas itu. Gembong itu berinisial JT, seorang napi<br />
kasus pembunuhan. Napi yang<br />
memperoleh asimilasi itu adalah<br />
tokoh pemuda yang cukup disegani<br />
di Riau.<br />
Adapun narkoba yang diedarkannya<br />
di lapas dipasok dari<br />
Malaysia via Aceh. Tak cuma JT<br />
dan anak buahnya, perdagangan<br />
barang haram itu diduga melibatkan<br />
sipir penjara. Narkoba jenis<br />
sabu-sabu itu diselundupkan<br />
melalui sipir yang bertugas di menara pengawas.<br />
BNN sudah lama mengendus modus sindikat narkoba<br />
di lapas itu.<br />
Pesawat yang membawa tim BNN dari Jakarta<br />
mendarat di Bandara Pekanbaru sekitar pukul 21.00<br />
WIB setelah take off dari Bandara Halim sekitar<br />
pukul 19.00 WIB. Tim tidak langsung menuju lapas,<br />
tetapi menuju Posko yang berjarak sekitar 15 menit<br />
perjalanan lewat darat dari bandara.<br />
<strong>Majalah</strong> detik 9 - 15 april 2012